Breaking News
(Foto : Istimewa)

Orang-orang di Persimpangan

Oleh: Ribut Wahyudi

(Foto : Istimewa)

Beberapa teman FB menulis kegalauan mereka karena tengah berada di persimpangan. Hidup kadang tidak lurus-lurus saja tetapi ada kalanya menemui kelokan, termasuk kelokan cinta. Ya, cinta datang tidak mengenal usia. Cinta pergi tidak mengenal waktu. Cinta tersesat tidak mengenal jam. Cinta balik pun tidak mengenal keadaan. Dan jika kamu berada di persimpangan ini, di usia remaja atau dewasa, di usia sebelum 40 atau setelahnya, maka kamu harus membuat keputusan.

Ketika berada di persimpangan cinta, kamu akan berada pada dua posisi: menjadi yang memilih atau yang dipilih. Menjadi yang memilih adalah saat kamu sudah mempunyai kekasih atau pasangan, lalu kamu jatuh cinta lagi pada seseorang yang lain. Menjadi yang dipilih adalah saat kamu belum punya kekasih atau pasangan dan kamu mencintai orang yang sudah dimiliki oleh orang lain dan berharap dia meninggalkan kekasihnya atau pasangannya demi kamu. Berat mana? Ya berat dua-duanya.

Tetapi ini rumusnya: untuk dicintai itu mudah. Apalagi jika kamu punya “resources” yang sangat mudah untuk dijatuhcintai: cantik, tampan, rupawan, mapan, berduit, pintar membawa diri,  pintar mendengarkan, pintar memahami, dan lain-lain. Tetapi untuk dipilih, sebesar apa pun “resources”-mu ini tidak akan mudah. Saat kamu mencintai orang lain, dan ketika kamu bahagia, kamu sudah pasti tidak mau kehilangan kebahagiaan orang-orang yang kamu cintai, hanya demi seseorang yang baru. Tetapi saat kamu jatuh cinta dan dicintai seseorang yang sudah berpasangan maka akan butuh perjuangan agar kamu dipilih. Benar dia mencintaimu, tetapi memutuskan untuk memilihmu bagi dia bukanlah perkara mudah. Kecuali jika dia dan kekasihnya atau keluarganya sudah berantakan sejak awal. Pun ini bukan jaminan.

Lalu bagaimana? Mencintai dan dicintai adalah perasaan alamiah, adalah naluriah. Kadang mencintai dan dicintai itu salah waktu, membuatmu tersesat. Boleh jadi saat tersesat kamu menemukan jalan pulang. Boleh jadi kamu kebablasan. Sehingga orang-orang yang berada di persimpangan, atau kamu jika kamu berada di posisi ini, wajib menyadari bahwa mereka sedang berada di pintu godaan. Di balik pintu ada pemandangan yang menggiurkan, ada keindahan yang merona, tetapi tersimpan ranjau-ranjau yang tak kasat mata, yang jika kamu tidak bisa mengendalikan diri, ranjau-ranjau itu akan memerosokkanmu.

Cinta mengandung dua hal: madu dan racun. Kamu cuma perlu jeli mengamatinya.

 

(RibutWahyudi, tinggal di: www.indoliterasi.com)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur