Breaking News
Tangan suami istri bergandengan membawa sepatu anaknya - Ilustrasi gambar

Membina Keluarga Harmonis

Tangan suami istri bergandengan membawa sepatu anaknya - Ilustrasi gambar
Tangan suami istri bergandengan membawa sepatu anaknya – Ilustrasi gambar

thayyibah.com :: Sudah ditakdirkan bertemunya sepasang insan dalam ikatan suami isteri dari jenis yang berbeda, latar belakang yang berbeda, dan karakter yang berbeda. Perbedaan pendapat, dan kekurangan masing-masing hanya boleh dieratkan dengan kesabaran dan persepahaman. Walau bagaimanapun menjadi lumrah hidup apabila berbagai ujian datang menimpa dalam setiap hubungan.  Ramai yang tewas jika tersalah langkah dalam menangani masalah yang timbul. Justru beberapa tips berguna dalam membina keluarga bahagia berikut ini.

Semua orang dambakan rumah tangga yang utuh dan bahagia. Pelbagai dalil daripada al-Quran dan Sunah Rasulullah memerintahkan suami isteri agar saling menyayangi dan bergaul dengan sesamanya secara patut,  demi menjaga kerukunan dan keutuhan rumah tangga. Suami atau isteri wajib bergaul dengan isteri secara patut, dan bersabar atas segala kekurangan yang ada pada pasangan.

Sebagaimana firman Allah SWT

“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut. Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) kerana mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. an-Nisa’: 19)

Sementara bagi si istrinya pula, wajib bagi seseorang  itu mentaati suami, menguruskan rumah dan menjaga anak-anaknya. Seperti mana sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:

“Kalau sekiranya aku (boleh) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada manusia, nescaya aku akan perintahkan seorang isteri untuk sujud kepada suaminya.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi 1/712 dari sahabat Abu Hurairah z.1 Disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil no. 1998)

Memang tidak dinafikan, semua orang inginkan rumah tangga yang bahagia sehingga ke akhir hayat. Namun ia akan bertukar derita apabila suami atau istri mudah terpengaruh dengan hasutan syaitan. Iblis laknatullah dan sekutunya tidak pernah selesai dan bahagia melihat keluarga muslim hidup harmonis, tenteram dan mawaddah warahmah (penuh kasih sayang). Iblis terkutuk ini akan berupaya untuk menghasut dan mencerai-beraikan mereka.

Walau bagaimanapun, sebuah rumah tangga itu akan selamat dari godaan dan hasad dengki manusia, andai mereka menjalani kehidupan yang berlandaskan islam. Sikap saling memahami, bertolak ansur, dan memaafkan adalah rahasia utama untuk menjernihkan kembali rumah tangga yang sedang keruh. Namun, sekiranya suami atau istri masih lagi tidak mampu bertahan atau buntu mencari penyelesaian, rujuklah kepada orang ketiga yang boleh mendamaikan kalian. Seperti mana firman Allah SWT:

“Dan jika kalian mengkhawatirkan adanya persengketaan antara keduanya (suami isteri), kirimlah seorang juru pendamai dari keluarga lelaki dan seorang juru pendamai dari keluarga perempuan. Jika kedua orang juru pendamai itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscahya Allah memberi taufik kepada suami isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Surahan-Nisa’: 35)

 

Nikah dan perkawinan merupakan jalan  agar kita memiliki seseorang yang akan dapat menemani kita sehingga ke penghujung usia. Perkawinan ini bukan saja sebuah perjanjian yang kukuh, bahkan ia tanda cinta dua insan berlainan jiwa.  Namun, andai cinta itu mulai retak, penampilannya tidak lagi seindah dulu. Yang manis jadi pahit, yang cantik kan jadi jelek. Inilah hebatnya sebuah cinta. Ukur usianya bukan setahun dua, tetapi perlu subur dan mekar sehingga nyawa dijemput yang Esa.

Lihatlah pasangan berusia yang mampu hidup bahagia sehingga usia mencecah senja. Mereka cukup bahagia, dan cinta yang lahir dalam diri merupakan sebuah cinta yang sejati. Tiada romantis yang mengada-ngada atau rayuan yang tidak masuk akal. Setiap ujian dan dugaan yang datang juga, ditempuh dengan sabar. Karena mereka cukup faham, cinta itu akan menjadi lebih indah dengan ujian dan kesabaran.

Wahai suami dan istri, contohlah cinta Muhammad s.a.w kepada isterinya Khadijah. Ketika Khadijah menderita sakit, akibat pemboikotan kaum musyrik Quraisy, Baginda tidak pernah meninggalkan Khadijah seorang diri. Ujian dan dugaan yang dilalui oleh Rasulullah dan Khadijah ketika Baginda menjalani dakwah di kota Mekah, menjadi masa yang begitu indah untuk mematrikan cinta sejati mereka. Meskipun Khadijah telah wafat, kenangan itu tidak pernah terhapus.

Cukup indah… kita juga boleh melalui dan memilikinya, andai kita meneladani kisah istimewa ini. Jadikan  setiap ujian yang hadir itu sebagai peringatan untuk kita saling memahami dan bersyukur.

Inilah yang harus kita jadikan pelajaran agar perjalanan hidup kita terasa lebih ringan dan bahagia. Sesungguhnya, apa yang kita lalui hari ini adalah bayangan indah yang akan kita lalui di hari depan. Semakin kita berusaha untuk memahami, bersabar, dan menyuburkan cinta pada hari ini, maka akan banyaklah kemanisan dan keindahan yang menanti kita di kemudian hari. (put/thayyibah)

About Lurita

Online Drugstore,cialis next day shipping,Free shipping,order cialis black,Discount 10%, dutas buy online