thayyibah.com :: Setelah melahirkan, biasanya seorang ibu akan merasa bahagia dengan kehadiran buah hatinya. Namun, beberapa di antara mereka ada yang merasa depresi setelah melahirkan. Keadaan ini dapat disebabkan oleh penurunan hormon estrogen dan progresteron yang cepat, stres saat melahirkan, dan kesadaran akan tanggung jawab sebagai seorang ibu. Depresi secara umum ditandai dengan adanya afek sedih, kehilangan minat, dan berkurangnya energi.

Baby Blues
Baby blues terjadi pada 30-75% wanita melahirkan [1]. Baby blues memiliki gejala berupa

  • perubahan mood yang cepat (mood swings)
  • rasa sedih
  • menangis
  • kehilangan nafsu makan
  • sulit tidur

Keadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai 2 minggu.

Depresi Pasca Melahirkan (Postpartum Depression)
Depresi pasca melahirkan terjadi pada 10-15% wanita melahirkan [1]. Depresi pasca melahirkan memiliki gejala mirip dengan baby blues tetapi lebih berat dan berlangsung lebih dari 2 minggu. Gejala depresi pasca melahirkan yaitu

  • mood swings yang berat
  • rasa sedih yang berat
  • menangis secara berlebihan
  • tidak dapat tidur (insomnia)
  • perubahan berat badan

Seseorang dengan depresi pasca melahirkan juga dapat memiliki pikiran untuk bunuh diri karena merasa tidak dapat menjadi ibu yang baik untuk anaknya.

Psikosis Pasca Melahirkan (Postpartum Psychosis)
Psikosis pasca melahirkan memiliki gejala yang lebih berat dari baby blues maupun depresi pasca melahirkan. Gejala psikosis pasca melahirkan yaitu

1. Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar. Contohnya mendengar bisikan untuk membunuh bayinya.

2. Waham
Waham adalah pikiran yang tidak realistik, tidak logis, diyakini kebenarannya oleh penderita, dan tidak dapat dikoreksi. Contohnya seseorang merasa sangat berdosa sehingga harus dihukum seberat-beratnya padahal pada keadaan yang sebenarnya dia tidak melakukan kesalahan seperti yang dia pikirkan.

3. Paranoid
Padanoid yaitu meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya.
pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya
Gejala ini dimulai beberapa hari setelah melahirkan hingga 8 minggu setelah melahirkan. Risiko psikosis pasca melahirkan lebih tinggi pada wanita yang menderita gangguan afektif seperti gangguan bipolar dan gangguan depresi.

Penutup
Baby blues dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari samapi 2 minggu. Seseorang dengan baby blues cukup istirahat yang cukup, meminta pertolongan keluarga atau teman, dan berinteraksi dengan sesama wanita yang baru saja melahirkan. Depresi pasca melahirkan kadang membutuhkan psikoterapi (konsultasi dengan psikiatri) dan/atau obat antidepresan. Depresi pasca melahirkan dapat membaik dalam 6 bulan. Sedangkan psikosis pasca melahirkan membutuhkan penanganan yang segera dengan obat antidepresan, anti psikotik, mood stabilizer, atau ECT (electroconvulsive therapy). [2]

Daftar Pustaka

Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry 11th Ed. Illinois: Wolters Kluwer; 2015.
Mayo Clinic. Diseases and Conditions Postpartum Depression [internet]. 2015. Diakses dari: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/basics/treatment/con-20029130

Penulis

Victa Ryza Catartika (Mahasiswa Pendidikan Dokter FK UGM)

Sumber: kesehatanmuslim.com