Breaking News
Yusuf Mansur hadir hidupkan kembali kelas The Power of Giving. Kali ini di Medan, Ahad (17/11). Dihidupkannya kembali kelas-kelas The Power of Giving ada maksudnya, yakni, pemulungan sedekah.

Yusuf Mansur, Si Pelit Menyuruh Sedekah

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)

Yusuf Mansur hadir hidupkan kembali kelas The Power of Giving. Kali ini di Medan, Ahad (17/11). Dihidupkannya kembali kelas-kelas The Power of Giving ada maksudnya, yakni, pemulungan sedekah.

 

Ahad (17/11/2019) pagi, waktu menunjukkan Pk 09.45 di sebuah ruangan di Hotel Grandika, Medan. Sebanyak 120 orang yang sudah hadir sejak pukul 09.00 itu seakan serentak bereaksi “nah, itu dia UYM”. Dengan langkah cepat “UYM” (Ustadz Yusuf Mansur) memasuki ruangan dan langsung duduk di kursi pembicara yang telah disiapkan di depan.

Kali ini, Yusuf Mansur hadir sebagai pembicara dalam kelas The Power of Giving. Kelas-kelas The Power of Giving akhir-akhir ini mulai digelar lagi, setelah 3 tahun terakhir tak terdengar. Tentu saja, dihidupkannya kelas-kelas The Power of Giving ada maksudnya. Yakni, pemulungan sedekah.

Sebelumnya, pada 28 September 2019 lalu Yusuf Mansur meluncurkan produk baru bernama “Nabung Investasi” di Depok, Jawa Barat. Di dalam program “Nabung Investasi” yang diluncurkan di Kota Depok itu ditawarkan 5 produk baru: pembiayaan pembangunan gedung asrama santri; pembiayaan pembangunan gedung Institut DAQU; pembiayaan gedung sekolah; pembiayaan pembelian tanah di Karawang, Bogor, dan Tangerang; serta pembiayaan Modal Kerja Perusahaan Teknologi.

Kelas-kelas (juga kelas Online) The Power of Giving yang dilakukan kali ini adalah dalam rangka mensosialisakan program-program “baru” tersebut. Program lama yang didaur-ulang dan resep andalan Yusuf Mansur yang diulang-ulang adalah jika kita memberi 1, maka itu akan dibalas dengan 700. Dasar ayatnya ada, Al-Quran surah Al-Baqarah: 261, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Ayat ini benar karena Allah sendiri yang mengabarkannya. Tetapi, ayat ini dikapitalisasi oleh Yusuf Mansur sesuai dengan pikiran dan nafsunya. Yakni, Jika punya uang 100.000 lalu kita sedekahkan semuanya (Rp 100.000), maka Allah akan menggantinya menjadi Rp 70.000.000, dalam bentuk rupiah atau dalam bentuk yang diinginkannya. Jika dia punya 1 sepeda motor lalu dijual, lalu hasil menjual sepeda motor itu semuanya disedekahkan. “Dijamin akan dapat ganti berkali-kali lipat, bahkan bisa lebih dari 700 kali,” kata Yusuf Mansur. Hanya Yusuf Mansur yang berani mengkapitalisasi pemahaman ayat tersebut.

Para mufasir menafsirkan ayat diatas bahwa pahala amal shalih tersebut dikembangkan oleh Allah Ta’ala bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang yang menanamnya di tanah yang subur. Imam Ahmad, Muslim, dan Nasa’i mengeluarkan hadits yang dinarasikan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa ada seorang lelaki yang menginfakkan seekor unta yang hidungnyat telah diberi tali, di jalan Allah, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Engkau akan datang pada hari kiamat kelak, dengan tujuh ratus unta yang telah ditali hidungnya.” Ayat tersebut jelas punya dimensi ukhrowi.

Sedangkan bentuk pengembangan pahala amal shalih tersebut bermacam-macam. Ada sebagian berupa doa dari orang yang bersedekah, ada yang berupa kesehatan, kerukunan dalam berumah tangga, anak-anak yang menjadi penyejuk hati kedua orangtuanya, istri-istri yang shalihah, terhindar dari musibah, dan seterusnya.

Adapun jualan Yusuf Mansur, sedekah yang dimaksud adalah untuk membiayai proyek-proyeknya. Beberapa tahun lalu, kelas-kelas The Power of Giving dipakai untuk menggiring para jamaah mengeluarkan sedekah. Bedanya, jika dulu penggalangan sedekah dilakukan waktu dia berceramah, kali ini penggalanag sedekah cukup diinformasikan setelah acara selesai. Jamaah bisa mentransfer sedekahnya melalui dua rekening yang telah disiapkan.

Kali ini, jualan Yusuf Mansur adalah Program pembibitan Penghafal Al-Qur’an yang akan membangun 30 kelas baru di Jalan ketapang, Kecamatan Cipondoih , Tangerang, Banten. Satu nilainya Rp 81 juta. Jika ada perseorangan atau keluarga yang menyumbang 1 kelas, maka kelas tersebut bisa diberi nama atas nama penyumbang. Dibutuhkan Rp 2,43 milyar untuk membangun 30 kelas tersebut.

Jadi, kelas-kelas The Power of Giving yang kini sedang digalakkan lagi itu dalam rangka membiayai proyek-proyek yang ia gagas. Walaupun begitu, peserta kelas-kelas The Power of Giving kali ini sudah jauh menyusut dibanding 4 atau 5 tahun lalu. “Dulu, di Medan, jika ada kelas-kelas The Power of Giving, pesertanya antara 800 sampai 1000 orang,” kata seorang jamaah. Jika sekarang hanya 120 peserta, itu artinya, masyarakat atau jamaah sudah mulai banyak yang tahu, bahwa sedekah yang dimaksud adalah sedekah kepada Yusuf Mansur. Meskipun dia selalu bilang, “Saya tidak minta sedekah dari jamaah, karena saya adalah seorang pengusaha.” Status sebagai pengusaha juga masih banyak yang mempertanyakan.

Uniknya, meskipun Yusuf Mansur sampai berbuih-buih mebicarakan dan mendorong jamaah untuk bersedekah, dia sendiri tidak nampak mengeluarkan sedekah untuk jamaah. Sebanyak 120 peserta hadir sejak jam 09.00, sampai akhir acara di pukul 12.00, hanya dapat 1 gelas air putih. Tidak ada makanan ringan sama sekali. “Menyuruh orang bersedekah, dia sendiri pelit, tidak mau bersedekah!” kata seorang peserta. Padahal, panitia dapat banyak dari peserta, selain per orang diminta infaq Rp 100 ribu, masih ada yang memberi sedekah untuk proyek-proyeknya Yusuf Mansur

About Redaksi Thayyibah

Redaktur