thayyibah.com :: Orang tua sebaiknya hati-hati memilih kata saat bicara pada anak. Jangan-jangan rasa takut anak pada gelap bermula saat Bunda atau kerabat lain menakuti atau menggodanya. Umumnya anak-anak memiliki imajinasi yang tinggi, sehingga mereka lebih mudah takut.

Takut gelap biasanya mulai dirasakan anak usia 2 tahun yang sudah bisa berimajinasi, namun belum bisa membedakan kenyataan dan imajinasi. Kondisi gelap yang tidak memungkinkan mereka melihat jelas, dapat membuatnya berimajinasi mungkin ada sosok menakutkan di pojok kamar atau di bawah tempat tidur.

Mencari Penyebab Takut Gelap

Bunda mungkin heran mengapa si Kecil tiba-tiba takut gelap, padahal sebelumnya tidak. Sumber takut gelap umumnya dari ketakutan anak akan sesuatu yang tidak mereka pahami.

Berikut beberapa kemungkinan yang dapat menjadi penyebab Si Kecil takut gelap:

  • Suara dan gambar-gambar yang ditonton

Televisi adalah salah satu sumber yang memberikan rangsangan berlebih pada anak. Anak-anak yang menonton tayangan yang tidak sesuai usianya mungkin akan menyaksikan hal yang menakutkan baginya.

  • Cerita dan gambar dalam buku

Ketika anak membaca cerita atau melihat gambar dari buku, maka ia bisa salah interpretasi sehingga membuat imajinasinya menakuti diri sendiri. Misalnya,  membayangkan penyihir atau orang jahat.

  • Kata-kata orang tua atau orang lain

Tidak jarang kata-kata orang tua menjadi penyebab anak takut gelap. Bunda, Ayah, atau kerabat lain mungkin sering berkata, “Jangan nakal. Ayo tidur, kalau nakal nanti diculik hantu,” atau perkataan sejenisnya. Kalimat ini akan membangun imajinasi anak, sehingga menimbulkan ketakutan.

Jika tidak ditangani, takut gelap mungkin saja membuat kualitas dan jam tidur anakterganggu.

Agar Anak Tidak Takut Gelap Berlarut-larut

Hal pertama yang perlu Bunda lakukan adalah mengajak anak berkomunikasi. Bunda perlu menghormati dan benar-benar memahami ketakutannya. Hindari menertawakan atau mengatakan bahwa takut gelap itu hal yang bodoh atau tidak masuk akal.

Sikap meremehkan rasa takut yang ia rasakan tidak akan membuatnya lebih berani, tetapi justru akan membuatnya malu dan merasa bersalah, atau bahkan merasa tidak dipercaya. Sebaliknya, bersimpati membuat anak justru dapat menerima dan menangani rasa takut mereka. Beritahu anak bahwa rasa takut adalah hal normal yang juga sering dialami anak lain. Kemudian tunjukkan, bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan olehnya.

Hal-hal di bawah ini dapat menjadi panduan Bunda membantu anak mengatasi rasa takut gelapnya, antara lain:

  • Menanyakan pada anak mengenai rasa takut yang dirasakan

Bunda dapat menanyakan apa sebenarnya yang membuat mereka takut. Cari tahu sumber ketakutan yang ia rasakan. Rasa takutnya mungkin dapat bersumber dari imajinasinya, atau dari hal lain seperti takut kehilangan orang tua, baik karena meninggal atau berpisah. Rasa takut ini dapat semakin terasa saat gelap.

  • Hindari tindakan yang seolah-olah memercayai ketakutannya

Sebaiknya jangan memeriksa bagian bawah tempat tidur atau dalam lemari untuk memeriksa keberadaan monster atau hantu yang ditakuti si Kecil. Ini hanya akan membuat anak berpikir bahwa Bunda percaya bahwa yang ia takuti mungkin memang ada di sana.  Yakinkan anak bahwa ia aman dari monster atau apapun yang ia takuti. Bunda juga dapat menanyakan apa yang dapat dilakukan agar ia merasa lebih aman, misalnya dengan membawa mainan kesayangannya tidur.

  • Memastikan anak bahwa ia aman

Jika ketakutan anak berasal dari rasa khawatir akan sesuatu yang nyata seperti pencuri atau penjahat yang mungkin masuk ke rumah, Bunda dapat mengajaknya melihat bahwa pagar depan sudah dikunci, atau bahwa ada penjaga keamanan perumahan yang berjaga sepanjang malam. Ketakutan ini dapat cukup beralasan jika memang ada peristiwa yang baru terjadi di lingkungan sekitar rumah, seperti motor tetangga yang dicuri.

  • Biarkan kamar dalam kondisi temaram

Agar kamar tidak terlalu gelap, Bunda dapat menempatkan lampu tidur yang membuat kamar anak tetap nyaman dan redup. Membiarkan pintu kamar sedikit terbuka juga dapat membuat anak merasa lebih tenang, terutama jika ia tidur di kamar sendiri. Jika anak sudah tidur sendiri di kamarnya, hindari membiasakannya kembali tidur bersama Bunda dan Ayah.

  • Terapkan rutinitas tidur dan bangun tidur

Tidur dan bangun tepat waktu sebagai bagian dari rutinitas, dapat membantu meredakan kecemasan anak.

  • Pastikan anak membaca atau menonton tayangan sesuai usia

Jangan biarkan anak membaca atau menonton tayangan yang melebihi usianya. Bunda juga dapat memanfaatkan berbagai buku yang mengajak anak untuk tidak takut gelap.

  • Ganti perlengkapan kamar yang kurang sesuai

Sedapat mungkin Bunda bisa mengganti perlengkapan di kamar anak yang menimbulkan imajinasi buruk, seperti tirai gelap atau hiasan yang agak seram.

  • Ajak anak bergerak aktif

Memastikan anak bergerak aktif pada siang hari adalah salah satu cara untuk membantu meredakan kecemasannya, dan membantunya tidur lebih nyenyak pada malam hari.

Bunda dapat memuji atau memberi hadiah setiap kali si Kecil dapat mengatasi rasa takutnya. Misalnya, membuat sarapan atau bekal favoritnya. Hal ini akan membuat anak semakin semangat dan percaya diri. Dengan dukungan orang tua, anak dapat melalui masa ini dengan baik, yang akan memberinya bekal untuk mengatasi rasa takut terhadap hal-hal lain di kemudian hari. Bila ketakutan yang dialaminya semakin terasa mengkhawatirkan dan tak kunjung hilang, Bunda bisa memeriksakan Si Kecil pada psikolog anak, yang akan membantu menemukan permasalahan dan jalan keluarnya.

Ditinjau oleh : dr. Allert Noya