Breaking News
Air Zamzam Kemasan (Foto : KabarMakkah)

Mandi Air Zamzam

Oleh: Setiardi Reborn

Air Zamzam Kemasan (Foto : KabarMakkah)

Malam ini saya diundang Haji Sigit, Ketua RW Kompleks Kostrad Cijujung, Bogor. Saya sedang membangun 30 rumah kontrakan di sana. Hampir rampung. Kami ngobrol santai terkait beberapa hal di Warung Pak Atok, dekat Pintu Tol Sirkuit Sentul. Saya didampingi Pak Komara, yang mengelola kontrakan itu.

Usai makan dan bicara agenda utama, kami cerita ringan ini itu. Rupanya Pak Sigit menunaikan ibadah haji tahun 2009, sama seperti saya. Dia kloter Bogor, saya kloter Jakarta. Pak Sigit cerita pengalaman di Tanah Suci. Saat menunaikan haji, dia terkena asam urat parah. “Dengkul saya bengkak seperti bola. Merah. Sakit sekali. Tak bisa ditekuk. Setiap jalan dipapah dua jamaah lain,” ujar Pak Sigit. Dan dia mendapat ilham untuk mengambil air zamzam dengan jerigen kecil. Pak Sigit mandi dengan air zamzam itu. “Besoknya saya sudah bisa berlari. Tanpa obat apa pun. Sembuh total,” ujar Pak Sigit.

Saya pun berbagi cerita ke Pak Sigit. Januari 2020 lalu saya umrah, bersama Mamak. Saya saat itu sedang benar-benar butuh duit. Saya punya mimpi membangun rumah kontrakan, untuk bekal ibadah. Sudah malas dengan kesibukan dunia. Di Mekkah saya beli jerigen, dan saya penuhi dengan air zamzam dari Masjidil Haram. Saya beli dua jerigen. Mumpung di Tanah Suci.

Sesampai di Hotel Ajyad Makareem, saya minta Mamak ke kamar. Teman kamar saya — Suki Zarkoni, Siddiq Las dan Mochamad Iwan Zainuri — memperhatikan apa yang akan saya kerjakan. Saya minta Mamak mendoakan Air Zamzam itu. “Insya Allah kamu bisa bangun kontrakan. Itu untuk bekal ibadah ya,” ujar Mamak. Saya langsung mandi dengan Air Zamzam yang sudah disebul doa Mamak itu. Saya juga minum beberapa gelas.

Alhamdulillah, sejauh ini proses pembangunan kontrakan berjalan lancar. Sudah menghabiskan hampir Rp 3,5 miliar. Padahal saya mulai ground-breaking dengan meminjam duit 50 juta di adik, Aditya Mahario. Karena memang saat itu benar-benar tak punya duit. Nekat saja. Tapi ternyata selalu ada jalan. Ada saja.

Malam ini Saya dan Pak Sigit tertawa-tawa. Kami mengenang tingkah ‘konyol’ mandi Air Zamzam di Tanah Suci.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur