Breaking News

Yusuf Mansur dan Pribadi Kemunafikan yang Melekat

Pemberitaan tentang Nanang Budiyanto, warga Surabaya, peserta investasi Patungan Usaha Yusuf Mansur di media ini (https://thayyibah.com/2021/06/22/43671/nanang-budiyanto-memilih-jalur-hukum-karena-kenyang-makan-janji-yusuf-mansur/) dan advis dari Darmansyah Subagyo, juga warga Surabaya kepada para korban investasi Patungan Usaha yang berencana memilih jalur hukum terhadap Yusuf Mansur (https://thayyibah.com/2021/07/07/43726/darmansyah-subagyo-mendiamkan-yusuf-mansur-membiarkan-kedzoliman/) mendapat perhatian dari beberapa pendukung Yusuf Mansur.

Seperti biasa, para pengikut Yusuf Mansur mengandalkan arugumentasi “tabayun”. Menurut pengikut Yusuf Mansur, mereka yang merasa merugi akibat keikutsertaannya dengan investasi bikinan Yusuf Mansur itu harus tabayun (klarfikasi) dahulu.

Para pengikut Yusuf Mansur ini seharusnya sadar dan mengerti, bahwa dalam artikel itu sudah disebutkan Langkah-langkah yang sudah ditempuh oleh mereka yang merasa menjadi korban. Begitu juga jika jalur hukum yang akan ditempuh. Prosedurnya tidak serta merta langsung ke meja polisi atau ruang pengadilan. Semua melalui proses dan prosedur. Dalam proses dan prosedur itu ada tahap yang bernama tabayun atau klarfikasi maupun proses lain yang sejenis.

Begitu pula denga artikel-artikel dalam media ini. Semua yang diungkap di sini berdasarkan fakta dengan nara sumber yang jelas identifitasnya. Sedangkan soal tabayun atau klarfikasi, para pengikut Yusuf Mansur seharusnya bertanya kepada Yusuf Mansur. Betapa sesungguhnya sudah berbilang tabayun dan klarifikasi media ini kepada Yusuf Mansur.

Tentang langkah hukum yang akan dipilih oleh mereka yang merasa terpedaya oleh Yusuf Mansur dengan program-program investasinya, maka penulis hanya ingin menyampaikan contoh kecil saja. Beberapa video dan file berita ini di bawah ini cukuplah bagi kita untuk memberikan nilai kepada Yusuf Mansur, siapa dia sesungguhnya. Betapa sesungguhnya perkataan dan sikap Yusuf Mansur bebeda dengan kenyataan yang dia lakukan.

Selain video dan file berita di bawah ini, Yusuf Mansur punya banyak jejak digital yang cukup membuat orang menilai, bahwa predikat munafik dan berbohong itu bisa jadi melekat pada pribadinya. Dengan demikian, kita bisa memahami langkah para korban. Bahwa sesungguhnya langkah hukum itu diambil lebih karena persoalan komitmen dan kejujuran Yusuf Mansur.

Tentang munafik itu sendiri, kita mengartikan sebagai kondisi ketika seseorang menampakkan sesuatu yang berlawanan dengan keadaan batinnya. Dalam Bahasa agama disebut “yuzhiru khilāfa ma yubthinu” (menampakkan apa yang tidak sesuai dengan kondisi sejatinya). Sufi besar Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa tabiat orang munafik itu selalu berbeda antara lisan dengan kata hati. Apa yang tersembunyi dengan yang ditampakkan bersifat kontradiktif, dan berbeda antara yang masuk dengan yang keluar. Artinya jika berkabar, ia pasti membual-bual.

Sadar akan kadar bahaya yang disebabkan wabah kemunafikan ini, Rasulullah memberikan minimal empat ciri munafik tulen. Ciri pertama, jika diberi amanat, ia akan mengkhianati. Kedua, jika berbicara, ia berdusta. Ketiga, jika berjanji, ia pasti mengingkari. Keempat, jika ia berselisih paham, maka ia tidak segan-segan akan berbuat zalim. Sahabat Umat bin Khattab sekali waktu berkhotbah dengan sangat lantang di atas mimbar: “yang aku khawatirkan terjadi dan menimpa kalian adalah munculnya orang-orang berilmu yang munafik.” Siapakah yang dimaksud Umar?

Siapakah yang dimaksud Umar? Dalam kitab Jāmiul Ulūm wal Hikam disebutkan bahwa mereka mereka adalah orang-orang yang perkataannya penuh hikmah, namun tingkah polahnya sarat kemungkaran. Orang yang munafik canggih merekayasa umat. Dengan modal pemahaman keagamaan, mereka sering kali menipu orang banyak. Ulama seperti inilah yang diramalkan Umar bin Khattab banyak lahir di akhir zaman. Umar melukiskan dengan kalimat “khusū’un nifaq an taral jasada khāsian, wal qalbu laisa bikhāsi’in” (fisiknya tampak khusyuk sekali, namun tidak dengan hatinya). Sebuah hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik menarik untuk direnungkan: betapa wabah kemunafikan sudah sedemikian akut dan merajalela. Rasulullah bersabda, “Akan datang suatu masa ketika orang kaya naik haji hanya untuk pelesiran, orang kelas menengah pergi haji untuk berdagang, para pengkaji Alquran berangkat haji untuk pamer serta meningkatkan reputasi nama baik, dan orang miskin naik haji untuk mengemis.”

 

https://www.viva.co.id/amp/berita/politik/1070377-yusuf-mansur-tegaskan-netral-tak-masuk-timses-jokowi?page=all&utm_medium=all-page

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200304145511-17-142462/yusuf-mansur-geram-dituduh-penipu-ancam-lapor-balik

https://makassar.terkini.id/beredar-videonya-kritik-negara-suka-ngutang-yusuf-mansur-ngaku-salah-saya-dulu-masih-bocah/

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.