6 Aksi Anies-Sandi dalam Sepekan Pimpin Jakarta

Sertijab Anies-Sandi di Balai Agung (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)

thayyibah.com :: Pasangan Pemenang Pilkada DKI 2017 Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Keduanya dilantik di Istana Merdeka, Senin (16/10) lalu, oleh Presiden Joko Widodo.

Hari ini, Senin (23/10), Anies-Sandi tepat sepekan telah memimpin Jakarta. Apa saja aktivitas yang dilakukan keduanya sebagai DKI 1 dan 2?

Berikut 6 kegiatan yang Anies dan Sandi lakukan selama sepekan:

1. Melakukan Pidato Politik Pertama

Usai dilantik dan melaksanakan upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab), Anies dan Sandi menuju Panggung Rakyat untuk menyampaikan pidato politik pertama mereka sebagai gubernur dan wakil gubernur. Saat itu, Anies mengusung tema Pancasila dengan mengupas habis makna dari lima sila yang ada di dalamnya.

Pidato politik Anies sempat menimbulkan polemik, ketika ia menyelipkan kata “pribumi” dalam pidatonya.

“Dan Jakarta ini satu dari sedikit kota. Satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat. Penjajahan di depan mata itu di Jakarta. Selama ratusan tahun, betul enggak sekalian? Di tempat lain, penjajahan mungkin terasa jauh, tapi di Jakarta, bagi orang Jakarta yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari-hari. Karena itu bila kita merdeka maka janji-janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta. Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan dalam pepatah Madura: Itik se atellor, ajam se ngeremme. Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan. Kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme. Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini. Dan kita menginginkan Jakarta bisa menjadi layaknya sebuah arena aplikasi Pancasila. Jakarta bukan sekadar kota, dia adalah ibu kota. Maka di kota ini, Pancasila harus mengejawantah, Pancasila harus menjadi kenyataan, setiap silanya harus terasa dalam keseharian,” ujar Anies dalam pidatonya.

Dalam kutipan itu, banyak yang menganggap Anies menyinggung soal SARA lantaran ia membawa-bawa identitas. Namun Anies mengklarifikasi soal diksi “pribumi” tersebut. Menurutnya, kata ‘pribumi’ yang ia lontarkan dalam pidatonya itu, merujuk pada konteks di masa kolonialisme.

“Istilah itu digunakan untuk konteks pada saat era penjajahan, karena saya menulisnya juga pada era penjajahan dulu. Karena Jakarta ini kota yang paling merasakan,” ucap Anies usai pertemuan dengan SKPD di Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/10).

Anies mengatakan, saat era penjajahan dulu, kota-kota lain di Indonesia tidak merasakan penjajahan Belanda sedekat warga Jakarta. “Yang lihat Belanda jarak dekat siapa? Orang Jakarta. Coba kita di pelosok-pelosok Indonesia, tahu ada Belanda tapi lihat depan mata? Enggak, yang lihat depan mata itu kita, hanya ada di kota Jakarta ini,” paparnya.

2. Meninjau Kemacetan di Mampang 

Di hari pertama berkantor di Balai Kota, Anies dan Sandi mencoba meninjau titik kemacetan di kawasan Mampang, Jakarta Selatan pada sore hari, Selasa (17/10). Mulanya, keduanya menumpangi bus Jakarta City Tour dari Balai Kota hingga ke Dukuh Atas, lalu melanjutkan perjalanan ke Mampang menggunakan TransJakarta.

Sebelum pulang, Anies menceritakan pengalamannya menyusuri Jalan Sudirman menuju Mampang yang membutuhkan waktu tiga jam lebih. “Busway aja dari Kuningan sampai melewati proyek ini kurang lebih tiga jam. Bayangkan yang naik mobil, bayangkan yang naik motor. Ini penderitaan bagi ratusan ribu (warga),” tuturnya.

Penyebab kemacetan itu, menurut Anies diakibatkan oleh proyek pembangunan LRT Dukuh Atas-Cawang dan underpass Mampang-Kuningan. Oleh karena itu, Anies menginginkan adanya pengawasan ketat agar kedua proyek yang sedang berjalan itu tak molor pembangunannya.

“Besok yang seperti ini pengawasannya serius. Dan ketika ada masalah maka kita kan turun tangan,” tegasnya.

3. Berlari ke Balai Kota

Sandiaga Uno sebelumnya telah berjanji, akan berlari dari kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menuju Balai Kota. Jumat (21/10) kemarin, Sandi menepati janjinya. Ia bahkan berlari sembari meninjau kondisi trotoar yang ia lewati.

“Tadi banyak PR-nya, kita lewat 100 bolongan lebih. Saya nanti ngomong sama Pak Bina Marga, banyak tugasnya, sama Pak Sekda konsolidasi karena tugasnya setelah Asian Games harus kelar,” tutur Sandi.

