Breaking News

Sanggahan Untuk ‘Nyinyirers’ ‘Ngaji Kok Lewat Internet’?

thayyibah.com :: Beginilah kira-kira pemikiran orang yang tidak rela saudaranya hijrah. Mereka tidak menghargai perubahan dari hal yang terkecil, dari sekedar liat ceramah-ceramah di internet.

Tenang, untuk yang sering tersakiti karena dikatakan demikian oleh orang lain, berikut saya berikan bantahannya :

Tanya: Ngajinya jangan cuma di youtube dong!

Jawab : loh tahu darimana kamu kalau aku ngajinya cuma di youtube? memang kalau aku ngaji dengan ikut taklim di Masjid, di tabligh-tabligh akbar, daurah dan kajian-kajian-kajian kitab harus laporan ke kamu dulu gitu? Atau harus upload dulu ke sosmed kalau abis ikut kajian sama ustad fulan? Enggak kalee, riya’ itu namanya

Tanya: Hati-hati lihat kajian di TV dan Radio Rodja, mereka tidak bersanad! 

Jawab : Yaelah bro bro, makanya sering baca dan dengerin ceramahnya. Mereka itu ulama-ulama yang udah belajar langsung di Universitas Islam Madinah. Walau di Arab mayoritasnya bermazhab hambali, tapi disana kurikulum mereka mempelajari 4 mazhab, gak cuma taqlid buta dengan satu pendapat. Lagian disana itu banyak sekali guru-guru dan dosen-dosen yang memiliki silsilah belajar dari ulama terdahulu, yang ilmu itu diajarkan turun temurun sampai sekarang, mulai dari kitab-kitab kontemporer saat ini hingga bersambung ke kitab-kitab ulama mazhab. Nah makanya ntar kalau haji atau umrah, mampir ke Masjid Nabawi untuk dengerin ceramah mereka. Masa’ orang sesat Allah pilihkan ngisi kajian disana? Ya gak mungkin lah

Tanya: Kamu jawab pertanyaannya jangan cuma copas dari situs dong, coba jawab sendiri!

Jawab : Loh ada masalah? Situs-situs itu memang sudah dibuat dan didesain untuk dipelajari orang-orang awam guna mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan. Ilmu yang ada disana itu udah dibuat sesimpel dan sesederhana mungkin agar orang kayak kita ini bisa paham. Kalau mau jawaban yang lengkap ya silahkan mondok saja. Lagipula yang biasanya saya copas itu dari situs-situs resmi yang ada ustad pengampunya, jadi gak abal-abal. Kalau saya jawab sendiri pertanyaanmu, yakin deh kamu bakalan debat, suruh mondoklah, ini itulah, mending saya kasih link nya untuk dipelajari. Tuntas sudah kewajiban saya daripada takut salah ngomong dan kita berjidal tanpa ilmu mumpuni. Hati-hati jadi ruwaibidhoh! .

Tanya: Ngaji kok gurunya google. Sana mondok dulu..!

Jawab : Kalau semua yang seperti ini jawabannya selalu kamu suruh mondok, yasudah semuanya mondok. Tapi kalau kamu sakit, jangan pergi ke dokter, pergi ke ustad. Kalau kamu lapar, jangan pergi ke warung, pergi ke ustad. Kalau kamu ingin naik pesawat, jangan pergi ke bandara, pergi ke pondok. Kalau kamu butuh ojek, jangan panggil gojek, panggil saja ustad.

Tanya: Terus kapan kamu ngaji langsung ke ustad?

Jawab : Satu yang perlu kamu pahami. Kamu harus berhusnudzan dulu pada orang lain. Bisa jadi ketika kamu liat ia liat ceramah di internet, ia tiap hari sudah rutin ngaji di ustad. Bisa jadi ketika kamu hanya liat ia ngaji di internet, ia sudah mau dikit-dikit nimba ilmu agama di orang lain walau tidak bergelar ustad, mungkin dia baru hijrah. Bisa jadi ia orang yang super sibuk, sehingga sedikit waktu ikut kajian.

Bisa jadi ia memang orang yang berada di pelosok, jauh dari area kajian. Bisa jadi ia TKI yang terbatas akses ke tempat kajian. Atau bisa jadi memang hati kitalah yang udah tertutup kebencian. Daripada menghakimi mereka, lebih baik doakan aja, semoga mereka bisa terus di jalan kebaikan. Itu akan menjadi kebaikan untukmu dan untuknya.

Tidak ada yang salah ketika kita melihat ceramah di internet, atau sekadar baca-baca ilmu agama disana. Jangan samakan waktu luangmu dengan waktu luangnya. Jangan samakan kesibukanmu dengan kesibukannya.

Jangan samakan persepsimu untuk menghakiminya. Lebih baik, kalau ada info-info kajian langsung diajak saja. More action, talk less.

Akhukum fillah, 
Erwin Pandu Pratama

About A Halia