all body generic viagra.

where can i get clomid in johannesburg.

melihat malaikat menjelang kematian
Ilustrasi Lighting @unsplash

thayyibah.com :: Benarkah orang yang hendak mati dia bisa melihat malaikat?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Allah berfirman di surat al-Furqan,

يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا

Pada hari mereka melihat malaikat dihari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata: “Hijraan mahjuuraa.” (QS. al-Furqan: 22)

Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan, ada 2 tafsir mengenai makna ‘mereka melihat malaikat

[1] Bahwa mereka melihat malaikat menjelang kematian

[2] Bahwa mereka melihat malaikat pada hari kiamat.

Ibnu Katsir mengatakan,

بَلْ يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لَهُمْ ، وَذَلِكَ يَصْدُق عَلَى وَقْتِ الِاحْتِضَارِ حِينَ تُبَشِّرُهُمُ الْمَلَائِكَةُ بِالنَّارِ ، وَغَضَبِ الْجَبَّار… وَهَذَا بِخِلَافِ حَالِ الْمُؤْمِنِينَ فِي وَقْتِ احْتِضَارِهِمْ ، فَإِنَّهُمْ يُبَشَّرُونَ بِالْخَيْرَاتِ ، وَحُصُولِ الْمَسَرَّاتِ

“Tetapi mereka melihat malaikat, dan tidak ada kabar gembira bagi mereka. Dan itu tepat ketika kejadian ini dipahami pada waktu menjelang kematian, pada saat malaikat memberi ancaman mereka dengan neraka dan murka Allah… dan ini berbeda dengan kondisi mukmin ketika menjelang kematiannya, mereka mendapatkan kabar gembira dengan kebaikan, dan akan mendapatkan kesenangan.”

Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan pendapat kedua,

وَقَالَ آخَرُونَ: بَلِ الْمُرَادُ بِقَوْلِهِ : ( يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلائِكَةَ ) يَعْنِي : يَوْمَ الْقِيَامَة . قَالَهُ مُجَاهِد ، وَالضَّحَّاكُ ؛ وَغَيْرُهُمَا .

Sementara ulama lainnya mengatakan, bahwa maksud ayat, ‘mereka melihat malaikat’ adalah pada hari kiamat. Ini pendapat Mujahid, ad-Dhahhak, dan yang lainnya.

Kemudian beliau berkomentar,

وَلَا مُنَافَاةَ بَيْنَ هَذَا وَبَيْنَ مَا تَقَدَّمَ، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ فِي هَذَيْنَ الْيَوْمَيْنِ يَوْمِ الْمَمَاتِ وَيَوْمِ الْمَعَادِ تَتَجَلَّى لِلْمُؤْمِنِينَ وَلِلْكَافِرِينَ، فَتُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ بِالرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ، وَتُخْبِرُ الْكَافِرِينَ بِالْخَيْبَةِ وَالْخُسْرَانِ، فَلَا بُشْرَى يَوْمئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ

Dan pendapat kedua ini tidak bertentangan dengan pendapat sebelumnya. Karena para malaikat di dua hari tersebut, hari kematian dan hari kebangkitan, mereka menampakkan diri kepada orang mukmin dan orang kafir. Lalu mereka memberikan kabar gembira berupa rahmat dan ridha bagi kaum mukminin. Dan mereka memberitakan kepada orang kafir dengan kecelakaan dan kerugian. Tidak ada kabar gembira bagi orang yang rajin berbuat dosa ketika itu. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/101-102)

Penjelasan al-Hafidz Ibnu Katsir mengisyaratkan bahwa menjelang kematian, terkadang manusia melihat malaikat.

Kemudian, disebutkan dalam riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ الْمَوْتُ شَهِدَتْهُ الْمَلَائِكَةُ فَسَلَّمُوا عَلَيْهِ وَبَشَّرُوهُ بِالْجَنَّةِ

Sesungguhnya ketika hamba mukmin pada waktu menjelang kematiannya, akan disaksikan malaikat, dan mereka akan memberi salam kepada hamba yang mukmin, dan memberikan kabar gembira dengan surga. (Tafsir at-Thabari, 13/664).

Malaikat memberi salam kepada hamba mukmin menjelang kematiannya.

Apakah hamba mukmin ini akan menjawabnya?

Ibnul Qoyim menyebutkan dalam kitabnya ar-Ruh,

وقد سُمع بعض المحتضرين يقول : أهلا وسهلا ومرحبا بهذه الوجوه .

وأخبرني شيخنا عن بعض المحتضرين ، فلا أدرى أشاهده أم أخبر عنه ؟ أنه سُمع وهو يقول : عليك السلام ها هنا فاجلس ، وعليك السلام ها هنا فاجلس ….

Dan terkarang bisa didengar kalimat yang diucapkan oleh orang yang hendak mati, ‘Selamat datang (ahlan wa sahlan wa marhaban) wajah-wajah baru…’

Guru kami menceritakan kepadaku mengenai peristiwa yang terjadi pada sebagian orang menjelang kematiannya, saya tidak tahu apakah beliau menyaksikannya langsung atau hanya menukil berita, bahwa didengarkan suara orang yang hendak mati ini mengatakan, “’Alaikas salam, silahkan duduk di sini… wa ’alaikas salam, silahkan duduk di sini…” (ar-Ruh, hlm. 64).

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)