(Refleksi Akhir Ramadhan) Oleh: Davy Byanca Suatu hari saya mengunjungi penjara dan bertemu dengan seorang terpidana mati yang dihukum karena telah membantai istri dan keluarga istrinya. Ia bercerita, bahwa pada suatu hari ketika sedang berbaring di lapangan rumput di penjara, ia menatap langit. Tiba-tiba ia tersadar dan merasa sangat tersentuh dengan birunya langit. Ia belum pernah melihat langit seindah itu. ...
Read More »Humaniora
Terperangkap dengan Kata-kata
(Kontemplasi Akhir Ramadhan) Oleh: Davy Byanca Aku mengenal orang-orang sukses -dalam artian finansial dan popularitas, yang menikmati kesuksesannya dengan berbagai macam cara. Ada yang gemar mengkoleksi mobil, motor besar, berlian, properti. Ada yang menerbitkan buku, bicara tentang kisah suksesnya, ada pakai kopiah bicara soal bisnis dan mengajak umat dalam ‘investasi sedekah’ tanpa merasa berdosa. Hampir semua orang sukses seperti ini, ...
Read More »Selalu Ada Bus Lain
Suatu malam saat sedang hujan saya sedang menunggu bus di sebuah halte. Tak lama saya melihat seorang perempuan tua turun dari sebuah bus kemudian berjalan perlahan mendekati saya dan berdiri tepat di sisi saya. Setelah berdiam beberapa saat, saya memberanikan diri untuk berbicara kepadanya : “Ibu, tujuan ibu mau kemana?” “Saya ingin ke Matraman, nak,” jawab nenek itu. “Loh? ...
Read More »Pesan Dakwah Media Sosial
(Renungan 10 Malam Terakhir Ramadhan) Oleh: Davy Byanca Suatu ketika saya mem-posting tulisan di akun facebook saya. Begini tulisannya: “Saya Muslim, Islam itu sempurna tapi saya tidak. Kalau saya salah, jangan salahkan Islam, tapi salahkan saya.” Sontak ratusan orang memberikan tanda like dan puluhan lainnya memberikan komentar. Yang menarik, ada komentar dari seorang sahabat Muslim yang agak miring menanggapi tulisan ...
Read More »Tatap Wajahmu di Cermin
(Renungan 10 Malam Terakhir Ramadhan) Oleh: Davy Byanca Saat bangun pagi, tataplah wajah Anda di cermin? Jika Anda mendapatkan ada wajah rupawan di sana, tanyakan padanya apakah ia telah bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya selama ini. Namun jika Anda mendapatkan wajah yang kurang tampan atau cantik di sana, maka jangan Anda kotori lagi wajah itu dengan segudang ...
Read More »Kita Hanyalah Musafir
Oleh: Davy Byanca Ketika masih kecil, kebanyakan masyarakat Barat diprogram untuk tidak bahagia. Mereka diajarkan bahwa untuk bahagia harus memiliki uang, harta yang banyak, suami yang tampan atau istri yang cantik, pekerjaan yang baik, dan banyak hal lain. Diajari bahwa jika tidak memiliki hal-hal tersebut, kita tak mungkin bahagia. Ada yang berkata, “Bagaimana saya dapat bahagia jika kondisi kesehatan saya ...
Read More »Luka-luka Bathin
Oleh: Ribut Wahyudi Bersyukurlah orang-orang yang mampu menyembunyikan perasaan, orang-orang yang pintar menutupi kesedihan, dan orang-orang yang meminggirkan luka. Tidak semua orang mampu melakukannya. Ada banyak orang yang memutuskan untuk tidak membagi persoalan hidupnya pada orang lain. Bukan karena mereka kuat tetapi lebih karena mereka yakin tidak ada untungnya bagi orang lain untuk tahu kesedihannya, beban hidupnya, atau luka batinnya. ...
Read More »Hal-Hal yang Terlewatkan
Oleh: Ribut Wahyudi Semakin bertambah usiamu, semakin banyak peristiwa yang mengisi daftar hal-hal yang terlewatkan dalam hidupmu. Kamu mungkin diberi kesempatan oleh Tuhan, jika mau, untuk menengok kembali dan mengulanginya. Kamu mungkin juga tidak mendapatkan kesempatan untuk sekadar mencicipinya kembali. Waktu yang berjalan bisa menjadi obat untuk memulihkan kembali yang terlewatkan, tetapi juga bisa menjadi racun yang lebih baik kamu ...
Read More »Pengalaman Menjadi Buruh
Oleh: Ribut Wahyudi Ijinkan aku berbagi cerita. Pengalaman-pengalaman kerja di masa lalu, yang dulu sering kukeluhkan, sekarang terasa menjadi kisah klasik yang patut dikenang. Bersyukur pernah mengalami masa-masa berat yang menguras pikiran,tenaga, dan waktu. Aku pernah bekerja sebagai guru honorer di SMP swasta pada 1995 dengan upah 48 ribu sebulan. Bayaran 6000 rupiah per jam meski sesungguhnya untuk 4 jam ...
Read More »Tikus Makan Tikus
Oleh: Satria Hadi Lubis Ini kisah tentang gerombolan tikus di sebuah pulau. Mereka senang memakan buah kelapa, hingga lambat laun, pohon kelapa di pulau itu makin sedikit. Penghuni pulau itu hampir putus asa. Lalu didatangkan seorang ahli tikus. Dia segera membuat perangkap. Dipasangnya sebuah drum dengan umpan kelapa. Lalu berdatanganlah tikus-tikus yang kemudian terperangkap tidak dapat keluar dari drum. Lambat ...
Read More »