Breaking News
Sejumlah TKW di Hong Kong berfoto bersama (alm) Harry Prabowo pengelola Paytren bersama Yusuf Mansur (Foto : Dokumentasi Hilwa)

BALADA TKW DENGAN BISNIS YUSUF MANSUR (7)

Lelah “Berburu” Yusuf Mansur Sampai Ajal Menjemput

Sejumlah TKW di Hong Kong berfoto bersama (alm) Harry Prabowo pengelola Paytren bersama Yusuf Mansur (Foto : Dokumentasi Hilwa)

Nasib Lestari TKW asal Lampung Timur memang sedikit beruntung.  Meskipun uang investasi Nabung Tabung bersama Yusuf Mansur sebesar 6,6 juta sama sekali tidak diketehui nasibnya, namun untuk investasi Hotel Siti sebesar 30 juta dia bisa dapatkan kembali. Itupun harus ditempuh dengan usaha keras yang memakan waktu dan tenaga. (Baca : https://thayyibah.com/2021/01/27/42323/balada-tkw-dengan-bisnis-yusuf-mansur-6/).

Lain Lestari lain pula nasib yang dialami oleh Siti Nurhidayah yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Seperti yang dituturkan oleh Hilwa Humaira, mantan Star Leader International VSI atau Paytren kepada penulis. Nurhidayah ikut dan bergabung dengan aneka investasi Yusuf Mansur ketika sama-sama mereka masih menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hong Kong tahun 2014.

 

Yusuf Mansur berceramah di deoan TKW Hong Kong tahun 2014. Menjual ragam investasi dan Paytren (Foto : Dokumentasi Hilwa)

Sama seperti TKW lainnya, Nurhidayah yang kala itu berusia di atas 50 tahun ikut membeli investasi Hotel Siti sebesar delapan juta rupiah. Selain itu, Nurhidayah juga membeli paket investasi Nabung Tanah. Hanya saja, Hilwa tak ingat berapa  jumlah yang disetor Nurhidayah untuk Nabung Tanah ini. “Mungkin sekitar dua juta, karena itu adalah jumlah minimal,” kenang Hilwa.

Tahun 2018 Nurhidayah  kembali ke tanah air kemudian menetap di Semarang. Sejak saat itu, Hidayati “berburu” Yusuf Mansur. “Dia membutuhkan banyak biaya untuk mengobati sakit yang dia derita selama di Hong Kong,” tutur Hilwa.

Sayang, semua nomor yang pernah diberikan Yusuf Mansur ketika “menjual” investasi di hadapan TKW di Hong Kong tidak bisa dihubungi. Ada memang nomor telepon yang bisa dihubungi tapi jawaban yang diberikan membingungkan Nurhidayah. Pernah juga mengirim email ke alamat yang diberikan, namun jawabannya tak kunjung datang.

Dokumen keikutsertaan Siti Nurhidayah dengan Paytren (Foto : Dokumentasi Hilwa)

Kepada teman-teman sesama TKW yang sudah pulang maupun yang masih di Hong Kong selalu Nurhidayah bertanya dan mencari jalan keluar. Agar uang yang pernah dia investasikan kepada Yusuf Mansur bisa kembali. Apa daya, sesama TKW peserta investasi yang ditanya, semuanya menjawab ‘tidak tahu’. “Kami semua para TKW dan mantan TKW punya masalah yang sama dengan Nurhidayah, semua bingung,” jelas Hilwa.

Selain investasi Hotel Siti dan Nabung Tanah, Nurhidayah juga bergabung dengan VSI (belakangan menjadi Paytren). Dengan Payren ini Nurhidayah mengambil paket Titanium seharga 10 juta rupiah. “Saya tau persisi keanggotaan Nurhidayah di Paytren karena saya adalah mitranya,” jelas Hilwa.

Nurhidayah adalah satu dari sekian banyak TKW yang bermimpi, jika kembali ke tanah air ada usaha yang diandalkan. Karena itu mereka “menanamkan” uang kepada Yusuf Mansur. Sayang, mimpi itu menjadi buyar. Kenyataan yang mereka alami bertolak belakang dengan harapan dan janji Yusuf Mansur. Begitu berharap Nurhidayah kepada Yusuf Mansur bisa kembalikan uangnya sehingga bisa digunakan untuk berobat sakitnya. Sayang, harapan itu tak pernah wujud seiring dengan “gelapnya” jalan meminta pertanggungjawaban Yusuf Mansur.

Dalam kelelahan “berburu” Yusuf Mansur meminta kembali uangnya, Nurhidayah meninggal dunia pada tahun 2019 lalu. Dia pergi bersama mimpinya yang tak pernah terwujud.

 

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.