Oleh: Gus Nur
Beberapa waktu yang lalu saya ikut terjun ke daerah terdampak gempa, Desa Sumbertangkil, Tirtoyudo, Malang. Tercatat 40 rusak berat dan 150 lebih rusak sedang dan ringan.
Dan kebetulan bareng ISN yang terus stanby dan Badan Wakaf Alqur’an (BWA) yang senantiasa support. Job saya bagian recovery mental. Ngisi kajian buka puasa masyarakat.
Nah, dari komunikasi, sebenernya masyarakat paham dan ridlo dengan qadla (ketentuan) dari Allah. Toh semuanya sudah terjadi. Tapi ada sisa-sisa kejengkelan karena habis kena musibah terus kena prank juga.
Ada orang penting yang turun,. selfi-selfi sambil nyerahin simbol bantuan tertulis Rp 25 jt. Nurunin kardus-kardus. Eh, habis selfi-selfi kardus-kardusnya diangkut lagi dan 25 juta nggak ada bentuk uang nya.
Tega banget puasa-puasabikin prank!
Tapi begitulah, semakin banyak ujiannya semakin besar pahalanya. Toh semua dari Allah pasti baik.
Saya cerita pengalaman pribadi kelahiran putri ke-3. Waktu lagi pailit banget. Saking pailitnya buat biaya USG nggak ada, sehingga perkiraan waktu lahir gak diketahui. Akibatnya pas subuh istri ngerasa gak kuat, minta tolong tetangga antar ke bidan. Di perjalanan ternyata keluar si jabang bayi dengan kondisi nyungsep di jok mobil. Gak bergerak gak bersuara.
Ati-atiii banget tak miringkan kepalanya biar dapat udara. Dielus-elus ditowel-towel. Sambil membatin, “Semua dari-Mu pasti baik Ya Allah…” Dan tiba-tiba si jabang bayi nangis banter.
Alhamdulillaah rasanya lega banget. Kayak habis ngangkat beban kopi sekwintal trus dilepaskan. Trus dapat penanganan bu bidan dan sehat ibu dan anak. Alhamdulillaah.
Saya membayangkan seandainya di USG, kemungkinan dirujuk ke RS karena anak pertama cesar. Kalo anak cesar, lahir berikutnya pun harus di RS walaupun persalinan normal.
Biaya gak terlalu difikir banget, tapi kalo cesar sangat saya hindari, sebab efek bagi si ibu bisa mudah capek, pelupa dan emosian.
Capek dan pelupa sih manusiawi banget. Gak masalah juga. Cuma ketika istri jadi emosian, akan berpengaruh pada kehidupan rumah tangga. Ketenangan, keharmonisan rumah tangga akan terpengaruh.
Tapi itu adalah hikmah-hikmah duniawi. Kalopun terjadi harus tetep sabar.
Yang lebih saya syukuri adalah ketika lahir di jok mobil. Karena kalo nggak pertolongan Allah gak bisa. Walopun direncanakan, “dik nanti kalo lahir di mobil saja ya?” Susah lah.
Akibat lahir di mobil dalam perjalanan sehingga saya bisa memberi nama “Aminah Khoiro Safiroh”. Arti harfiahnya “Sebaik-baik orang yang melakukan perjalanan dengan aman”. Dan filosofinya bahwa manusia itu senantiasa berjalan menuju Rabb-nya, maka harus sampai dalam keadaan aman denga membawa iman. Ketika saya melihat anak saya, maka saya sering diingatkan bahwa, “Manusia itu harus senantiasa berjalan menuju Allah”, seperti dawuhnya Imam Syafi’i: “Siiruu ila-Lloohi urjan wa makaasiir” (Teruslah berjalan kepada Allah walaupun pincang walaupun kaki pecah-pecah)
Walaupun berjalan kepada Allah itu susah, walaupun memikul syariat Allah itu berat, tapi teruslah berjalan walaupun terseok-seok walaupun kesandung-sandung.
Dan sekedar lahir nyungsep di jok mobil itu pertolongan yang luuar biasa bagi saya.
Apa yang penting bagi kita itu adalah memahami hikmah dibalik setiap peristiwa-peristiwa yang menimpa kita. Yang pasti semua dari Allah itu baik. Walaupun habis musibah kena prank kena tipu, pasti hikmahnya baik bagi kita.
Sampai hari ini saudara-saudara kita yang terdampak gempa sangat butuh bantuan. Dan yang saat ini stanby menolong dengan fokus di lokasi ada dari ISN dan BWA. Anda bisa memberikan amanah pada mereka untuk menyalurkan bantuan anda.