Tak hanya meninjau kondisi trotoar, dalam perjalanan yang ia tempuh sepanjang 8 kilometer itu, Sandi juga menegur salah satu pengendara motor yang melintas di trotoar. Selama berlari, ia juga memberikan salam hormat ketika melintas di depan kantor Kemenko Maritim.

“Tadi simbol untuk memberikan salut dan hormat ke senior saya ke Pak Menko (Luhut Binsar Panjaitan), kita siap berkoordinasi. Kita enggak mau diadu-adu. Pemprov harus selaras dengan Pemerintah Pusat,” tuturnya.

4. Meninjau Proyek MRT di Fatmawati

Selain meninjau kemacetan, Anies-Sandi juga menyambangi proyek MRT di Fatmawati untuk meninjau sejauh mana proyek pembangunan itu berjalan. Tak hanya itu, salah satu hal menarik yang terjadi saat itu adalah ketika Anies berhasil membujuk salah seorang warga yang menolak untuk menyerahkan lahannya ke Pemprov DKI, untuk pembangunan MRT.

Pria itu bernama Rashmee Mahesh Lalmalani, pemilik Toko Gorden Serba Indah.

“Pak Mahesh, yang akan lewat kawasan ini 173 ribu orang per hari, kalau bapak izinkan jutaan orang akan lewat sini, cucu bapak akan bangga kalau diizinkan tempat ini, cucu bapak juga tidak akan lupa,” ujar Anies kepada Mahesh, pemilik lahan tersebut, Jumat (20/10).

Mahesh akhirnya sepakat dan merelakan tanahnya diambil alih Pemprov DKI untuk pembangunan MRT. Meskipun, nilai ganti ruginya belum disepakati.

Setelah terjadi kesepakatan, Mahesh selanjutnya mengambil godam. Mahesh mengajak Anies untuk memukulkan palu besar itu ke pagar rumahnya sebagai tanda Pemprov DKI boleh melanjutan proyek MRT di lahan miliknya.

5. Membuat Rute Alternatif TransJakarta

Peninjauan titik kemacetan di Mampang, membuat Anies dan Sandi ingin TransJakarta melakukan inovasi agar masyarakat bisa terhindar dari kemacetan. Sandi sendiri, telah menginstruksikan Direktur Utama PT TransJakarta Budi Kaliwono, untuk membuat rute alternatif yang bisa dilalui TransJakarta, agar terhindar dari proyek-proyek pembangunan—yang disinyalir menjadi penyebab kemacetan.

“Senin depan (23/10) akan dimulai 6 jalur inovasi hasil temuan kami kemarin di Mampang. Bahwa pembangunan itu mengakibatkan kemacetan hingga 3 jam,” ujar Sandi, Jumat (20/10).

Budi mengatakan, ia telah memenuhi permintaan Sandi dengan menyiapkan 6 rute jalur alternatif. Rute-rute alternatif yang dibuatnya itu bersifat sementara.

“Pembangunan ini untuk urai kemacetan juga. Kalau jadi nanti, kita lihat situasi, kalau sudah siap, rute-rute akan balik ke semula. Lihat situasinya,” jelasnya.

6. Menghadiri Acara Teawalk bersama Korpri DKI

Di akhir pekan, Anies dan Sandi menghadiri acara Teawalk bersama Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) DKI, di Kebun Teh Gunung Mas Puncak Cisarua, Bogor. Acara yang disebut-sebut menghabiskan dana APBD sebesar Rp 225 juta itu, berimbas kemacetan lalu lintas dari dan menuju daerah Puncak, Bogor. Pasalnya, acara ini dihadiri belasan ribu PNS DKI.

“Macet diakibatkan keluar masuk pegawai Pemprov DKI yang melakukan Tea Walk di Gunung Mas,” ujar Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky, dalam keterangan yang diterima kumparan, Sabtu (21/10).

Tak hanya itu, acara Tea Walk ini juga menjadi sorotan lantaran rombongan gubernur DKI dianggap melawan arus saat polisi menerapkan jalur one way atau satu arah. Kasatlantas Polres Bogor AKP Hasby Ristama menjelaskan, rombongan Gubernur DKI sudah meninggalkan Puncak sebelum pukul 11.00 WIB.

“Untuk rombongan lain dari Pemprov DKI kami tahan di Gunung Mas. Kami minta bantuan mereka agar meninggalkan lokasi di atas jam 12.00 WIB,” tegasnya.

Namun, pernyataan itu dibantah oleh pihak Pemprov DKI. Berdasarkan keterangan yang diterima kumparan (kumparan.com), disebutkan, mobil yang ditumpangi Anies dari Lokasi acara Tea Walk melalui jalur alternatif.

“Tidak benar pula bahwa rangkaian mobil gubernur memaksakan untuk masuk jalur One Way. Rangkaian mobil gubernur dipastikan melalui jalur alternatif di kawasan Megamendung,” tertulis dalam keterangan resmi Pemprov DKI, Sabtu (21/10).

Sumber: kumparan

About A Halia