Breaking News
(Foto : Umma)

Ketahuilah! Pertolongan Allah itu Dekat

Oleh: Gus Nut

(Foto : Umma)

Kadang kita merasa menjadi subjek yg paling mengenaskan di dunia.
Kerja di PHK nyari lagi sangat susah, tabungan gak ada sisa, rumah tangga sudah kayak neraka karena istri gak bisa nerima hingga tak berhenti bicara, merasa banyak teman tapi semuanya cuek saja.

Kata pak ustad, tingkatkan taqwa, maka hidup akan mudah. Sunnah-sunnah dikerjakan, tak lupa bacalah Quran, istiqomah wiridan, amal sholeh lain pun dilakukan.

Tapi ternyata kemudahan tak kunjung tiba. Bahkan tawaran gratis uang haram justru sampai didepan mata. Sibuk hati menimbang, ambil tidak,ambil tidak, ambil tidak.

Sebenarnya ketika semakin sulit kita, semakin berat ujian kita, maka yakinlah hadiah yang menanti semakin istimewa.

Karena jika orang bertaqwa hidupnya harus selalu mudah, maka tak akan Sayyidina Ali meminta Fatimah tercinta menghadap Baginda Nabi sang Ayah untuk memohon,
“Duhai Ayah, makanan para malaikat ialah mengagungkan, menyucikan dan memuji Allah. Tetapi, makanan kami kan lain?”
Nabi dengan penuh kasih memandang iba putri tercintanya sembari bertutur, “Sungguh, sejak sebulan ini tungku rumah keluarga Muhammad juga tidak menyala. Tetapi, baru saja aku diberi seekor kambing betina. Kalau kamu mau, aku akan usahakan lima ekor untukmu. Atau, kamu aku ajari lima kalimat yang pernah diajarkan Jibril kepadaku?” Tutur Nabi saw. kepada Fatimah.
“Ajarilah saja aku lima kalimat yang pernah diajarkan Jibril kepadamu.” Nabi pun mengajarkan lima kalimat itu, “Bacalah selalu:

ياَ أَوَّلَ الأَوَّلِيْنَ وَيَا آخِرَ الأَخِرِيْنَ، يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ، وَيَا رَاحِمَ الْمَسَاكِيْنَ، وَياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

“Wahai Dzat yang Maha Awwal, wahai Dzat yang Maha Akhir, wahai Dzat Pemilik kekuatan yang hebat, wahai Dzat yang Maha pengasih bagi orang-orang miskin, wahai Dzat yang Maha Pengasih..”

Fatimah pun pulang menemui suami tercintanya. Setiba di rumah, ‘Ali bertanya kepada isteri tercintanya itu, “Apa yang kamu bawa?” Jawab Fatimah, “Duniamu baru saja hilang, maka sekarang kubawakan untukmu akhirat.”
Meski harus menahan lapar, ‘Ali pun menimpali ucapan isteri tercintanya itu dengan kata-kata indah, “Sungguh luar biasa hari-harimu, Fatimah.” [as-Suyuthi, Musnad Fathimah, hal. 7]

Begitulah, ketika Allah mencintai kita, Dia terkadang menangguhkan doa kita, agar kita senantiasa tak henti-henti berdoa kepadaNya. Agar doa kita senantiasa terdengar olehNya. Karena Allah senang mendengar kita melantunkan doa-doa kepada-Nya.

Kalau ujian semakin berat, maka lihat saja di sekeliling kita selepas kita dari masjid, orang-oranh yang sama atau mungkin lebih parah dari kita, yang mereka terus bekerja tak dengar suara adzan tidak ingat ibadah. Maka bersyukurlah, Ya Allah, kondisiku sama dengan mereka tapi Engkau lebih menjaga aku daripada mereka.

Atau selepas kita kajian tengoklah tunawisma gelandangan, maka berayukurlah bukan kita yang diuji seperti mereka.

Ketika kita mendapat ujian, dan kita sadar bahwa ujian itu semuanya dari Allah SWT, maka itu tanda Allah sedang memperhatikan kita.

Ketika ujian semakin berat, tanda pertolongan Allah semakin dekat.
Yakinlah.

أَمَّنْ يُجِيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ
Siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kondisi terjepit, ketika dia berdoa kepada-Nya.” [Q.s. an-Naml: 62]

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur