Breaking News
Utamakam bersedekah kepada keluarga terdekat, bukan kepada Yusuf Mansur, orang yang mengaku sebagai pengusaha. (Foto : Inilahbanten)

CATATAN UNTUK YUSUF MANSUR

Keluarga Terdekat, Prioritas untuk Sedekah

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)

Utamakam bersedekah kepada keluarga terdekat, bukan kepada Yusuf Mansur, orang yang mengaku sebagai pengusaha. (Foto : Inilahbanten)

Hampir dapat dipastikan, setiap kali Yusuf Mansur berceramah di depan jamaah, endingnya mengajak sedekah. Sedekah itu baik,dan sangat dianjurkan,karena dapat memberi cahaya para pelakunya di yaumil akhir nanti. Dan masih banyak manfaat dan faedah dari sedekah itu sendiri.

Tetapi, masalahnya, sedekah anjuran dari Yusuf Mansur tersebut untuk diberikan kepada Yusuf Mansur, atas nama Daarul Qur’an. Bahkan, ketika pada tahun 2014 Yusuf Mansur ke Hong Kong untuk memasarkan VSI (cikal bakal Paytren), para anggota VSI juga diminta untuk bersedekah ke Daarul Qur’an sebesar Rp 300 ribu per bulan. Janji Yusuf Mansur, jika sudah menjadi donatur Daarul Qur’an, maka nanti akan memasukkan anak-anaknya ke pesantren Daarul Qur’an, akan dapat kemudahan, digratiskan. Faktanya, setelah mereka pulang ke Indonesia, mau memasukkan anak-anaknya atau keponakannya ke pesantren Daarul Qur’an, mereka tidak mampu, karena bayarnya mahal.

Di era Covid-19 ini, Yusuf Mansur, melalui Daarul Qur’an, giat mengadakan aktifitas dan berujung pada meminta sedekah. Oleh sebab itu, mari kita tengok petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang prioritas pemberian sedekah.

Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, berpendapat, bahwa mayoritas ulama sependirian bahwa bersedekah kepada keluarga terdekat lebih utama dibandingkan pada yang lain. Mari kita ikuti sebuah hadits yang cukup panjang untuk memberikan gambaran yang utuh tentang anjuran tersebut, sebagai berikut:

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar menuju masjid untuk menunaikan shalat Idul Adha atau Idul Fitri. Sehabis shalat, beliau memberikan nasihat-nasihat kepada masyarakat dan menyuruh mereka untuk bersedekah. ‘Wahai para manusia. Bersedekahlah!’ begitu pesan Sang Rasul.

 Ada beberapa wanita yang lewat, terlihat oleh Baginda Rasul. Rasul pun berpesan ‘Wahai para wanita sekalian, bersedekahlah! Sebab saya melihat mayoritas dari kalian adalah penghuni neraka!’

 Para wanita yang lewat menjadi heran, apa hubungannya antara menjadi penghuni neraka dengan bersedekah sehingga mereka bertanya, ‘Kenapa harus dengan bersedekah, Ya Rasul?’

 ‘Karena kalian sering melaknat dan kufur terhadap suami. Aku tidak pernah melihat seseorang yang akal dan agamanya kurang namun bisa sampai menghilangkan kecerdasan laki-laki cerdas kecuali hanya di antara kalian ini yang bisa, wahai para wanita,’ jawab Nabi.

 Usai Rasulullah berkhotbah, beliau bergegas pulang ke kediaman. Setelah sampai rumah, Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud meminta izin untuk diperbolehkan masuk. Nabi pun mempersilakan.

 Ada yang memperkenalkan, ‘Ya Rasulallah, ini Zainab.’

 ‘Zainab yang mana?’ tanya Rasulullah.

 ‘Istri Ibnu Mas’ud.’

 ‘Oh ya, suruh dia masuk!’

 Lalu Zainab masuk dan berbicara kepada Rasulullah. ‘Ya Rasul. Tadi Anda menyuruh untuk bersedekah hari ini. Ini saya punya perhiasan. Saya ingin mensedekahkan barang milikku ini. Namun Ibnu Mas’ud (suamiku) mengatakan bahwa dia dan anaknya lebih berhak saya kasih sedekah daripada orang lain.’

 ‘Benar apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud itu. Suami dan anakmu lebih berhak kamu kasih sedekah daripada orang lain’).” (HR. Imam Bukhari)

Begitu pula, ketika sahabat Abu Thalhah hendak menyedekahkan sebidang kebun di Bairuha yang terkenal dengan kesuburannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyarankan, “Sungguh itu adalah harta yang sangat menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan terhadap kebun itu. Aku berpendapat, sebaiknya engkau memberikan kepada kaum kerabatmu.” Abu Thalhah menjawab, “Aku akan melakukannya, wahai Rasulullah.” Lalu, Abu Thalhah membagi-bagikan kebun tersebut kepada kaum kerabat dan keponakan-keponakannya.” (HR. Imam Bukhari)

Memberikan sedekah kepada keluarga terdekat mendapat pahala ganda: pahala sedekah dan pahala silaturahim. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bersedekah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat, maka ada dua kebaikan: sedekah dan silaturrahim.” (HR. Imam Ahmad)

Beginilah cara Islami dalam memberikan sedekah. Dari kalangan terdekat, lalu ke lingkungan sosial yang lebih luas dan mengglobal. Tetapi intinya, tengok dulu ke lingkungan terdekat, sepanjang memenuhi kategori fakir, miskin, atau gharim (orang yang banyak utangnya). Setelah semuanya terpenuhi, bolehlah ke lingkungan yang lebih luas. Ini beda dengan zakat yang peruntukan sudah ditentukan dan masuk dalam 8 kategori.

Begitulah sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam menyalurkan sedekah. Dan Yusuf Mansur, mestinya, cukup sebagai penganjur sedekah, bukan meminta sedekah, apalagi selama ini selalu mengaku sebagai seorang pengusaha. Mestinya, pengusaha itu memberi, bukan meminta sedekah!

Wallahu A’lam.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur