Breaking News
Saya menemani Mamak berhaji 2009 (Foto : Dok. Setiardi)

Soal Haji

Catatan Bagi Anggiti Abimanyu

Oleh: Setiardi

Saya menemani Mamak berhaji 2009 (Foto : Dok. Setiardi)

Membaca pernyataan Anggito Abimanyu, Kepala Badan Pengelola Dana Haji, bahwa calon jamaah yang menarik dana haji dipastikan tak bisa menunaikan haji seumur hidupnya, darah saya mendidih. Pernyataan itu sungguh arogant, penuh ancaman dan juga melampaui batas kekuasaan manusia. Dia menihilkan kekuasaan Tuhan yang tak terbatas, tak bersyarat.

[Sepatutnya, maksimal Anggito cukup bilang bahwa calon jamaah yang menarik dana haji, itu berarti keluar dari antrean haji reguler. Titik. Tentu saya tetap berharap Anggito cuma keseleo lidah, atau media salah mengutip pernyataannya].

Dan untuk menjawab ancaman Anggito itu, ijinkan saya bercerita soal keajaiban ibadah haji yang saya alami sendiri.

Saya berhaji tahun 2009. Saya mengawal Mamak, yang benar-benar ingin berangkat ke Tanah Suci. Kami berangkat dengan haji reguler, bukan haji plus — yang sekarang disebut haji khusus.

Demi Allah, saya dan Mamak tak mendaftar untuk haji 2009. Padahal antrean saat itu sudah sekitar sepuluh tahun. Tapi Mamak ngotot harus berangkat musim haji itu, bagaimana pun caranya. “Kalau perlu naik perahu ke Mekah,” ujar Mamak. Keinginan Mamak itu sepertinya mustahil. Tapi siapa yang bisa menghalangi kekuasaan Tuhan?

Dan haji adalah ibadah yang aneh. Itu panggilan Tuhan. Jika nama kita sudah tercatat di langit akan berangkat, maka pasti berangkat. Meski tak mendaftar ke pemerintah untuk ikut antrean haji.

Secara lahiriah, syariatnya akhirnya ada beberapa pihak yang menawarkan ke kami untuk berangkat haji — kerabat Imam Masjidil Haram (lewat visa undangan Kerajaan Arab Saudi), Bang Hasrul Azwar, Ketua Komisi VIII DPR, dan terakhir perintah Ibu Negara Ani Yudhoyono kepada Sespri Presiden untuk mengurus keberangkatan Haji Mamak. Saya cuma menemani 🙂 Saya pilih jalur yang diberikan Ibu Ani Yudhoyono. — semoga Allah merahmati beliau di alam barzah.

Begitulah, tanpa mendaftar, tanpa punya uang, Saya bisa mengantar Mamak ke Tanah Suci, menunaikan Rukun Islam kelima. Semua urusan administrasi dikerjakan pada hari terakhir menjelang keberangkatan kloter terakhir.

Anggito Abimanyu sebaiknya bertaubat. Pada hakikatnya haji, dan ibadah lainnnya, adalah rahmat Allah SWT. Jika Allah sudah berkehendak, tak ada yang dapat menghalanginya.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur