Bursa Saham (Foto : Republika)

Begini Cara Yusuf Mansur ‘Membeli” Bank Muamalat dan BRI-Syariah

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)

Bursa Saham (Foto : Republika)

Dalam dua pekan terakhir, nama Yusuf Mansur kembali jadi perbincangan. Gara-garanya, ia dikabarkan untung besar karena telah menjual saham BRI Syariah yang dimiliknya. Tidak jelas berapa lembar saham yang dijual dan berapa keuntungannya. Yang pasti, muncul istilah baru atas peristiwa tersebut, yakni: Mansurmology. Lalu dia mulai berbicara tentang bagaimana mengangkat harga saham sebuah brand?

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Yusuf Mansur dengan Paytren Aset Manajemen (PAM) sebagai pihak yang memperjual-belikan saham, adalah hal yang wajar-wajar saja. PAM yang mengelola dana umat memutarnya dengan cara jual-beli saham. Tetapi, jika kita tarik ke belakang, motif membeli saham BPR Syariah dan Bank Muamalat, punya tujuan lain. Yakni, ikut memiliki saham di dua bank syariah tersebut.

Lalu, bagaimana cara Yusuf Mansur menggalang dana umat untuk beli saham di dua bank tersebut? Di laman https://news.treni.co.id/beli-saham-bris/ yang diunggah pada 8 April 2018, Yusuf Mansur menulis:

“Insyya Allah KOPINDO (Koperasi Indonesia Berjamaah) Syariah, sudah mulai melakukan mobilisasi ummat untuk bersama-sama membeli saham BRI Syariah per kemarin sore tanggal 9 April 2018. Selanjutnya, Paytren Aset Manajemen, sebagai manajer investasinya Kopindo, Syariah juga, akan melakukan KPD, Kontrak Pengelolaan Dana dengan BRI Syariah dan JLUnya.

Info lebih lengkapnya, langsung saja download aplikasi “Kopindo Berjamaah” di Playdtore Android (bit.ly/AplikasiKOPINDO). Nanti dapat nomor Virtual Account, untuk transfer ke rekening tercantum. Bisa dari berbagai bank Rp 200.000 untuk simpanan pokok/wajib. Dan Rp 1.000.000 atau kelipatannya untuk simpanan sukarela. Simpanan sukarela ini yang akan dijadikan saham BRIS.Insyaa Allah ini langkah sangat baik sekali. Membuka peluang kepada masyarakat menjadi pemegang saham BRI Syariah. Tidak hanya jadi penabung.

Dan terhadap bank syariah yang lain, PayTtren Aset manajemen Syariah sampai hari ini masih terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Tetap on the track. Tetap berupaya. Dan Insyaa Allah tetap berlanjut.

Demikian

Salam, Yusuf Mansur.”

Di video yang beredar pada April 2018, Yusuf Mansur nampak bersemangat sekali, juga optimis, bahwa pihaknya akan berhasil membeli saham dua bank syariah tersebut, BRI Syariah dan Muamalat. Untuk BRI Syariah targetnya Rp 500.000.000.000, sedangkan untuk Muamalat Rp 4,5 Trilyun.

Bagaimana faktanya? Di Bank Muamalat, Yusuf Mansur memang mampu menghadirkan ratusan komunitas Paytren ke kantor pusat bank syariah pertama di Indonesia itu, di Muamalat Tower, Jalan Prof. Dr. Satrio Kavling 18, Kuningan, Jakarta, Rabu (28/2/2018). Yang terjadi adalah, para komunitas Paytren membuka rekening, bukan membeli saham Bank Muamalat. Waktu itu, ketua MUI Ma’ruf Amin juga hadir. Setelah itu, tak ada lagi kabar. Pembelian saham Bank Muamalat gagal dilakukan oleh Yusuf Mansur.

Bagaimana dengan BRI Syariah? Untuk membeli saham, seseorang mesti daftar dulu dengan membayar RP 200.000, lalu beli saham dengan kelipatan Rp 1.000.000. Uang tersebut yang akan dibelikan saham lewat PAM.

Ada seorang calon pembeli saham yang penasaran. Setelah mendaftar dengan membayar Rp 200.000 ia dapat kartu keanggotaan yang ada fotonya Yusuf Mansur, ada logo Paytren dan logo BRI Syariah. Lalu dia mendatangi kantor BRI Syariah, menanyakan perihal pembelian saham yang dilakukan oleh Yusuf Mansur. Tentu saja pihak manajer bank tidak tahu-menahu, karena urusan saham itu adanya di bursa saham.

Walhasil, apa yang dikatakan Yusuf Mansur untuk membeli saham BRI Syariah dan membeli Indonesia tersebut tidak seperti yang dibayangkan oleh banyak orang, dengan menguasai saham mayoritas, agar bisa masuk ke manajemen. Faktanya, Yusuf Mansur hanya dagang saham. Ketika harga saham jatuh, dia beli, ketika harganya “bagus” ia jual. Yusuf Mansur dapat margin dari jual-beli saham seperti itu.

Lalu, bagaimana dengan para investor yang beli saham lewat Yusuf Mansur? Satu per-satu investor mulai mempertanyakan nasib investasinya. Yang jelas, aplikasi “Kopindo Berjamaah” tak lagi bisa diakses! Wallahu A’la

About Redaksi Thayyibah

Redaktur