Breaking News
Menlu Iran Mohamad Javad Zarif. (Foto: Sputnik)

Menlu Iran Bicara soal Kesepakatan Nuklir dan Penembakan Pesawat AS

Menlu Iran Mohamad Javad Zarif. (Foto: Sputnik)

thayyibah.com :: Pemerintah Iran mengaku siap membahas proposal Prancis untuk mengaktifkan kembali kesepakatan nuklir yang ditandatangani Teheran dengan ‘Kekuatan Besar Dunia’ pada tahun 2015 silam.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javad Zarif saat menyampaikan pidato di hadapan ekspatriat Iran yang ada di Oslo.

“Ada proposal yang diajukan, dan kami akan membahasnya,” ujar Zarif, seperti dikutip dari Anadolu Arabic, Kamis (22/08/2019).

“Pemerintahan Republik Islam (Iran) adalah satu-satunya pemerintahan dimana tidak ada sejengkal pun tanah Iran berpindah tangan. Ini berkat pemerintahan atas kehendak rakyat,” tegasnya.

Diketahui, pada tahun 2015 lalu Iran menandatangani kesepakatan nuklir bersama sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat dan Prancis. Dalam kesepakatan itu, Iran setuju pengembangan nuklirnya diawasi.

Namun, pada tahun 2017 silam, Amerika Serikat melalui Presiden Donald Trump memutuskan keluar dari kesepakatan tersebut. Trump beralasan, kesepakatan itu sangat menguntungkan Teheran.

Selain keluar, AS juga kembali memberlakukan sanksi pada Iran. Padahal, sanksi ekonomi ini dulunya dihentikan seiring dengan berlakunya kesepakatan nuklir.

Keputusan Trump membuat situasi kian memburuk. Iran tidak menolak tunduk pada keinginan Trump, sementara sanksi kian hari kian banyak dijatuhkan.

Selain berdampak pada ekonomi, kondisi itu juga berimbas pada keamanan. Hubungan AS-Iran kian memburuk hari ke hari. Bahkan, Trump dikabarkan pernah mengizinkan penyerangan militer ke Iran, namun dibatalkan hanya beberapa menit sebelum serangan dilakukan.

Rencana penyerangan itu merupakan buntut dari keputusan Iran menembak jatuh pesawat tanpa awak milik AS. Iran beralasan, pesawat AS itu terbang melewati batas teritori Iran.

Saat pidatonya, Zarif juga menyinggung perihal penembakan pesawat tanpa awak AS tersebut. Zarif bahkan sesumbar militernya berhasil menembak pesawat AS hanya dengan rudal buatan dalam negeri.

“Sebenarnya, kita bisa menembak pesawat pengintai AS yang melanggar wilayah udara Iran dengan sistem pertahanan S-300. Namun kita hanya menggunakan sistem pertahanan produksi dalam negeri,” ujarnya.

“Hal itu dilakukan sebagai penegasan, bahwa kita tidak main-main dalam membela diri,” pungkasnya. (thayyibah.com)

About Azah