Breaking News
Penulis dan Aprilzal di kontrakannya (Foto : Depri)

KISAH LEADER PAYTREN “PENGUSAHA” BESUTAN YUSUF MANSUR (7)

Aprizal, Realita Tak Seindah Citra di Medsos

 

Penulis dan Aprilzal di kontrakannya (Foto : Depri)

Tau Paytren? Atau pernah dengar nama Paytren? Ini adalah bisnis yang paling diandalkan Yusuf Mansur. Dengan Paytren Yusuf Mansur janjikan semua orang yang tergabung di dalamnya bisa jadi pengusaha, bisa cepat kaya, bisa cepat punya mobil, umroh, haji, keliling dunia dan sebagainya.

Dengan Paytren Yusuf Mansur katakan akan membeli klub bola Read Madrid, akan beli saham FIFA, akan membeli Gelora Bung Karno, akan membeli pesawat dan sebagainya.

Dengan Paytren Yusuf Mansur katakan setiap hari membagikan uang kepada ribuan orang dalam angka milyaran rupiah. Dengan Paytren Yusuf Mansur katakan meminjamkan uang 50 juta bagi setiap anggotanya.

Sejak awal kemunculannya, semua orang sudah memperingati bahwa Paytren ada MLM yang bersifat money game, bersifat arisan berantai, bersifat permainan uang dengan skema piramida, ponzie dan sebagainya. Sudah banya yang ingatkan, bahwa Paytren itu hanya menjual mimpi di atas mimpi.

Karena itu, tak sedikit ulama dan ahli fiqih yang berpendapat bahwa Paytren itu haram hukumnya. Kelompok Bahtsul Masail para ahli fiqih di Jawa Timur juga sudah memutuskan bahwa Paytren adalah haram. Kalaupun ada sertifikat halal dari MUI, tapi pengamat Paytren meyakini proses memperoleh pengakuan halal itu catat prosedur dan ada bias informasi yang disampaikan  Yusuf Mansur.

Paytren ini bukanlah MLM pertama yang jadi mainan Yusuf Mansur. Sebelumya adalah Miracle yang menjual “air ajaib” yang hilang begitu saja setelah ribuan orang bergabung di dalamnya. Kemudian Yusuf Mansur membuat MLM bernama VSI yang kemudian bermetamorvosis menjadi Paytren itu.

Sebagaimanya layaknya MLM dengan syitem piramida atau ponzie, penghasilan utama Paytren adalah bonus dari merekrut anggota baru. Produk yang disertakan hanyalah pemanis saja. Setiap orang yang sudah bergabung akan berusaha keras merekrut anggota baru dengan tujuan mendapat penghasilan dari uang pendaftaran anggota itu.

Untuk merekrut anggota baru, apapun dilakukan. Termasuk membuat mimpi-mimpi semu untuk cepat kaya, cepat sukses, cepat bisa punya ini dan itu, serta cepat bisa begini dan begitu. Ya, seperti apa yang dilakukan Yusuf Mansur dengan sejuta janji palsu di atas.

Ujung tombak dari Paytren adalah para leadernya. Mereka setiap hari menyebar jaring mencari mangsa lewat media sosial. Agar jaringnya bisa menangkap orang, para leader ini membangun pencitraan hebat di medsos. Kaya raya, sukses, punya deretan mobil mewah, rumah bagus dan sebagainya. Namun sesungguhnya, kenyataan yang ada justru berbeda 180 derajat dari pencitraan mereka di medos.

Salah satu diantara leader Paytren yang cetar membahana di medsos namun beda di dunia nyata adalah Aprizal. Pria asal Lahat, Sumatera Selatan ini sudah empat tahun bergabung dengan Paytren. Dengan uang Rp10 juta hasil tabungannya selama bujangan dia habiskan untu mendaftar di Paytren.

Dengan modal sebagai OB di sebuah perusahaan di Tangerang, Aprizal mulai mendekati semua orang baik secara offline maupun online. Apadaya, setelah empat tahun, Aprizal hanya mampu merekrut kurang dari 50 orang. Hasil yang dia dapati dari Paytren selama empat tahun ini adalah sebuah hand phone seharga dua jutaan.

Setiap hari Aprizal menyebar jaring mencari anggota baru dari kontrakannya yang sempit di bilangan Batuceper, Tangerang. Sementara anak dan istrinya dia tempatkan di rumah mertuanya di Brebes, Jawa Tengah sana.

Kerja keras bagi leader Paytren ini adalah menyebar mimpi-mimpi semua lewat medsos. Sementara itu, dia terus mengintip lowongan kerja sebagai apa saja. Termasuk melamar untuk menjadi pegawai perangkat kantor desa di Desa Sukareja, Banjarharjo, Brebes. Sayang, Aprzil gagal merebut posisi itu.

Penulis pada awal Juni lalu, menjambangi kantor Desa Banjarharjo menelusuri jejak Aprizal di sana. Oleh pegawai kantor desa itu, penulis diantar ke rumah mertua Aprizal dan bertemu dengan istrinya. Dari istrinya ini, penulis mendapatkan alamat tempat Aprizal tinggal mengontrak di Batuceper, Tangerang.

Senin (16/8) penulis berhasil bertemu Aprizal di kontrakannya. Walau sedang berpuasa, Aprzial yang penuh ramah dan murah senyum ini menerima penulis dan berbincang cukup lama. Tanpa malu, Aprizal menceritakan keadaan hidupnya yang tak berhenti berjuang memperbaiki nasib.

Sungguh. Keadaan diri yang Aprizal bangun di akun media sosial miliknya, sungguh jauh berbeda dengan realita yang ada. Baju putih dan celana hitam yang tergantung di tembok kontrakannya sebagai persiapan jika ada hari ini ada alamat yang dia tuju untuk sodorkan map lamaran kerja.

 

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.