Diet alkaline diklaim dapat membantu menurunkan berat badan, memperlambat penuaan, dan membantu mengendalikan penyakit kronis seperti diabetes, arthritis, dan bahkan kanker. Benarkah klaim tersebut? Simak ulasannya berikut ini.

Diet alkaline atau diet asam basa merupakan metode diet dengan pengaturan pola makan untuk menyeimbangkan pH dalam tubuh, yakni dengan lebih banyak mengonsumsi makanan bersifat alkali (basa) setiap hari. Dasar teori diet alkaline adalah bahwa tubuh rentan terhadap penyakit jika mengonsumsi makanan yang bersifat asam.  Teori diet alkaline menyebutkan bahwa makanan yang bersifat asam seperti daging, gandum, gula rafinasi, dan makanan olahan akan memicu tubuh menghasilkan asam tidak baik bagi kesehatan. Sebaliknya, makanan yang bersifat alkaline atau basa dianggap sebagai pelindung, dan dengan menekankan pola makan dengan makanan bersifat basa dapat menjaga kesehatan tubuh.

 

Cara Melakukan Diet Alkaline                                          

Diet alkaline dilakukan dengan cara mengatur pola makan yang direkomendasikan yakni 70% makanan bersifat basa atau alkaline, dan 30% makanan bersifat asam setiap harinya. Adapun makanan yang menghasilkan basa antara lain seperti buah-buahan dan sayuran, kedelai dan tahu, dan beberapa jenis kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang polong. Sedangkan makanan yang bersifat asam antara lain susu, telur, daging, dan makanan olahan (kalengan atau kemasan). Selain itu, Anda juga harus menghindari konsumsi minuman mengandung alkohol dan kafein.

Diet Alkaline dan Kaitannya dengan Keseimbangan pH Tubuh

Darah kita membutuhkan keseimbangan asam basa agar bisa berfungsi dengan baik. Keseimbangan asam basa ini mengacu pada mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga agar cairan tetap mendekati pH netral (tidak asam dan tidak terlalu basa). Tingkat asam dan basa diukur pada skala pH yang berkisar antara 0 hingga 14. PH 0 bersifat sangat asam, sedangkan pH 14 sangat basa. Adapun pH netral ada di skala pH 7. Tingkat pH dalam beberapa bagian tubuh manusia sangat bervariasi.

Darah bersifat sedikit basa, dengan pH normalnya antara 7,35 dan 7,45. Lambung sarat dengan asam klorida dan bersifat sangat asam yakni dengan pH 3,5 atau lebih rendah, yang diperlukan untuk mencerna makanan. Bila kadar asam dalam darah terlalu tinggi, maka kondisi ini disebut asidosis. Sedangkan jika terlalu basa disebut alkalosis. Gangguan pada keseimbangan pH darah dapat terjadi jika tubuh mengalami gangguan organ paru-paru dan ginjal, atau pada komplikasi penyakit diabetes yang berat seperti ketoasidosis diabetik.

Diet alkaline diklaim dapat membantu tubuh untuk mempertahankan tingkat pH darah. Namun kenyataannya, diet alkaline ini tidak akan mengubah pH darah Anda secara substansial. Karena, tubuh secara alami menjaga tingkat pH darah antara 7,35 dan 7,45. Kadar pH darah tidak mungkin dipengaruhi oleh diet. Namun, menu diet atau makanan memang bisa mengubah nilai pH urine. Tetapi pH urine tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai kondisi kesehatan umum atau kadar pH tubuh seseorang.

Kendati demikian, makanan rekomendasi diet alkaline memang memiliki beberapa manfaat kesehatan bagi tubuh Anda, tetapi diet ini tidak akan mengubah kadar pH di dalam tubuh. Manfaat kesehatan lain pada pola diet alkaline meliputi:

  • Dengan lebih banyak mengonsumsi buah, sayur, minum banyak cairan, serta membatasi konsumsi gula, makanan olahan, minuman mengandung alkohol dan kafein, baik untuk menurunkan berat badan.
  • Diet rendah makanan penghasil asam, seperti daging dan keju, diduga dapat membantu mencegah batu ginjal, menjaga tulang dan otot tetap kuat, meningkatkan kesehatan jantung dan fungsi otak, mengurangi nyeri punggung bawah, dan menurunkan risiko menderita diabetes tipe 2.
  • Diet alkaline menekankan Anda untuk mengonsumsi buah dan sayur dengan kalori tinggi, serta menghindari makanan cepat saji yang kerap mengandung sodium dan lemak jenuh. Hal ini sangat baik untuk kesehatan jantung, karena membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet alkaline dapat memperlambat laju pengeroposan tulang, sehingga mengurangi risiko osteoporosis seiring bertambahnya usia.

Inti dari diet alkaline adalah mengonsumsi buah dan sayuran yang berguna untuk menurunkan berat badan serta menjaga kesehatan tubuh. Dan tidak diperlukan suplemen khusus untuk menunjang diet alkaline ini.

Beberapa penelitian menemukan, lingkungan basa atau alkali dapat membuat obat kemoterapi tertentu menjadi lebih efektif atau tidak beracun. Namun belum ada bukti bahwa diet alkaline dapat membantu mencegah kanker. Jadi, bagi Anda yang menderita kanker, disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi terkait kebutuhan nutrisi sebelum memulai diet apa pun.

Sebagian orang menganggap sulit untuk mengikuti atau mempraktikkan diet alkaline, pasalnya, akan banyak makanan favorit Anda yang dibatasi ketika melakukan program diet asam basa ini. Asupan protein pun dibatasi hanya pada sumber nabati seperti kacang dan tahu. Terlebih jika Anda sedang bepergian untuk pekerjaan dan memiliki jadwal yang sibuk. Makanan cepat saji biasanya akan menjadi pilihan darurat untuk kondisi semacam ini. Meski demikian, cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan olahraga secara teratur selama 30 menit per hari. Anda bisa mendukungnya dengan mengonsumsi makanan yang sehat.

Bagi Anda yang memiliki kondisi medis tertentu, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter dan ahli gizi sebelum melakukan diet alkaline.