Breaking News

Redaksi Thayyibah

Redaktur

Bahlul, Ente!

Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Univ. Djuanda Bogor)   Orang-orang tua zaman dulu sungguh arif dalam menghadapi anak. Bahkan, ketika anak banyak tingkah, bandel dan menjengkelkan sekalipun, orang tua masih “mendoakannya”. Misalnya, orang tua bilang, “Bahlul, ente”. Sesungguhnya, ucapan “Bahlul, ente” itu adalah doa. Kok doa? Ya, kalaupun engkau bandel, maka berbuat bandel dan nakal seperti Imam Bahlul, seorang yang tak ...

Read More »

“Alhamdulillah, Baik”

Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Univ. Djuanda Bogor)   Ketika kita ditanya oleh seseorang, “Apa Kabar?” Jawaban kita biasanya, “Baik.” Tapi, tahukah Anda dari mana asal kata “baik” itu? Ia berasal dari bahasa Arab, “labaik”. Seperti saat kita menunaikan ibadah haji atau umrah dan mengucapkan doa talbiyah, “labaik allahuma labaik…” Jadi, kata “baik” atau “labaik” adalah sebentuk respon atas suatu panggilan ...

Read More »

GRANAT DUAAR…!

Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik)     Dua anggota TNI luka luka akibat membuka kresek plastik yang ternyata berisi granat. Keterangan Kapolda Metro Jaya itu adalah granat asap dan masih diusut sebab keberadaannya. Diduga milik anggota Polri Dalmas yang tertinggal. Anggota TNI yang terluka masih di RSPAD dan konon belum dapat diminta keterangan. Peristiwa terjadi selasa pagi satu hari ...

Read More »

Rindu

Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Univ. Djuanda Bogor) Suatu hari Rasulallah SAW berkata kepada Ibn Mas’ud, “Bacakanlah padaku al-Qur’an” Ibnu Masud menjawab, “Bagaimana aku bacakan padamu sedangkan ia turun untukmu?”. Rasulallah SAW berkata, “Bacakanlah, sesungguhnya aku senang mendengarnya dari selain aku.” Ibn Mas’ud kemudian membaca surah An-Nisa. Ketika sampai pada ayat 41. Rasulallah SAW berkata, “Cukup..cukup”. Air mata pun mengalir dari ...

Read More »

NEGARA DARURAT HUKUM

Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik)   Jika kasus penodaan agama Sukmawati dan Abu Janda tidak diproses dengan serius padahal elemen delik penodaan agama mudah dibuktikan, maka negara ini berada dalam fase “darurat hukum” dan rezim yang membiarkan atau tak peduli dengan umat Islam yang merasa disakiti karena Nabi atau Agamanya ini dinistakan maka layak untuk disebut “Rezim Abu Janda”. ...

Read More »

Kepincut 212

Oleh: Akhmad Danial     Mengapa saya berkali-kali memutuskan datang ke setiap aksi 212 di setiap tahunnya. Cuma satu alasannya: karena sudah kepincut dengan aksi massa Islam yang selalu mampu menghadirkan massa dalam jumlah yang kolosal itu. Hadir di Aksi 212 bagi saya sudah bersifat adiktif, tidak bisa ditolak untuk terus merasakan pengalamannya. Tak peduli lagi beragam perkataan negatif orang ...

Read More »

CEMBURU ADALAH BUKTI CINTA

Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Univ. Djuanda Bogor)   Orang bijak mengatakan, wanita dapat bersikap tenang dalam kondisi apapun, kecuali saat dia dibakar api cemburu. Suatu hari, Aisyah, isteri ketiga Rasulallah ﷺ pernah berkeringat dingin merasakan itu. Pasalnya, Sofiyah, isteri Rasulallah ﷺ yang lain, mengirimkan makanan pada Rasulallah ﷺ saat beliau berada di rumah Aisyah. Saking cemburunya, Aisyah sampai memecahkan wadah ...

Read More »

Macan

Oleh: Akhlis Suryapati     Walau tidak duduk di singgasana, julukan Raja Rimba melekat pada Macan. Sudah peyot sekali pun, taring dan gigi pada rontok, predikat Raja Rimba tak ikut copot. Paling-paling diomongin sebagai Macan Ompong. Bahkan saat Macan mendengkur pulas, penghuni Rimba Raya tetap segan, wanti-wanti: “Awas, jangan membangunkan Macan tidur.” Tapi Macan –dalam cerita ini – yang indeks ...

Read More »

40 hari Menjadi Kaya Raya Ala Yusuf Mansur

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)   Di Triwulan keempat 2019 ini, Yusuf Mansur gencar menggeber seminar tentang The Power of Giving, The Miracle of Giving, 40 Hari Menjadi Kaya Raya, baik secara online maupun offline. Juga meluncurkan produk yang bernama “Nabung Investasi” yang berkaitan dengan proyek-proyeknya. Jika The Power of Giving, The Miracle of Giving, mengajak orang bersedekah untuk membiayai ...

Read More »

BELAJAR DARI PEMBANTU

Oleh : dr. Sigit Setyawadi     Saat itu saya masih mahasiswa, antara 1975-1980. Menjelang hari raya, pembantu yu Reni kakak saya yang dipanggil mbok, pamit pulang ke kampung. Dia menitipkan perhiasan emasnya ke kakak saya. Kakak saya menanyakan mengapa perhiasannya tidak dipakai selama lebaran di kampung? Bukankah itu akan membuat mbok bangga. Jawaban mbok luar biasa, dan selanjutnya saya ...

Read More »