Breaking News
(Foto : Amazone)

Autophagy dan Sehat ala Nabi

Oleh: Gus Nur

(Foto : Amazone)

Apa hubungan kopi degan kesehatan? Googling saja,  InsyaAllah bakalan nemu seabreg.

Kali ini saya cuma pengen sharing “salah satu” tips sehat ala Nabi Muhammad saw.

Dalam urusan apapun termasuk kesehatan, sebenernya saya cenderung beraliran tradisionalis rasionalis. Hadits-hadits yang ngomong kesehatan saya terima betul-betul. Bahkan perkataan ulama salaf saya garis bawah beneran. Tapi tetep rasionalis, karena saya menganggap pasti ada titik temu antara hadits-hadits kesehatan dan sains. Sehingga habbatus sauda sebagai obat segala penyakit, saya percaya beneran. Bisa dipake obat covid atau AIDS. Adapun sekarang belum terbukti karena medis belum sampe meneliti kesana.

Kasus sunnahnya celupin lalat sekalian pas masuk minuman, dalam hadits karena lalat itu sayap kiri ada racunnya sayap kanan ada obatnya. Maka era modern ini ilmuwan baru merasionalkan, dilihat dengan mikroskop ternyata sayap kiri ada virusnya, sementara sayap kanan ada bacteriovag virus atau bakteri baik pemakan virus. Baru bisa … oooh ternyata!

Nah, salah satu tips sehat itu disebutkan dalam kitab Lubabul Hadits As-Suyuthi, pada bab “Keutamaan Sedikit Makan”. Bahwa sehat itu hikmah dari perut yang sering lapar.

Sebuah hadits: “Tidak ada kesehatan yang disertai banyak tidur, tidak ada kesehatan yang disertai banyak makan, dan tidak ada kesembuhan yang disertai keharaman”. Atau hadits “Shuumuu tasihhuu” (berpuasalah maka engkau akan sehat). Sehingga banyak ulama salaf mengatakan perut itu sumber penyakit.

Nah, konsep ini dirasionalkan oleh peneliti Jepang Prof. Yoshinori Usumi yang kemudian meraih penghargaan Nobel dalam penelitiannya tentang Autophagy.

Autophagy adalah, ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar, lalu memakan sel-sel rusak atau tidak beguna sehingga tidak menjadi sampah dan tidak bisa menimbulkan penyakit pada tubuh. Dengan kata lain tubuh orang yang lapar akan membersihkan dan menyehatkan dirinya sendiri.

Durasi lapar itu kita tidak makan minimal 8 jam. Ketika kondisi lapar maka tubuh menghasilkan protein autophagiosom yang mengumpulkan sel-sel tidak berguna termasuk bakteri, virus atau radikal bebas, kemudian menganalisa dan mendaur ulang sel-sel tersebut agar bisa dipake tubuh dengan aman.

Nah,  kesimpulan dari riset tersebut, menyarankan agar seseorang bisa menjalani praktek melaparkan diri dua atau tiga kali dalam seminggu, yang kalo kita lebih familiar dengan istilah shaum/ puasa.

Nah, agar lebih afdhol habis sahur tetep segelas kopi, biar semangat dan energi tetap terjaga.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur