Breaking News
Saya dan pembaca buku saya. (Foto : Dok. Davy Byanca)

Bersahabatlah dengan Buku

Oleh: Davy Byanca

Saya dan pembaca buku saya. (Foto : Dok. Davy Byanca)

Pekan lalu saya ke toko buku Gramedia di Pondok Indah, melepas rindu melihat dan mencari buku baru. Sedih rasanya toko yang beberapa tahun lalu sesak oleh pengunjung semakin sepi. Zaman agaknya telah berubah, kecintaan anak muda terhadap buku ibarat jauh panggang dari api. Sedih melihat anak muda sekarang yang tersihir dengan game online, akibatnya sejarah bangsanya sendiri banyak yang tak faham.

Di balik kesedihan itu, ada sedikit yang membanggakanku. Saat bertemu dengan para pembaca buku saya yang ‘katanya’ terkesan dan terinspirasi dengan tulisan saya. Seorang pembaca dari Bali misalnya, mengirim whatsapp, “Saya sangat tergerak dan berterima kasih setelah membaca buku abang kerana seperti mendapatkan siraman ruhani secara langsung dari abang. Dan saya pun telah membeli 10 buku abang untuk saya bagi-bagikan kepada saudara dan kerabat saya.” Lalu pembaca dari Bekasi bahkan setiap bulan bertanya via whatsapp, “Kapan abang akan menerbitkan buku lagi, tolong beritahu saya ya …”

Ternyata hanya dibutuhkan satu ide saja dari sebuah buku yang dapat membentuk karakter Anda, atau mengubah cara pandang Anda tentang hidup, atau untuk mengubah peta relasi rekan-rekan Anda. Respons dari pembaca membuat adrenalin saya bekerja lagi untuk membuat karya berikutnya agar dapat berbagi kepada sesama. Kerana saya yakin, kekayaan adalah bagaimana Anda menginspirasi atau memperkaya kehidupan orang lain, bukan melulu dengan menumpuk harta. Berapa banyak orang yang terinspirasi setelah membaca buku Laa Tahzan karya DR. ‘Aidh bin Abdullah Qarni? Berapa banyak orang yang terkesan dengan pelajaran hidup yang diberikan oleh Imam Ibnu al-Jauzy melalui bukunya Shaidul Khathir? Berapa banyak orang yang termotivasi setelah membaca karya-karya Stephen Covey, Dale Carnegie, Nizar Qabbani dan Kahlil Gibran?

Yang membuat saya terkesan, bukanlah pujian dan sanjungan itu, melainkan ternyata mereka membaca buku saya. Bukan sekadar membeli buku. Pasalnya, kebanyakan orang tak pernah membaca lebih dari sejumlah kecil buku setelah mereka menyelesaikan sekolah formal. Mereka membeli buku, memajang di ruang kerja atau perpusatakaan pribadinya. Jarang yang langsung membacanya setiba di rumah.

Saya termasuk orang yang sering menghabiskan banyak waktu di toko-toko buku besar, membenamkan diri di dalam perburuan harta tak ternilai yang akan mencerahkan diri. Kebiasaan ini bermula sejak mahasiswa. Ketika itu, seminggu sekali saya nongkrong di Pasar Senen, mencari buku-buku tua, dan buku-buku terlarang. Maklum saat itu zaman orde baru, apa-apa yang tak sejalan dengan rezim Soeharto dan kroninya pasti diberangus. Bangga sekali rasanya mendapatkan buku-buku lama Soekarno seperti Di Bawah Bendera Revolusi, atau Dari Penjara ke Penjara dan Madilog-nya Tan Malaka dan karya-karya emas Pramoedya Ananta Toer yang dilarang. Kami lalu berdiskusi bersama teman-teman kampus yang mempunyai minat sama, yakni penggila buku dan  pemburu buku-buku bekas.

Bersahabatlah dengan buku, kerana ia dapat memberikan inspirasi yang luar biasa untuk kehidupan Anda. Buku yang bagus dapat mengubah cara hidup Anda seperti yang diamati oleh Henry David Thoreau dalam Walden, “Mungkin ada kata-kata yang ditujukan bagi kondisi kita, yang jika kita dapat mendengar dan memahaminya, akan lebih memulihkan hidup kita dibandingkan saat pagi hari atau musim semi, dan mungkin memberi aspek baru kepada kita dalam menghadapi banyak hal. Seberapa sering seseorang menandai era baru di dalam kehidupannya dengan membaca buku? Buku tersedia bagi kita dan akan menjelaskan keajaiban kita serta mengungkapkan keajaiban baru.”

Apalagi jika Anda membaca buku-buku yang cerdas, buku-buku maha karya para master kehidupan yang hidup berabad-abad lalu, maka sesungguhnya Anda sedang berhadapan langsung serta mendapatkan inspirasi selama 24 jam sehari. Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, al-Harits al-Muhasibi, Imam al-Ghazali, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Imam Syafi’i, Imam Ibnu al-Jauziy, Jalaluddin Rumi, Imam Nawawi, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Muhammad Abduh dan masih banyak lagi orang-orang bijaksana lainnya yang menyemarakkan planet kita saat ini.

Nikmati santapan ruhani dari para grandmaster kehidupan yang berbagi pengetahuan mereka kepada Anda melalui karya mereka. So, mengapa Anda tidak meraih kesempatan itu dengan menjadi sahabat buku?

 

 

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur