Breaking News

Sastra

Kunti (3)

Amarah Lana  Oleh: Cak Choirul   Pohon randu tempat Sarjan dan Kunti suka membuat janji di tengah pegunungan Bukit Deret masih berdiri kokoh walaupun berusia belasan tahun. Demikian pula salah satu dahan tempat Gagak Hitam bertengger tampak kian kuat meninju langit. Anehnya, malam itu, Gagak Hitam tak terlihat. Bahkan sisa bulu yang biasanya berserakan di sekitar pohon juga lenyap seperti ...

Read More »

Kunti (2)

Manyapa Iblis Oleh: Cak Choirul Api unggun itu telah padam akibat amuk Sarjan yang tak sabar menunggu Kunti hingga jam tangannya menunjuk pukul 03.00 dini hari. Sarjan menggunakan sepatu boot petani hadiah dari Kepala Desa untuk membuyarkan nyala api itu, bahkan bara yang menganga tajam dihantamnya dengan sebatang pohon yang dicabut dari akarnya. “Kunti tidak tahu diri, aku diterlantarkan tanpa ...

Read More »

Kunti (1)

Menunggu  Oleh : Cak Choirul Malam itu, sekitar pukul 23.00, Sarjan tampak berjaket tebal sembari mendekapkan kedua tangannya di ketiak kiri kanan. Dari kedua lubang hidungnya yang tak terlalu bangir terlihat asap putih saat dia menghembuskan udara. Sesekali Sarjan menggosokkan kedua telapak tangannya yang kepucatan, selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong jaket kulit warna coklat yang mulai kusam.  Tak jauh dari ...

Read More »

Sanad Ijazah Kubrò

Oleh: KH. Mardhani Zuhri   Dipagi hari itu. Ditahun 1984. Adalah hari yang sakral. Karena ada peristiwa besar yang bila tidak berlebihan menggambarkannya maka perisiwa tersebut hanya terjadi satu kali saja sepanjang aku belajar di Gontor. Aku kelas 3 saat itu, ditengah pelajaran ke 3 terdengar pengumuman dari menara masjid Pondok yang pastinya pola pemberitahuan melalui spèker menara Pondok adalah ...

Read More »

Apa yang Kau Bela?

“Mati sebagai Islam itu baik, tapi akan lebih baik lagi kalau kita mati ketika sedang membela Islam.”   Oleh : Ustadz Fatih Karim     Teringat belum lama ini, tepatnya hari Jum’at, saya satu mobil bersama Ustadz Kusyaeri. Dia adalah Direktur Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Center pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir. Kami menuju Parung dalam rangka melihat lokasi tanah yang ...

Read More »

Jangan Tutup Pintu Masjid-mu

Sahabatku, Bila suatu hari nanti kamu atau aku diizinkan Allah mampu membangun masjid, pesanku: Bukalah pintu masjidmu 24 jam, agar engkau tidak malu dihadapan Allah yang telah membukakan pintu ampunanNya untuk kita semua disetiap waktu. Barangkali ada saudara kita yang ingin beri’tikaf malam atau bertahajjud dan pintu masjid yang dijaga oleh ta’mir tetap terbuka. Jangan pernah engkau tulis ‘Dilarang Tidur ...

Read More »

Butuh Semangat Kepahlawanan Menjadi Saksi di MK

Oleh: M Said Didu   Sekelumit situasi dan tantangan sebagai saksi penggugat di Mahkamah Konstitusi. Dibutuhkan orang bernyali kuat untuk menjadi saksi di MK dengan posisi sebagai saksi yang berhadapan dengan penguasa. Dan alhamdulillah masih ada yang bersedia dengan resiko dan pengorbanan yang tinggi. Saksi 02 ibarat harus berjuang sendiri dalam banyak hal. Bahkan menuju MK pun harus dengan perjuangan ...

Read More »

Ke-Arab-araban

Oleh: Desi Suyamto Dua adik perempuan dari Eyang Kakungku – RM Sutantio Purnowidagdo adalah Biarawati Katolik. Kedua Eyang Putri Alitku itu bernama: Sr. Ursulia dan Sr. Agnesien. Semasa masih sugeng Sr. Ursulia mengabdi di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, Ganjuran, Bantul, Yogyakarta. Sedangkan Sr. Agnesien mengabdi di RS Santo Borromeus, Bandung. Salah satu keponakan Eyang Kakungku , yaitu Budheku – ...

Read More »

People Power, Rasul Melawan Kecurangan*

  Tahun 630 M tepatnya pada tahun ke 8 Hijriah, kaum musyrik Quraish mencurangi aturan main dalam kesepakatan Hudaibiyah. Rosulullah pun tidak bisa lagi mentolelir kelakuan musyrik Quraish yang sudah berulang kali berbuat tidak fair dan melanggar aturan yang telah disepakati bersama. Abu Sufyan, salah satu pemimpin Quraish datang ke Madinah, mencoba melakukan negosiasi agar Rosulullah mau menerima kecurangan musyrik ...

Read More »

Kalian Sudah Kalah..!!

Oleh: Satria Hadi Lubis   Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan Fir’aun ketika Nabi Musa as sampai di tepi laut merah. Tak ada jalan lagi. Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan raja Namrudz ketika Nabi Ibrahim as dibakar di dalam lapangan api yang luas. Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan pasukan Ahzab ketika mereka mengepung Nabi Muhammad saw di dalam ...

Read More »