Lifestyle

Menerima yang Baik dan Buruk

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. DULU AKU berpikir bahwa hal terburuk dalam hidup adalah berakhir dalam kesendirian, ternyata itu salah. Hal terburuk dalam hidup adalah berakhir dengan orang-orang yang membuat kita merasa sendirian. Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya justru memegang belati dan menusuk punggung kita. Kita tak bisa berharap semua orang akan selalu setia pada ...

Read More »

Terapi Lorong Waktu

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. SAAT menghabiskan waktu selama masa rehat atas anjuran dokter. Aktivitasku benar-benar dibatasi. Pokoknya judulnya gabut. Do nothing, kecuali minum obat, konsumsi air putih dan rehat sembari rebahan. Di sela-sela kegabutan itu, aku bongkar diary lama, puluhan tahun lalu, sejak masa kuliah. Isinya puisi, catatan harian dan tulisan pendek yang siap disantap kapan saja, tak ...

Read More »

Sebuah Pelajaran Mahal

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. INI KEREN banget. Dikisahkan ada seorang ibu membangunkan anaknya untuk shalat shubuh, tapi ia tak kunjung bangun. Lalu si ibu membangunkan kembali anaknya setelah shalat jamaah selesai, namun si anak tak kunjung bangun juga. Kemudian si Ibu pergi dan membiarkan sang anak pulas. Tidak membangunkan si anak untuk ikut ujian di kampus. Akhirnya anak ...

Read More »

Aku Menemukan Tuhan

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. Aku menemukan Tuhan pada diri anak rantau yang rela tidak pulang di Hari Raya demi mencukupi kebutuhan keluarganya di kampung. Aku menemukan Tuhan pada diri seorang anak kecil yang rela mengumpulkan sisa koran pada sebuah tanah lapang usai shalat aidil fitrie yang digunakan untuk alas di bawah sajadah. Aku menemukan Tuhan pada orang tua ...

Read More »

Berkumpul dengan Orang Shalih

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. COBA KITA amati baik-baik, peristiwa yang menyakitkan itu, sejatinya ia tidak akan benar-benar pernah pergi. Yang berubah hanyalah cara kita meresponsnya. Sebab setiap luka pasti akan menorehkan goresan. Yang berbeda bisa jadi suasana hati, reaksi otak terhadap emosi, dan sikap yang kita pilih untuk memulai bab baru dalam hidup. Aku ingat pesan Murabbi-ku, ‘Untuk ...

Read More »

Pesan Dari Kampung

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. DI DARK ROOM sebuah bangunan tua. Berkumpul para singa tua, macan ompong dan sejumlah partisan. Pak Katua angkat bicara, ‘Ingat kawan-kawan, Bung Karno pernah bilang perjuanganku lebih mudah kerana mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit kerana melawan bangsamu sendiri. Kerana itu, demo yang sedang marak akhir-akhir ini bukanlah masalah kita. Masalah kita yang ...

Read More »

Dasar Advokat Ndeso

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. HIDUPKU SAAT ini dipenuhi oleh rasa malu. Malu pada diriku sendiri ketika aku menyadari bahwa hidup adalah pesta bertopeng, tapi aku menghadirinya dengan wajah asliku. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup sebagai manusia yang sebenarnya. Aku ingin sekali memperbaiki keadaan, paling tidak di dunia hukum yang aku geluti saat ini. Aku berhadapan ...

Read More »

Hanya Butuh Didengar

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. SENJA NAMANYA, kali ini dia ingin didengar, bukan mendengar. Kusiapkan waktu dan telingaku untuk menerima pesanmu. Singkat memang, tapi bagiku menyejukkan sangat. Dia bicara soal beratnya hidup, aku menyimak. Dia bicara tentang kekecewaan yang sangat, aku diam seraya memperhatikan gerak bibirnya yang bergetar. ‘Sudah?’ kataku. Dia mengangguk. ‘Begini. Level tertinggi dari berdamai dengan diri ...

Read More »

Eco dan Buku

Oleh : Mohd Ruslani Umberto Eco, yang memiliki lebih dari 50.0000 buku di perpustakaan pribadinya, pernah mengatakan hal demikian tentang buku dan perpustakaan, khususnya perpustakaan pribadi yang dimiliki oleh seseorang di rumahnya: “Adalah naïf jika kita berpikir bahwa kita harus membaca seluruh buku yang kita beli, sama naifnya dengan mengritik orang-orang yang suka membeli buku dalam jumlah banyak yang tidak ...

Read More »

Segmen 02 : Adegan 58

Oleh : Davy Byanca Sahabat sufiku. DIAM akhirnya adalah sikap terbaik ketika kita muak dengan suatu keadaan. Jika sampai kamu harus tenggelam kerana diammu, hikmahnya adalah kondisi itu telah mengajari dirimu untuk berenang. Mengapa aku memilih diam? Kerana lagi-lagi kamu jatuh cinta dalam ruang ghaib. Ini aneh bagiku. Betapa pelupanya kamu. KATANYA KAMU belajar dari kemarin, hidup untuk sekarang dan ...

Read More »