Breaking News
(Foto : Katadata)

MENCERMATI “KEKALAHAN” PKS DI PEMILIHAN WAGUB DKI

Tak bisa Dibeli, Bukan Berarti tak Bisa Kompromi dan Diskusi

Oleh : DR. Ivan SS

(Foto : Katadata)

DKI baru saja memiliki wagub terpilih, Riza Patria dari Gerindra, bukan PKS. Hal yang tentu mengecewakan PKS dan simpatisannya. Tidak sekali ini Gerindra melakukan hal semacam ini, dalam koalisi dengan PKS di pilgub Jabar dan terakhir pilpres, gerindra memang terlihat “maruk”, demokrat pun sudah bersuara.

Perlu dicermati adalah sejak awal memang posisi Gerindra yang sudah masuk ke pemerintahan, tak memungkinkan mereka menyerahkan kursi wagub pada PKS. Alasan banyak sekali, Prabowo tak mungkin memberikan mitra koalisi yang kuat bagi Anies Baswedan. Koalisi Anies dan PKS dengan tambahan wagub DKI bisa memberikan efek dukungan umat Islam yang sangat kuat.

Anies memang tanpa kekuatan parpol, namun dukungan JK dan alumni HMI bisa membangun jaringan antar parpol untuk mengusungnya pada 2024. Plus militansi kader PKS bisa membuat konsolidasi 2024 berjalan sejak 2020. Apalagi krisis corona telah membawa Anies mendapatkan panggung dan pandangan positif dari masyarakat luas.

Artinya, Prabowo didukung penuh parpol lain untuk menjegal PKS naik sebagai wagub. Bukan hal baru sebenarnya, toh pada pilkada DKI 2007, PKS sendirian dikeroyok semua partai saat Adang vs Foke.

Dengan kata lain, jalan menjegal Anies maju 2024 adalah salah satunya menjegal wagub dari PKS. Memberikan wagub yang berada langsung dibawah Prabowo jelas lebih aman bagi pemerintah. Apalagi di tengah isu PS akan berpasangan dengan Puan di 2024.

Akan sangat mengejutkan bila ternyata wagub yang naik dari PKS. Logika politik jelas pemerintah dan parpol tak ada yang ingin PKS sebagai oposisi mendapatkan posisi wagub.

Adapun banyak suara menyalahkan PKS tak bisa lobby datang dari para eks kader PKS yang kini ada di Partai gelora, besutan eks presiden PKS, AM.

Sangat lucu menyalahkan PKS tak bisa lobby atas kekalahan di pertarungan wagub. Lobby macam apa yang bisa meloloskan calon PKS menghadapi koalisi pemerintah? Apa yang mau dijual? Suara umat?

PKS sendiri sepanjang pemilu 2019 diserang eks kader yang sebelum Gelora berdiri, mereka berkumpul lewat Garbi. Banyak disemburkan isu PKS tak akan lolos pemilu dan isu pimpinan PKS tak kompeten.

Namun ternyata hasil pemilu suara PKS naik tajam. Artinya, kader PKS tak perlu risau, yang mengejek PKS gagal lobby adalah orang-orang yang sama mengkampanyekan PKS tak akan lolos ke senayan.

Bahkan parpol lain tak sampai “hati” mengejek PKS tak bisa lobby. Tanyalah parpol lain, bagaimana mereka sangat hormat dengan PKS saat ini. Tak bisa dibeli, bukan berarti tak bisa kompromi dan diskusi.

Kader PKS juga harus waspada. Kini ada upaya membenturkan PKS dengan Sandiaga. Memang awalnya Sandi mendukung kader PKS naik ke wagub, namun belakangan dia menarik suaranya, karena kembali masuk Gerindra.

Beresiko melakukan konfrontasi dengan Sandiaga, dimana Sandi cukup cerdas membangun massa anak muda. Sandipun beralasan cukup logis, saat mendukung calon PKS, sandi berposisi tidak di Gerindra, saat masuk lagi, dia harus mendukung calon Gerindra.

Melemahkan PKS secara langsung juga melemahkan Anies Baswedan. Calon yang sudah pasti maju dengan elektabilitas terus naik adalah Anies Baswedan. PKS jangan mau dibenturkan dengan Sandiaga.

Biarlah Sandi gerak dengan caranya sendiri.

Kondisi ini sudah saya nilai setahun yang lalu, makanya saya memakai strategi bukan memilih kader PKS yang punya nama. Karena saya menilai bahwa kejadian pilkada DKI Jakarta tahun 2007 akan terulang yaitu asal jangan dari PKS yang menang Pilkada.

Strategi ini juga guna membongkar kebusukan pengkhianatan Partai Gerindra kepada PKS agar masyarakat mampu menilai partai mana yang kompatible dan konsisten.

Strategi ini saya pakai agar PKS bisa berjaya di pilkada serentak 2020 dan PKS memenangkan pemilu 2024 kelak dengan penilaian dari masyarakat bahwa PKS adalah partai yang selalu didzhalimi oleh partai-partai manapun.

Kepada para kader harap tetap tenang dan waspada terhadap politik penggembosan PKS karena banyaknya kader yang kecewa dengan kekalahan wakil dari PKS di Wagub DKI Jakarta. Padahal sudah saya terangkan strategi tersrbut di atas.

 

(Shared : Hamidah Hasibuan)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur