Breaking News
Menteri Pertahanan Prabowo sudah menjamin beasiswa untuk anak-anak dari prajurit awal Nanggala yang gugur (Foto : VOA Indonesia)

Yusuf Mansur Beri Beasiswa Anak-Anak Pahlawan Nanggala?

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)

Menteri Pertahanan Prabowo sudah menjamin beasiswa untuk anak-anak dari prajurit awak Nanggala yang gugur. Urusan sekolah anak-anak prajurit itu sudah menjadi tanggungjawab negara. (Foto : VOA Indonesia)

 

Melalui facebook, Senin (26/4) Yusuf Mansur berniat untuk memberikan beasiswa kepada putra-putri dari 53 Pahlawan KRI Nanggala 402. “Beasiswa untuk anak-anak dari 53 Pahlawan Nanggala. Saya coba bicara dengan pimpinan TNI agar seluruh anak-anak dari 53 pejuang dan pahlawan kita, mendapat beasiswa di Daarul Qur’an oleh kita semua. Kemudia siap jadi tentara di kemudian hari. Aamiin. Bismillah. Doakan bisa berkomunikasi dengan yang terkait. Kebaikan ini harus jadi kebaikan bersama sehingga jadi sebuah kekuatan sosial yang bergerak dan menggerakkan,” tulisnya.

Sebagaimana diketahui, kapal selam milik TNI, KRI Nanggala 402, tenggelam di di perairan utara Bali pada Rabu (21/4) dinihari. Kapal terbelah menjadi 3 bagian dan seluruh awaknya yang berjumlah 53 personil dinyatakan tewas. Indonesia berduka. Yusuf Mansur tampil dengan gagasannya akan memberi beasiswa kepada anak-anak para pahlawan Manggala 402 tersebut.

Benarkah Yusuf Mansur serius memberi beasiswa? Lalu, darimana ia mendanai anak-anak pahlawan Nanggala 402 tersebut? Coba simak kalimat ini, “Kebaikan ini harus jadi kebaikan bersama …” Ini artinya, jika pun jadi, maka pembiayaannya akan meminta sedekah kepada umat. Umat akan dimintai sedekahnya atas nama anak-anak pahlawan Naggala 402.

Urusan beasiswa ini bukan kali ini Yusuf Mansur berteriak nyaring. Pada tahun 2012, 2013, dan 2014, kepada para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong, Yusuf Mansur mengajak mereka untuk bersedekah secara rutin, setiap bulan sebear Rp 300.000. Katanya, donasi tersebut untuk membiayai pesantren Daarul Qur’an yang sedang dirintisnya. Buat para donatur yang rutin memberikan secara bulanan, nanti akan mendapatkan kemudahan jika anak-anak atau keponakannya akan nyantri di pesantren Daarul Qur’an. Mereka akan dapat beasiswa dan digratiskan selama mondok. Tahun 2014 para pekerja di Hong Kong yang jadi donatur tetap, sudah mulai ada yang kembali ke Indonesia. Sebagaimana janjinya Yusuf Mansur, mereka pun mendatangi Daarul Qur’an untuk mendaftarkan anak-anak atau keponakannya sebagai santri. Apa yang terjadi? Ternyata tidak ada kemudahan berupa beasiswa, apalagi gratis. Barulah mereka sadar tetang apa yang terjadi. Setelah mereka kembali ke tanah air.

Untuk ukuran masyarakat Indonesi, menjadi santri di Daarul Qur’an, biayanya cukup mahal. Uang pangkalnya Rp 40 jutaan, belum SPP dan biaya hidup bulanannya. Jika pun akhir-akhir ini dipromosikan ada beasiswa, yang digratiskan hanya uang pangkalnya, biaya bulanan tetap ada. Ini untuk santri tahfidz. Jika mereka juga sekolah, maka akan dkenakan biaya-biaya lagi.

Soal branding mem-branding, Yusuf Mansur dikenal lihai. Lihatlah, ketika Ustadz Maaher at-Thuailibi wafat beberapa waktu lalu, Yusuf Mansur menyodorkan pemakaman almarhum di kompleks pesantren Daarul Qur’an. Setelah itu, Yusuf Mansur menghimpun dana untuk memberi bantuan kepada keluarga almarhum. Dana yang terkumpul nantinya akan dibeikan rumah untuk ditinggali keluarga almarhum, sekaligus menjadi rumah tahfidz Daarul Qur’an. Lalu sisanya akan diberikan kepada pihak keluarga. Suara-suara sumbang dari masyarakat sahut-menyahut. Intinya, mereka tidak percaya penghimpunan dana yang dilakukan oleh Yusuf Mansur. Bahkan, ada yang memberi saran agar masyarakat yang akan memberi sumbangan, langsung saja ke isteri almarhum. Rupanya, Yusuf Mansur menyadari adanya kegaduhan di masyarakat. Maka, skenario pun diubah, semua hasil yang dihimpun oleh pihak Daarul Qur’an diserahkan kepada pihak keluarga, termasuk urusan membeli rumah dan sebagainya.

Begitulah Yusuf Mansur. Ia pandai memanfaatkan momentum, untuk pencitraan dirinya. Tentang anak-anak pahlawan Nanggala 402, mereka otomatis akan menjadi tanggungjawab negara, sampai mereka dewasa dan menyelesaikan sekolahnya. Pernyataan Yusuf Mansur akan memberi beasiswa tersebut hanyalah sebuah gimmick. Berhasil atau gagal, itu bukan tujuan utamanya. Wallahu A’lam.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur