Breaking News

GAZA Changing The World

anak-palestina

thayyibah.com :: Tanpa kita sadari dunia tengah digiring pada opini bahwa Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan jika ada niat baik. Bahwa negara Israel memiliki hak yang sama seperti negara merdeka lainnya.

Kenapa tidak berbagi tanah saja lalu berdamai? Kenapa konflik masih saja terus terjadi?

Merasakan hal serupa? Jika iya, yuk baca lagi sejarah luar biasa Palestina dan Israel.

Dahulu di negeri Palestina hidup tiga pemeluk agama dengan damai. Beneran! Betul, saat Romawi berkuasa, Yahudi diusir dan hanya diijinkan masuk ke Yerusalem kecuali sekali dalam setahun. ‘The Ninth day of Ab’, untuk menangisi runtuhnya Temple of Solomon di Gunung Zaitun.

Betul, saat Crusader datang, 70.000 Muslim dan Yahudi dibantai di dalam Kota Tua Yerusalem.
Tapi percayalah, perdamaian pernah sangat lama hadir di tanah Agama Samawi.

Saat Umar bin Khattab akan menerima kunci kota dari Patriarch Sophronius, Umar memberikan jaminan keamanan pada Kristen setempat. Rumah mereka tidak akan direbut. Gereja mereka tidak akan diganggu. Muslim yang akan menetap di Yerusalem akan mengambil tanah kosong. Yahudi diijinkan kembali menetap di dalam Yerusalem. Puluhan keluarga Yahudi dari Tiberias datang dan hidup damai dalam pemerintahan Islam.

Kurang seratus tahun setelah pembantaian seluruh penghuni Yerusalem oleh Crusader, Salahudin AlAyubi membebaskan Palestina tanpa setetes darah pada 1187 M . Ia membebaskannya lewat perjanjian damai dengan Tentara Salib. Sejak itu sampai di bawah Dinasti Ottoman, Turki Ustmaniyyah, Yerusalem adalah simbol perdamaian tiga pemeluk agama di tanah suci mereka.

Salahudin bahkan menitipkan kunci gereja terpenting umat Kristiani, Holy Sepulchre, pada keluarga Muslim supaya hilang pertentangan antara sesama pemeluk Kristen. Demi perdamaian di tanah suci tiga agama Samawi. Sampai sekarang, kunci gereja itu masih dijaga keluarga yang sama. “Unlike Jews, Muslims did not attempt to exclude others from Jerusalem’s holiness. From the first, Muslims showed that veneration of sacred space did not have to mean conflict… and exclusion of others.” (Karen Amstrong)

Lalu apa yang terjadi sekarang?
? Shizuoka Muslim Association

About A Halia