thayyibah.com :: Cemilan sehat untuk anak perlu disiapkan agar memberikan bahan bakar yang cukup bagi mereka menjalani aktivitas yang padat. Berkat cemilan sehat, tingkat energi dan konsentrasi bisa tetap terjaga. Selain itu, konsumsi camilan sehat untuk anak juga dapat memberikan nutrisi tambahan untuk memastikan kelengkapan gizi yang didapatkan oleh Si Kecil.

Mengubah Kebiasaan Anak

Umumnya, anak-anak menyukai cemilan yang didominasi oleh kandungan lemak, gula, dan garam. Untuk mengalihkan kegemaran anak dari jenis cemilan semacam itu, orang tua harus melakukannya secara bertahap.

Perubahan secara bertahap ini akan memudahkan anak, dan juga Anda sendiri, dalam mengubah kebiasaannya. Tujuannya adalah agar anak dapat merasakan perubahan tanpa mereka sadari. Mulailah dengan membatasi asupan cemilan untuk anak, misalnya menjadi hanya dua kali sehari, pagi satu dan sore satu.

Jangan lupa untuk mengawasi jumlah makanan ringan yang dikonsumsi. Anak-anak biasanya menyukai cokelat yang mengandung banyak lemak dan gula. Oleh sebab itu, usahakan agar mereka tidak terlalu banyak mengonsumsi cemilan jenis ini. Anak berusia di bawah 10 tahun tidak disarankan mengonsumsi lebih dari 24 gram gula dalam sehari. Di samping cemilan, berikan minuman yang selain mampu menghilangkan haus, tetapi juga tetap menyehatkan. Anda dapat memberikan air mineral atau susu rendah lemak untuk kedua fungsi tersebut.

Cemilan Sehat Untuk Anak Seperti Apa?

Jika peralihan yang dilakukan di atas sudah berjalan dengan baik, saatnya membuat anak mengonsumsi cemilan sehat yang sebenarnya. Cemilan sehat tidak hanya mampu memenuhi asupan nutrisi anak, tapi juga mendukung tumbuh kembang anak dan menjaga berat badannya tetap normal.

Buatlah makanan ringan yang menyediakan karbohidrat, protein, serat, dan lemak sehat, dengan kandungan gula dan garam yang rendah. Makanan kaya protein atau serat sendiri baik untuk anak-anak, karena dapat membantu mereka merasa kenyang lebih lama. Akan lebih baik jika cemilan tersebut diperkaya dengan aneka nutrisi yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan mereka. Cemilan sehat untuk anak disarankan mengandung sedikitnya 100 kalori.

Selain mengikuti aturan di atas, beberapa hal di bawah ini bisa dijadikan patokan sebagai cemilan sehat untuk anak.

  • Buatlah mengemil menjadi kegiatan yang menyenangkan

Bentuk yang menarik dari makanan ringan untuk anak tentu saja akan lebih menarik bagi mereka. Misalnya saja, membuat wajah lucu dalam puding atau buah. Selain itu, memakai cara baru dalam mengonsumsi makanan juga bisa dijadikan sarana untuk menarik minat anak. Misalnya saja yang biasanya memakai sendok dan garpu, cobalah untuk memakai sumpit atau tusuk gigi.

  • Cemilan manis juga bisa menyehatkan

Agar cemilan manis tetap sehat, sajikanlah puding rendah lemak, yoghurt, atau buah. Buatlah jus atau smoothie dari susu, yoghurt tanpa gula, dan buah-buahan.

  • Jauhkan anak dari junk food

Jika sejak awal orang tua tidak menyediakan aneka makanan dan cemilan yang tidak sehat alias junk food, maka anak-anak akan terhindar dari jenis makanan seperti itu seterusnya. Artinya, aturan orang tua sangat berperan dalam mendidik anak untuk terbiasa makan sehat.

  • Perbanyak menu

Jangan terpaku pada jenis makanan tertentu. Ada banyak jenis buah dan sayur yang bisa dijadikan cemilan sehat untuk anak-anak, seperti nanas, mangga, avokad, dan paprika merah, atau kuning. Campuran dari beberapa buah dan sayur tersebut mungkin akan lebih menarik bagi anak-anak untuk menyantapnya.

  • Kenalkan dengan biji-bijian utuh

Biji-bijian utuh yang berbentuk serealmaupun kue, baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Kandungan serat yang tinggi akan membuat anak merasa kenyang lebih lama.

Agar cemilan sehat untuk anak bisa dijadikan kebiasaan, maka orang tua harus menjadi teladan yang baik dalam hal ini, karena anak biasanya akan mengikuti kebiasaan orang tua. Libatkan juga anak dalam prosesnya, misalnya dengan membuat jadwal cemilan bersama. Jika sulit menentukan pilihan cemilan sehat untuk anak atau anak suka memilih-milih makanan, Anda bisa berkonsultasi ke dokter gizi atau dokter anak untuk mendapatkan saran lebih lanjut.

Sumber: alodokter.com