(Foto : Istimewa)

Hotel Siti Tidak Laku Sejak Awal

(Foto : Istimewa)

Rabu (21/7) pagi Yusuf Mansur dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto karena hemoglobin (Hb) dan eritrosit yang sangat rendah. Dia kemudian butuh transfusi darah. Ramai pemberitaan soal sakitnya ini.’

Jumat (23/7) sebuah media online ternama menurunkan laporan, semua saham yang pernah direkomendasikan Yusuf Mansur itu kini harganya turun drastis. Seperti diketahui, Yusuf Mansur dijuluki juga sebagai ‘stockpickers’ alias tukang pompom saham. Itu karena dia pernah merekomendasikan beberapa saham secara spesifik. Upaya mengajak orang membeli saham perushaan tertentu ini disebut sendiri oleh Yusuf Mansur sebagai ‘Mansurmologi’.

Contoh, pada November tahun lalu, lewat akun Instagramnya Yusuf Mansur menyarankan umat untuk membeli saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Selain saham Garuda, Yusuf Mansur juga juga pernah merekomendasikan agar masyarakat membeli saham BUMN Infrastruktur. Di antaranya  PT Jasa Marga (Persero) Tbk atau JSMR, PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, dan PT PP (Persero) Tbk atau PTPP. Yusuf Mansur juga pernah merekomendasikan saham Kimia Farma (KAEF). Saat itu UYM merekomendasikan KAEF dengan mengambil momentum masuknya vaksin corona ke Indonesia.

Ketika saham-sama perusahaan itu anjlok, media itu menulis : “Jadi, masih (mau) percaya Mansurmology?

Jumat (23/7) juga ramai dalam pemberitaan, peserta Investasi Patungan Usaha Hotel Siti mengucapkan ‘Syafakallah” kepada Yusuf Mansur. Ribuan peserta Investasi Patungan Usaha Hotel Siti yang didirikan Ustad Yusuf Mansur beramai-ramai mendoakan kesembuhannya agar bisa membayar hutang Investasi.

Salah satu perwakilan investor, Patungan Usaha Hotel Siti, Ibu Icha dari Makassar berharap, Yusuf Mansur segera segera sembuh supaya bisa pertanggungjawabkan hutang investasi Patungan Usaha Hotel Siti kepada kami ribuan orang peserta investasi” sambungnya.

Ramai pemberitaan-pemberitaan itu membuat menggugah kuasa hukum para korban Investasi Patungan Usaha Hotel Siti untuk menengok hotel tersebut dari dekat. Sabtu (24/7) pengacara itu meminta penulis menemaninya ke Hotel Siti di Jalan M. Toha, Tangerang dan menginap di sana.

Tahun 2015 itu pula Hotel Siti mulai  resmi beroperasi dengan manajemen Hotel Horison. Dari 2 tower, yang dipakai sebagai hotel hanya 1 tower, dengan 11   lantai dan 130 kamar. Tetapi, promosi Yusuf Mansur bahwa hotel ini difungsikan sebagai hotel transit bagi jamaah haji dan umroh yang hendak pergi atau pulang dari ziarah ke tanah suci, tak terbukti.

Apa yang dikatakan Yusuf Mansur di awal, bahwa hotel ini punya prospek baik, bersyariah, ternyata jauh   panggang dari api. Tak ada rombongan jamaah haji dan umroh yang memanfaatkan hotel ini. Manajemen Horison akhirnya juga hengkang pada paruh 2017. Lalu, Yusuf Mansur mengelola hotel ini dengan manajemen apa adanya, tidak lagi bersyariah. Dari awal Hotel Siti  tidak laku, sampai datangnya pandemi Covid, semakin tidak laku. Tak ada yang mau menginap di sana. Kamar-kamarnya terlihat kotor, berdebu. Kamar mandinya licin dan kotor. Sprei tempat tidurnya tampak ada bercak noda.

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.