Breaking News
Simpul Daqu, masih soal mengumpulkan uang masyarakat (Foto : Simpul Daqu)

YUSUF MANSUR MASIH BERNAFSU KUMPULKAN UANG ORANG

Simpul Daqu, masih soal mengumpulkan uang masyarakat (Foto : Simpul Daqu)

Kembali. Yusuf Mansur luncurkan program kumpul-kumpul uang masyarakat dengan tetap memakai bungkusan agama dan tetap dengan iming-iming dapat pesawat telepon seluler terbaru nan tercnggih, komisi jutaan rupiah, umroh dan jalan-jalan keliling dunia gratis.

Yusuf Mansur seperti biasa juga membumbui program baru ini dengan kalimat-kalimat ajakan bergabung yang bombastis.”Bukan MLM, mudah dan cepat sukses” demikian kata-kata jampi Yusuf Mansur. Begitu juga oran-orang yang dia tampilkan dalam program ini juga masih sperti biasa, yakni Anwar Sani, Tarmidzi dan Ahmad Jamil.

Program kumpul-kumpul uang masyarakat kali ini diberinama Simpul Daqu. Seperti biasa Yusuf Mansur kuatkan dengan website sekaligus. Simpul Daqu juga dipromokan dalam website Paytren dan semua media sosial Yusuf Mansur.

Seperti biasa juga, hanya sesaat setelah ini dipublish, ratusan akun bermunculan untuk mensupport program ini, mulai dari puja-puji hingga bertanya ini dan itu. Banyak yang mencurigai akun-akun ini adalah palsu belaka alias bikinan tim Yusuf Mansur sendiri.

Suka mengumpulkan uang masyarakat dengan minim pertanggungjawaban bisa jadi sudah merupakn mata pencaharian Yusuf Mansur. Sehingga sudah berkali-kali dia terjerat masalah hukum, namun kata kapok dan taubat sepertinya jauh dari atmosfir Yusuf Mansur.

Tahun 2006 Yusuf Mansur dilaporkan ke Polisi. Berujung di bui. Tahun 2008 dia dilaporkan lagi, juga berujung di bui. Dua-duanya urusan duit dengan orang lain. Waktu itu dia belum tenar sebagai ustadz seleb.

Setelah jadi ustadz seleb terkenal, sahwat Yusuf Mansur mengumpulkan uang masyarakat makin dahsyat. Ada patungan usaha, ada patungan sawah, ada patungan asset, ada tabung tanah dan masih ada yang lainnya. Semuanya sama saja, menghimpun dana masyarakat. Nagfsu mengumpulkan uang masyarakat ini juga sampai mensasar TKW kita di Hong Kong. Dari Hong Kong Yuduf Mansur menggondol uang sedekah sekaligus dana patungan untuk usaha penginapan dan membeli tanah.

Tahun 2017, Yusuf Mansur lagi-lagi dilaporkan. Kasusnya terkait penghimpunan dana bisnis Condotel Moya Vidi di Surabaya. Kali ini dia sudah tenar sebagai Ustadz. Tapi dia beruntung tidak masuk bui ketiga kali. Kasusnya di SP3 kan tahun 2018. Terkait kasus yang sama, tahun 2020 ini, lagi-lagi Yusuf Mansur dilaporkan. Kali ini perdata. Saat ini perkara tersebut masih bergulir di PN Tangerang.

Apakah bisnis-bisnis Yusuf Mansur itu menguntungkan? Tak ada bukti. Ada pertanggung jawaban? Juga tak jelas. Yang ada adalah pelaporan demi pelaporan.

Selain senang menghimpun dana orang, Yusuf Mansur juga senang bermain bisnis sesat. Modelnya seperti MLM, tapi MLM yang disebut skema piramida. Model MLM ini hanya fokus pada perekrutan member, bukan jualan produk akhir ke masyarakat umum. Member hanya bisa mendapat penghasilan kalau bisa merekrut orang lain untuk jadi member dalam jumlah banyak. Itulah yang dikenal dengan Paytren, sebelumnya bernama VSI.

Dalam VSI dan Paytren itu, Yusuf Mansur dianggap sebagai pembohong. Dia mengatakan bahwa Paytren membuat orang mudah dapat bonus jutaan rupiah, mendapah hand phone mahal, dapat rumah mewah, mobil mewah, umroh atau keliling dunia secara gratis. Padahal itu bohong dan tidak mudah.

Hanya segelintir orang dari ratusan ribu member Paytren yang bisa dapat mobil dan umroh, apalagi dapat rumah. Jadi kata-kata ‘mudah’ itu adalah jelas kebohongan supaya orang mau jadi member Paytren dan setor uang. Kata-kata ‘mudah’ itu kini masih dipakai Yusuf Mansur dalam Simpul Daqu ini.

Bukan hanya Paytren bisnis sesat Yusuf Mansur. Dulu ada juga E-Miracle yang sekarang sudah lenyap ditelan bumi. Setelah Paytren meredup, Yusuf Mansur kembali membuat MLM Treninet. Tetap memperdaya orang dengan janji sukses kalau beli barang. Dan… sekarang setelah Treninet tak ada lagi gaung menggema Yusuf Mansur menjual Simpul Daqu. Ucup, oh, Ucup…!!

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.