Breaking News

Kata Dosen, Coba Renungkan Sesaat

papan-tulis-hijau

thayyibah.com :: “Sebagian orang mencari kekayaan dengan cara memungut uang dari orang lain untuk alasan training bagaimana menjadi orang kaya.

Tanpa disadari sebenarnya sang trainer menjadi kaya dengan uang yang mereka berikan sebagai harga dari mimpi-mimpi kosong yang disampaikan sang trainer.

Coba kalian cermati, kebanyakan mereka lelah diperbudak dunia. Materinya selalu tentang uang, tentang pengembangan usaha ini dan usaha itu. Sangat jarang ada diantara mereka yang berbicara tentang peningkatan amal soleh, tentang bagaimana meningkatkan saldo kebajikan sebagai bekal masa depan (Akhirat).

Anda tak perlu heran, prinsipnya saja “waktu adalah uang”.

Andai mereka membaca sirah para sahabat, tentang bagaimana sahabat bekerja dengan tetap menjaga hak-hak Allah.

Tidak sedikit sahabat nabi yang kaya raya. Tapi tidak semata kaya harta, namun juga kaya hati.

Mereka menjadikan kekayaan sebagai sarana untuk meraih prestasi terbaik akhirat. Mereka mencari kekayaan agar bisa menunaikan syariat zakat, sedekah dll. Raga mereka bekerja, namun hati mereka selalu merindukan kebersamaan dengan Allah.

Tak heran bila azan berkumandang mereka segera menghentikan aktifitas masing-masing.

Merekalah yang Allah maksud dalam firman-Nya:

Orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak (pula) oleh jual beli, atau aktivitas apapun dan mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayarkan zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (Q.S. An Nuur: 36-37)”

Jauh berbeda dengan pemburu dunia saat ini, belum kaya sudah berani membangkan kepada Sang Maha Pemberi rezeki. Azan berkumandang training dan seminar malah jalan terus. ”

(Faidah saat mata kuliah Fiqih dengan kajian Zakat)

Oleh: Ust Aan Chandra Thalib

About A Halia