Breaking News
Ilustrasi Seseorang yang Marah

Mengeluh Bukan Solusi

Ilustrasi. (bbc.co.uk)

 

“Kenapa harus aku yang mengalami semua ini?”

“Hari ini sangat menyebalkan”

“Hidupku kok menyedihkan banget sih huhu “

thayyibah.com :: Mungkin kalimat di atas pernah terucap atau terdengarkan oleh kita. Secara sadar atau tidak, kebanyakan dari kita sering kali mengeluh dengan masalah yang kita hadapi . Misalnya ketika mendapatkan tugas dari dosen, sedang sakit, sedang tertimpa musibah dan yang paling parah, mengeluh ketika turun hujan (padahal hujan itu berkah loh ). Mungkin sebagian dari orang-orang yang mengeluh berpendapat bahwa dengan mengeluh dapat mengurangi beban yang mereka rasakan. Padahal, kenyataanyaa tak demikian, justru malah sebaliknya.

Menurut psikolog Brad J. Bushman, pengajar di Ohio State University, mengeluh bukanlah strategi yang efektif untuk mengatasi stress sehari-hari, apakah mereka memiliki kecenderungan perfeksionis atau tidak. Penelitian menunjukkan bahwa mengeluh bukannya membuat kadar stress berkurang, namun justru akan bertambah.

Berbagai ekspresi keluhan pun sering dilontarkan, baik itu diucapkan dalam hati, secara langsung ke orang lain, maupun melalui media sosial. Ketahuilah sobat, keluhanmu itu bersifat menular. Setiap orang yang mendengar keluh kesahmu akan merasa tidak nyaman, sehingga akan memberikan dampak mood negatif yang akan membuat dia ingin mengeluh juga. Selain itu, tidakkah kita menyadari bahwa semua keluhan yang kita ucapkan merupakan salah satu tanda bahwa kita tidak bersyukur? sementara rahmat yang Allah berikan untuk kita tak terhingga jumlahnya. Hal ini terdapat dalam ayat Alquran yang artinya:

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34)

Ambil permisalan, ketika kita bangun tidur kita dapati salah satu jari kita tiba-tiba tidak dapat digerakkan. Kira-kira apa yang akan kita lakukan? Sudah pasti kita akan panik dan langsung pergi ke rumah sakit untuk berobat. Tentunya kejadian ini akan membuat kita merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Nah, pertanyaannya adalah, pernahkah kita meminta kepada Allah untuk selalu menjaga jari-jari kita agar tetap sehat dan dapat digerakkan? Silahkan dijawab dalam hati. Apabila kita mau berpikir, alangkah banyak nikmat Allah yang Dia berikan kepada kita meskipun kita tidak menyadarinya dan tidak memintanya.

Sebagai seorang muslim yang bijak, sudah sepatutnya kita menghadapi semua masalah dengan cara yang elegan, yaitu berusaha mencari solusi terbaik sembari terus berdoa. Yakinlah di balik semua kesulitan yang sedang kita hadapi tentulah tedapat kemudahan yang Allah berikan. Hal ini terdapat dalam ayal Alquran yang artinya:

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy-Syarh : 5)

Setiap kesulitan yang kita hadapi tentulah memiliki solusi dan hikmah di baliknya. Ketika sedang sakit, bersabarlah. Karena dengan bersabar, sakit yang kita rasakan insya Allah akan menggugurkan dosa yang telah kita perbuat.  Ketika menghadapi musibah, tetaplah berhusnuzon kepada Allah. Yakinkan hati bahwa Allah telah menetapkan jalan yang lebih baik untuk kita. Begitu juga dengan masalah yang kita hadapi. Daripada mengeluh, lebih baik memikirkan solusi yang tepat untuk memecahkannya. Apabila masalah tersebut kompleks, cobalah untuk membaginya menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana, karena memecahkan masalah yang sederhana akan jauh lebih mudah. Bila perlu, tanyakan kepada orang yang lebih mengerti mengenai masalah yang kita hadapi tanpa harus mengeluh. Ada banyak sekali jalan menuju kebaikan, semuanya tergantung bagaimana cara kita menyikapinya dan seberapa keras usaha dan doa kita dalam menyelesaikannya. Namun, dari semua usaha yang kita lakukan, jangan lupa untuk bertawakal. Karena sejatinya kita hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya hanya Allah yang menentukan.

Referensi: www.arah.com/artickle/3120/ilmiah-kata-ahli-mengeluh-bikin-cepat-mati.html

(dakwatuna.com/hdn)

About A Halia