Breaking News
Masjid di Komplek Pemakaman Muhammad Al Fatih di Turki. Yusuf Mansur mengaku punya pesantren di sini (Foto : Istimewa)

Berita Apa lagi yang Engkau Kabarkan?

Kisah Yusuf Mansur Akuisisi Pesantren di Istanbul

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)

Masjid di Komplek Pemakaman Muhammad Al Fatih di Turki. Yusuf Mansur mengaku punya pesantren di sini (Foto : Istimewa)

Ini kisah Yusuf Mansur (YM) yang mengaku telah mengakuisi sebuah Pesantren di Istanbul, Turki. Kisahnya bermula ketika dua orang ustadz, di paruh 2018 lalu, akan mengadakan rihlah ke Istanbul, Turki. Sebelum berangkat, salah seorang dari mereka berkomunikasi dengan YM. Salah satu poin penting adalah ketika YM memintanya mampir di sebuah pesantren yang katanya sudah diakuisisi olehnya. Santrinya berasal dari Uni Sovyet.

Sesampainya di Istanbul, dua orang ustadz tersebut mencari nama pesantren yang disebut oleh YM. Sampailah mereka ke sebuah komplek pemakaman Pangeran Al-Fatih, penakluk Konstatinopel. Di komplek ini, ada masjid, ada pesantren, dan ada makam Al-Fatih. YM berkisah, di tempat inilah Al-Fatih dibesarkan. Cerita ini mudah dipatahkan. Karena Al-Fatih baru mengijakkan kakinya ke Istanbul ketika pada 28 Mei 1453 M (di usia 21 tahun) ia bersama pasukannya berhasil memasuki Ibukota Konstatinopel tersebut.

Adapun yang dimaksud oleh YM tentang pesantren itu, adalah benar adanya. Tetapi pesantren yang dihuni oleh ratusan santri itu dimiliki oleh pemerintah Turki dan baru saja direnovasi oleh pemerintah Erdogan. Santrinya pun tidak seperti yang dikatakan oleh YM. Faktanya, mayoritas santri berasal dari wilayah Turki sendiri.

Penasaran dua orang ustadz tadi semakin menjadi-njadi. Lalu bertanyalah mereka kepada pengurus pesantren, apa benar pesantren tersebut sudah dimiliki oleh YM? Salah seorang pengasuh pesantren tersebut dengan senyum menjawab, “Ada pesan dari YM, Jika ada orang Indonesia berkunjung ke sini, katakan saja bahwa pesantren ini milik YM.”

Dan dua orang ustadz dari Jakarta itu saling beradu pandang.

***

Kisah yang masih menancap di ingatan publik adalah ketika pada 18 Desember 2019 YM mengunggah di IG-nya tentang sebuah pesantren di Xinjiang, China. Sehari kemudian Ustaz Azzam Mujahid Izzulhaq, CEO dan Founder of AMI Group and AMI Foundation, membuat klarifikasi. Inilah klarifikasi Ustadz Azzam kepada YM:

Yusuf Mansur: Sahabat saya, DR. Abu Bakar, yang punya pesantren di Xinjiang, dengan 1.200 santri. Mukim loh. Saya pernah ditunjukkan berbagai video sekolah/madrasah/pesantren DR. Abu Bakar. Ya Xing Education, namanya. Ya Xing itu Yaasiin. یس للتربية والتعليم

Ustadz Azzam: Pesantren Ya Xing Education di Xinjiang memiliki 1.200 santri? Tunjukkan di kota mananya saja. Saya datangi. Di Xinjiang, Yaxing itu nama hotel, mall, supermarket. Pesantren? Duh. Yaxing adalah dialek Mandarin dari Yasin? Duh cocoklogi apalagi ini Bang Yusuf?

Saya mau mengajak sahabatnya Bang Yusuf, pimpinan Pesantren Yaxing di Xinjiang, yang katanya memiliki 1.200-an orang santri mukim, untuk ikut serta dalam membagikan 30.000 Mushaf Al-Qur’an yang saya sediakan, kepada masyarakat Muslim #Uyghur. Mohon info alamat dan kontaknya.

Yusuf Mansur: Muslim Xinjiang menyebar ke seluruh negeri China. Bahkan ada yang buka restoran Muslim di Pantai Indah Kapuk (Jakarta –Red). Asli Chef-nya dari sana. Dari Xinjiang.

Ustadz Azzam: Begini Bang Yusuf, Chef di restoran Chinese Muslim di PIK itu, dari Lanzhou. BUKAN dari Xinjiang. Kapan waktu nanti saya kenalkan.

Syaikh DR. Abu Bakar adalah Hui, bukan #Uyghur. Beliau tinggal di Lin Xia. S2 di Pakistan, S3 di Amerika Serikat.

Lanjut ya Bang, ‘Pesantren’ Ya Xing juga BUKAN di Xinjiang, tapi di Provinsi Gansu.

2.100 kilometer jauhnya dari Xinjiang. Sama seperti Jakarta-Medan. Ya Xing dalam bahasa Mandarin artinya peacefull. Jauh kali kalau dicocoklogi sama Yasin.

Saya memang tidak terlalu dekat dengan DR. Abu Bakar, tapi dengan pengusaha-pengusaha Muslim yang mendanai pembangunan Ya Xing-nya.
Nanti Bang Yusuf, saya kenalkan. Oh ya, Uyghur itu etnis, Xinjiang itu wilayah. Jadi yg benar adalah jalan ke Xinjiang, bukan jalan ke Uyghur.

Dapat sanggahan telak dari ustadz Azzam, YM bungkam. Dan kini, postingan YM di IG-nya yang memuji-muji adanya pesantren di Xinjiang itu sudah di delete. Tak lagi bisa diakses.

Yang nanmpak konyol dari unggahan YM, selain informasinya jauh dari akurat, dia juga terlalu berani menggunakan ilmu gatok-ologi atau cocok-ologi, dengan mengatakan bahwa Ya Xing itu berasal dari Yasin.Padahal, Ya Xing itu dalam bahasa Mandarin artinya peacefull.

Karena informasi-informasi tersebut sudah menyebar ke ranah publik, maka kami merasa punya kewajiban untuk ikut meluruskan ke ranah publik pula. Ketidakbenaran yang didiamkan lama-lama akan dianggap sebuah “kebenaran”.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur