“Alquran itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah yang membantahmu.” [HR. Muslim]
Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an adalah untuk diamalkan. Hal ini diperkuat oleh firman Allah subhanahu wata’ala :
“Kitab (Alquran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Sad 38: Ayat 29)
“supaya mereka mentadabburi”, yakni agar mereka berupaya memahami makna-maknanya dan beramal dengannya. Tidak mungkin bisa beramal dengannya kecuali setelah tadabbur. Dengan tadabbur akan menghasilkan ilmu, sedangkan amal merupakan buah dari ilmu.
Untuk itu maka jadikanlah Al Qur’an sebagai sahabat karibnya, yaitu dengan berakhlak sebagaimana akhlak Alquran, menerapkan manajemen hidup yang Qurani, cara bergaul ala Alquran. Misalnya tentang perlunya menjaga tali persaudaraan, saling tolong menolong, tidak boleh bercerai-berai, bermusuhan, berkelahi, bunuh-membunuh, caci-mencaci, ghibah. Dan setiap orang selalu berusaha untuk hidup rukun dan damai dengan orang lain.
Wahai diri… tidakkah kamu malu kepada Allah Ta’ala? Mengaku cinta kepada-Nya, tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, dia menjadi senang membaca surat atau sms nya, bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan enggan hidup dengan wahyu Allah Azza Wa Jalla? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Infaq cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al Quran, lalu dengan apa lagi? Mulai sekarang, mari kita jadikan Alquran sebagai sahabat, yaitu sahabat terbaik kita. [suara-islam/berdakwah]
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia