Breaking News

Klinik TreniNet, Praktik Apalagi itu?

Catatan untuk Yusuf Mansur Cs

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)

Pekan lalu, di media sosial muncul iklan unik dengan judul “KLINIK TreniNet: Cocok buat siapa saja yang hendak memeriksakan tingkat pemahaman tentang Treninet baik bisnis maupun produk.” Praktik setiap hari Senin, Rabu & Jumat, Pk 14.00 – 15.00. Disebutkan di situ, bahwa ini praktik bersama Doktren dan Sustren berpengalaman mengatasi gejala seperti TBC (Tidak Bisa Closing), TIPUS (Tidak Punya Uang Saku), DBD (Demam Bisnis Gidital), BATUK (Bisnis Ada Tapi Untungnya Kurang), dan lain-lain. Lalu ada catatan khusus di bawahnya: Ikuti Protokol PSBB (Paytren Solusi Bayar-Bayar).

Lalu, siapakah para Doktren dan Sustren tersebut? Ada St. Rere, Sepesialis Operasi VO (Virtual Office), Dt. Habibi, Spesialis Bedah Bisnis, Dt. Yopan, Spesialis Mata Pencaharian, Dt. Ferry, Spesialis Bedah Mplan, Dt. Alfian, Spesialis THT (Tetap Harus Treninet), dan Prot. Hari, Ahli Medis (Melek Digital dan Bisnis). Rupanya, ini semacam “klinik” konsultasi untuk urusan per-Paytren-an, agar para anggota bisa menjalankan bisnisnya, bisnis bayar-bayar, dengan cepat dan sukses. Nama Yusuf Mansur memang tidak dimunculkan. Tetapi ini terkait Paytren milik Yusuf Mansur, dan orang-orang yang menjadi doktren dan sustren tersebut adalah para kaki-tangannya. Boleh jadi karena dia sedang disorot, diantaranya digugat secara perdata oleh para investor di Pengadilan Negeri Tangerang dan hadirnya sejumlah buku mengenai sepak terjangnya dalam pengumpulan dana umat yang bermasalah, menyebabkan Yusuf Mansur tidak tampil ke permukaan.

Sepintas, ide tersebut terlihat wajar-wajar saja, membantu orang-orang yang sudah menjadi anggota Paytren agar bisa lebih maju lagi. Tetapi, disitulah kemudian muncul pertanyaan, apakah sudah pantas memberi “bimbingan” sementara bisnis-bisnis yang dilakukan oleh Yusuf Mansur lebih banyak bermasalah daripada suksesnya?

 

Mari kita mulai dari investasi batu bara di akhir 2009 dan awal 2010. Hanya tiga bulan, bisnis ini pun bermasalah, uang investor tidak bisa kembali sepenuhnya. Lalu, pada tahun 2012, ia mengumpulkan dana berupa Patungan Usaha dan Patungan Aset untuk meng-take-over bangunan rumah susun yang dijadikan hotel Siti di Jalan M Thoha, Tangerang, Banten. Penghimpunan dana ini hanya berlangsung setahun, karena pada Juli 2013, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyetop Patungan Usaha dan Patungan Aset karena menyalahi regulasi yang ada.

Tidak berhenti di situ, di tahun 2013-2014, Yusuf Mansur memasarkan Condotel Moya Vidi yang katanya berlokasi di Yogyakarta. Faktanya, sampai hari ini, Condotel tersebut belum juga ada wujudnya. Lalu, ada Tabung Tanah juga tidak berwujud. Pada waktu yang bersamaan juga ada Veritra Sentosa Internasional (VSI) yang merupakan cikal bakal Paytren yang dibangga-banggakan Yusuf Mansur tersebut.

Pada bulan Maret 2014, Yusuf Mansur bersama rombongannya datang ke Hong Kong, dan mengajak para tenaga kerja di Hongkong untuk berinvestasi di hotel Siti, Condotel Moya Vidi, Tabung Tanah, dan VSI. Simaklah penuturan Helwa Humaira, seorang Star Leader VSI Hong Kong yang juga pernah jadi eksekutif marketing Condotel Moya Vidi. Untuk VSI, dia ambil dua paket Titanium senilai Rp 17 juta plus investasi di Condotel Moya Vidi sebesar Rp 36 juta. Ini belum termasuk pembuatan spanduk, brosur,dan segala property untuk keperluan promosi yang nilainya lebih dari Rp 5 juta.

Rupanya, setelah Yusuf Mansur pulang ke tanah air, barulah mereka, termasuk Helwa, tersadarkan, bahwa aplikasi VSI tidak bisa dibuka. Helwa pun pernah mendatangi kantor VSI yang ada di kota Bandung, tetapi tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan. Juga mendatangi lahan yang dijanjikan akan dibangun Condotel Moya Vidi di Yogjakarta, ternyata lahan tersebut hanyalah lahan kosong yang dipakai sebagai tempat parkir.

 

Ketika akhirnya Helwa pulang ke tanah air dan mendatangi kantor VSI di Bandung, ia ditemui oleh dua orang staf Yusuf Mansur. Helwa dijanjikan bahwa Yusuf Mansur akan datang ba’dha Ashar. Tetapi, setelah ditunggu-tunggu sampai menjelang Maghrib, Yusuf Mansur tak hadir batang-hidungnya. Salah satu dari staf yang ngebohongi Helwa tersebut kini namanya tersebut sebagai sustren yang akan memberi konsultasi di “KLINIK TreniNet”. Luar biasa.

Akhirul kalam, “KLINIK TreniNet” itu hanya klinik-klinikan dengan judul-judulan yang mengada-ada. Jika benar yang “berpraktik” di klinik tersebut adalah orang-orang hebat, saran saya, benahi dulu bisnis Yusuf Mansur, jika berhasil, bolehlah membuka praktik konsultasi. Sebab, jika tidak, hati-hati dengan ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surah as-Shaff (61) ayat 2-3, dimana Allah amat benci kepada mereka yang hanya bisa mengatakan sesuatu tetapi tidak dikerjakannya. Wallahu A’lam.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur