(Foto : Tirto)

Sambil Mudik Tebarkan Cinta

Oleh: Gus Nur

(Foto : Tirto)

Jujur saja kalo pemerintah pinteran dikit saja, musti menfasilitasi masyarakat buat mudik. Alih-alih malah ngelarang mudik tapi masukin WNA ke dalam negeri. Karena itu nyakitin banget.

Dan sebenernya mudik itu banyak hikmahnya banyak manfaatnya buat negara. Setidaknya:

  • Pemerataan Kekayaan Nasional. 80% sirkulasi uang ada di kota-kota besar. Dengan mudik, uang di kota ditransfer ke pelosok-pelosok, daya beli orang pinggiran meningkat, taraf hidup mereka naik walau sesaat dan itu cukup untuk membangkitkan perekonomian sampe beberapa minggu kedepannya.
  • Dengan mudik pekerja yang stress di kota menjadi rileks tak perlu psikiater. Berangkat kerja akan lebih semangat lebih vit. Dengan dilarang mudik, masuk kerja serasa ada yang kurang, karena ada ganjalan yang tak tersalurkan.
  • Transportasi, pedagang kecil, perekonomian desa lebih hidup.

Nah, mudik ini ternyata sesuatu yang disyariatkan pula.

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﺯاﺭ ﺃﺧﺎ ﻟﻪ ﻓﻲ ﻗﺮﻳﺔ ﺃﺧﺮﻯ، ﻓﺄﺭﺳﻞ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺪﺭﺟﺘﻪ ﻣﻠﻜﺎ، ﻓﻠﻤﺎ ﺃﺗﻰ ﻋﻠﻴﻪ، ﻗﺎﻝ: ﺃﻳﻦ ﺗﺮﻳﺪ؟، ﻗﺎﻝ: ﺃﺯﻭﺭ ﺃﺧﺎ ﻟﻲ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﻘﺮﻳﺔ، ﻓﻘﺎﻝ: ﻫﻞ ﻟﻪ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻦ ﻧﻌﻤﺔ ﺗﺮﺑﻬﺎ؟، ﻗﺎﻝ: ﻻ، ﺇﻻ ﺃﻧﻲ ﺃﺣﺒﻪ ﻓﻲ اﻟﻠﻪ، ﻗﺎﻝ: ﻓﺈﻧﻲ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻚ، ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺃﺣﺒﻚ ﻛﻤﺎ ﺃﺣﺒﺒﺘﻪ ﻓﻴﻪ».

“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di daerah lain. Kemudian Allah mengutus malaikat searah dengan jalan orang tersebut.

Malaikat bertanya: “Mau kemana?” Ia menjawab: “Saya akan berkunjung ke saudara saya di daerah ini”. Malaikat bertanya: “Apa kamu punya hutang budi?”. Ia menjawab: “Tidak ada. Aku berkunjung kepadanya karena cinta kepada Allah”. Malaikat itu berkata: “Aku adalah utusan Allah untukmu, sungguh Allah mencintaimu seperti engkau mencintainya karena Allah.” (HR Muslim dan Ibnu Hibban)

Atau dalam hadits lain:

ﻭﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻗﺎﻝ: «ﺃﻻ ﺃﺧﺒﺮﻛﻢ ﺑﺮﺟﺎﻟﻜﻢ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ؟ ” ﻗﻠﻨﺎ: ﺑﻠﻰ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ. ﻗﺎﻝ: ” اﻟﻨﺒﻲ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻭاﻟﺼﺪﻳﻖ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ، ﻭاﻟﺸﻬﻴﺪ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ، ﻭاﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ، ﻭاﻟﺮﺟﻞ ﻳﺰﻭﺭ ﺃﺧﺎﻩ ﻓﻲ ﻧﺎﺣﻴﺔ اﻟﻤﺼﺮ ﻻ ﻳﺰﻭﺭﻩ ﺇﻻ ﻟﻠﻪ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ». ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﺼﻐﻴﺮ، ﻭاﻷﻭﺳﻂ

“Dari Anas bin Malik bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Maukah kukabarkan pada kalian tentang penghuni surga?”. Sahabat menjawab: “Ya, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda: “Nabi ada di surga. Shiddiq ada di surga. Syahid ada di surga. Anak kecil yang meninggal ada di surga. Dan seseorang yang mengunjungi saudaranya di ujung kota, ia tidak berkunjung kecuali karena Allah, juga ada di surga.” (HR Thabrani)

Nah, sambil mudik, mari bantu saudara kita yg di desa biar lebih berdaya. Misal, ambil sedikit tabungan kita di bank, belikan mereka kambing untuk bagi hasil. Kita dapat untung dan dapat pahala juga. Sedang mereka bisa kerja sambilan dapat tambah penghasilan.

Punya uang jangan di simpan di bank, selain riba, barokahnya kurang. Lebih baik investasikan saja. Atau belikan kopi grosiran dan dijual lagi.

Bagi yang mudik semoga selamat di perjalanan pulang pergi. Bagi yang tidak mudik, sabar adalah kebaikan tersendiri. Karena seluruh urusan kaum muslimin semuanya baik.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur