Dimanakah Istri Idaman Itu?

 

thayyibah.com :: Memiliki istri idaman, tentunya hal yang sangat diimpikan setiap pria. Banyak pria memiliki harapan terlalu melambung tentang gambaran sosok wanita pilihan. Wajah cantik, pribadinya menarik, berakhlak mulia, taat beragama dan mampu membuat bahagia. Dan dalam realitanya sangat sulit bahkan mungkin tak ada sosok wanita yang super ideal yang memiliki segala kelebihan dan tak punya sederet kekurangan di muka bumi ini. Yang perlu dikedepankan adalah selalu berbaik sangka pada Allah ‘Azza wa Jallaketika kita mengharapkan jodoh yang shalihah, tentunya setiap pria harus pula mengukur kapasitas dirinya dan mempersiapkan bekal untuk menjadi pria sholeh pula.

Terkadang jodoh itu begitu dimudahkan Allah ‘ Azza wa Jalla, namun kadangkala seorang pria perlu berjuang ekstra keras agar dapat mempersunting wanita sholihah. Inilah rahasia Allah ‘ Azza wa Jalla yang tertulis semenjak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Dan faktor agama dan akhlak inilah syarat penting agar  pria tak salah pilih dalam mencari jodoh.

Selain kriteria shalihah, faktor akhlak juga perlu jadi pertimbangan utama. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya”, (HR. Abu Dawud dari hadits Abu Hurairah).

Ya… istri shalihah memang menjadi cita-cita seorang pria sholeh agar kehidupan lebih harmonis. Dan istri yang bertaqwa adalah sebaik-baik teman dunia dalam mewujudkan bangunan rumah tangga yang penuh kebahagiaan lahir batin dunia akhirat. Hadits mahsyur juga menceritakan kaum pria untuk mengedepankan faktor agama agar kehidupan pernikahan senantiasa barokah di sisi Allah Ta’ala.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, sebab boleh jadi kecantikannya akan membuat celaka, dan janganlah kalian menikahi wanita karena harta bendanya, sebab boleh jadi harta akan membuatnya berlaku zalim. Tetapi nikahilah mereka karena agamanya. Sungguh seorang budak yang buruk rupa dan hitam namun agamanya baik adalah lebih baik (utama)”. (HR, Ibnu Majah (1859) dan Al-Baihaqi (7/80) dengan sanad yang lemah).

Beliau juga bersabda: “Barangsiapa yang dikaruniai oleh Allah dengan wanita (istri) yang sholihah, maka sungguh Allah telah membantunya untuk melaksanakan separuh  agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam menjaga separuhnya lagi.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath no. 976. Dan Al-Hakim dalam al-Mustadrak (II/161) dan dishohihkan olehnya juga disetujui oleh Adz-Dzahabi. Lihat Shohih At-Targhib wat Tarhiib (II/404 no. 1916).

Dan lelaki diperintahkan Allah untuk menjadikan standar agama sebagai barometer menikah. Dan merupakan nikmat besar bagi kaum laki-laki ketika keempat kriteria itu ada pada seorang wanita.

Dari Abi Hurairah, dari Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Wanita itu bisa dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah yang beragama, karena kalau tidak niscaya engkau akan merugi.” (HR. Bukhoai no. 5090 dan Muslim no. 1466).

Demikianlah… wanita shalihah sangat dinanti-nantikan para pria yang tentunya juga pria yang memiliki agama yang bagus, akhlak mulia dan mencintai Allah serta Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan Allah akan memudahkan jalan menuju pernikahan ketika kaum pria atau wanita juga berbaik sangka  pada Allah. Memperbaiki diri, banyak berdo’a serta menempuh jalan-jalan yang disyariatkan Islam dalam menjemput jodoh.

Optimis sangat perlu dikedepankan agar hati selalu termotivasi untuk bersanding dengan bidadari dunia yang menyejukan pandangan mata.

Teruslah berharap pada-Nya agar hati bahagia. Obsesi memang penting namun jangan sampai karena anda tak menemukan sosok wanita sempurna lantas anda tak ingin menikah. Hanya iblis dan bala tentaranya yang membenci setengah hati pernikahan.

 

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Muslimah.or.od

 

Referensi :

  1. Pernikahan dan Hadiah untuk Pengantin, Abdul Hakim bin Amir Abdat, Maktabah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta, 2008
  2. Keluarga Sakinah, Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Pustaka At-Taqwa, Bogor, 2007
  3. Kado Pernikahan, Majdi Muhammad Asy-Syahawi Aziz Ahmad Al-Aththar, Pustaka Arofah, 2006.

About A Halia