Breaking News
Istilah "Presiden Pinokio" disebut masyarakat untuk Jokowi setelah Majalah Tempo menurunkan laporan tentang janji-janji kosong (Foto : Istimewa)

PRESIDEN PINOKIO ATAU PRESIDEN BARU

Oleh : Tarmidzi Yusuf

Istilah “Presiden Pinokio” disebut masyarakat untuk Jokowi setelah Majalah Tempo menurunkan laporan tentang janji-janji kosong (Foto : Istimewa)

 

Apa mungkin 20 Oktober 2019 pelantikan Presiden baru?. KPU dan MK telah bersepakat memenangkan seseorang. Calon yang dimenangkan secara misteri. Keputusan tidak logis dan ilmiah. Tidak fair dan jujur. Tidak mencerminkan hasil yang sebenarnya.

Mungkinkah Indonesia punya Presiden hasil kecurangan yang dilegalkan oleh KPU dan MK?. Kecurangan ditutup oleh pencitraan. Kebohongan ditutup oleh kebohongan lagi. Tuntutan rakyat disumbat dengan kriminalisasi. Demonstrasi dihadapi dengan peluru dan gas air mata. Demonstrasi disusupi oleh perusuh binaan dan bayaran. Jawabannya mungkin saja tergantung rakyat. Apakah rakyat menerima atau menolak.

Menurut konstitusi peluang pelantikan Presiden baru kecil. Kecuali ada hal yang luar biasa sehingga pelantikan Presiden baru memungkinkan secara konstitusi. Rasanya sulit apalagi secara politik. Elit Tentara dan Polisi memback up kekuasaan petahana. Kecuali Tentara dan Polisi benar-benar menjadi alat negara bukan alat kekuasaan. Tentu saja peta kekuatan politik akan berubah dramatis.

Kejadian luar biasa diluar kemampuan dan kendali manusia. Sangat mungkin Presiden baru dilantik. Apabila Allah subhanahu wata’ala berkehendak cukup mengatakan; kun fayakun. Bagaimana skenario Allah tentu hanya Allah Yang Maha Mengetahuinya. Bisa saja dan bukan tidak mungkin, Calon Presiden yang dimenangkan KPU dan MK mengalami MJM alias mati jantung mendadak.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” [Ali Imran:185].

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ

Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.[HR Thabarani dalam al-Mu’jamush Shaghîr (2/261, no. 1132) Dhiya’ al-Maqdisi dalam al-Ahâdîts al-Mukhtârah (no. 2326). Dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ (2/1.026, no. 5.899)]

Bila ini terjadi apakah otomatis Ma’ruf Amin naik jadi Presiden. Bisa ya, bisa juga tidak. Ya, apabila kekuatan politik di MPR berpihak ke Ma’ruf Amin dengan deal-deal tertentu. Masalahnya, Ma’ruf Amin tidak punya Partai. Mengandalkan PKB kursinya sangat sedikit. Sulit Ma’ruf Amin dilantik. Bisa-bisa Neo Pinokio. Kekuatan politik Ma’ruf Amin jauh dibawah kekuatan politik Prabowo. Baik di MPR maupun di masyarakat.

Kejadian luar biasa lainnya. Apabila gelombang aksi rakyat 20 hari terakhir sampai jadwal pelantikan Presiden membesar dan meluas. Aparat salah urus menindak demonstran. Kekejaman aparat terhadap demonstran bisa memicu gelombang rakyat lebih besar. Konflik rasialis di Wamena memicu simpat nasional. Rakyat bersama mahasiswa turun ke jalan. Menuntut pelantikan Presiden baru karena Jokowi dianggap gagal total.

Bisa saja yang dilantik bukan Jokowi – Ma’ruf. Apalagi 5 tahun kepemimpinan Jokowi negara “hancur”. Rakyat terbelah. Kerusuhan rasial di Papua dan Wamena telah menelan korban jiwa terbunuh lebih dari 32 orang. Negara tak berdaya menghadapi pembantaian terhadap rakyat pendatang. Negara seolah-olah melakukan pembiaran. Sementara aparat beringas dan kejam menghadapi demonstran. Negara tebang pilih dalam menangani gejolak rakyat.

Ancaman disintegrasi di depan mata. Papua dan Aceh minta merdeka. Jokowi dianggap diskriminatif. Tidak bisa mengayomi dan melindungi semua warga negara, terutama bagi yang tidak memilih Jokowi. Jokowi tak berdaya menyelesaikan pembantaian wamena.

Pembantaian Wamena tidak berdiri sendiri. Ada titik terang permainan elit Papua berkonspirasi dengan elit Jakarta. Kecurigaan banyak. Rumornya pembersihan etnis pendatang diganti etnis tertentu. Negara tak berdaya menghadapi gerakan rasis. Melakukan pembiaran para pendatang dari Padang dan Bugis dibantai secara kejam dan sadis. Pendatang exodus pulang kampung. Sementara Veronica Koman tak jelas rimbanya. Provokator keturunan China kafir ini bebas berkeliaran. Bahkan pemberitaannya sepi. Sementara Jusuf Kalla belum ada suaranya. Mendadak bungkam.

Hukum di zaman Jokowi tebang pilih. Tajam ke lawan politik dan tumpul ke pendukung Jokowi. Terbaru sebut saja, Denny Siregar dan Ketua relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer. Memfitnah Anies Baswedan, Prabowo dan Cendana. Denny dan Immanuel fitnah Anies Baswedan. Ambulance Pemprov DKI bawa batu. Pendukung Jokowi, Denny Siregar dan Immanuel Ebenezer “kebal hukum” bila menebar ujaran kebencian dan hoaxs. Lain halnya bagi pendukung Prabowo, langsung tangkap.

Semoga ada keajaiban dari Allah Ta’ala sesuai dengan janjinya:

“Dan Allâh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” [An-Nûr/24:55].

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur