Breaking News
Wara' pada Dunia

Wara’-lah Kepada Dunia!

 

 

 

Wara' pada Dunia
Wara’ pada Dunia

thayyibah.com :: Dari Ibnu ‘Umar radiyallãhu ‘anhuma ia berkata: “Rasulullah sallallāhu ‘alayhi wasallam memegang kedua pundakku dan bersabda: “Jadilah (hiduplah) di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang numpang lewat (sedang melintasi jalan)’.”

Dan Ibnu ‘Umar radiyallãhu ‘anhuma berkata: “Jika engkau telah tiba di sore hari (memasuki waktu sore), maka jangan menunggu waktu pagi.Dan jika engkau berada di pagi hari (memasuki waktu pagi), maka jangan menunggu waktu sore. Maka manfaatkanlah kesehatanmu (ambil lah kesempatan dari masa sehatmu) sebelum datang sakitmu ( menghadapi masa sakitmu). Dan manfaatkanlah kehidupanmu (dari hidupmu) sebelum kematianmu (menghadapi kematianmu).” (HR Bukhari).

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang merupakan “sighar shahabat” (shahabat yunior/kecil). Karena Rasulullah sallallāhu ‘alayhi wasallam tatkala menyampaikan wasiat ini kepada seorang yang masih mudah maka Rasulullah sallallāhu ‘alayhi wasallam menyampaikannya dengan penuh perhatian, dengan memegang kedua pundaknya.

Ini berarti Rasulullah sallallāhu ‘alayhi wasallam serius tatkala menyampaikan nasihat ini, namun dengan penuh kasih sayang sambil memegang kedua pundak Ibnu Umar. Apa nasihat Rasulullah sallallāhu ‘alayhi wasallam kepada pemuda ini:

كُنْ فِيْ الدُّنْـيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ، أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

“Wahai Ibnu ‘Umar, hiduplah engkau di dunia seakan-akan engkau adalah orang yang asing atau orang yang numpang lewat.”

Apa maksud Rasulullah sallallāhu ‘alayhi wasallam?

Maksudnya: “Janganlah engkau terpedaya dengan dunia ini.”

“Jadilah engkau seperti orang asing di suatu kota.”

Misalnya ada orang asing yang tinggal di suatu kota, bagaimanakah sikap orang tersebut? Orang asing tersebut akan tinggal di kota seperlunya. Dia sedang ada keperluan, mungkin karena ada pekerjaan atau mencari sesuatu sehingga dia tidak terlalu tertarik dengan apa-apa yang ada di kota tersebut. Kenapa? Karena dia tahu bahwa dia tidak akan tinggal di kota ini. Tatkala dia melihat penduduk kota tersebut memiliki rumah-rumah yang mewah, dia tidak terlalu peduli, kenapa? Karena, buat apa dia bangun rumah di situ?

Dia tahu dia tidak akan tinggal selama-lamanya di kota itu, dia punya tugas (di kota tersebut) dan akan kembali ke kampungnya, tempat tinggalnya. Yang dia perhatikan bagaimana membangun rumah di kampungnya, kampungnya yang sesunguhnya. Dia rindu untuk bertemu dengan sahabat-sahabatnya, kekasih-kekasihnya, orang-orang yang dia cintai di kampung tersebut.

Adapun di kota ini, dia hanyalah asing. Tidak begitu mengenal orang, kemudian tidak tertarik dengan kelebihan yang mereka miliki, tidak hasad kepada mereka, kenapa? Karena dia tahu bawahsannya semua itu akan dia tinggalkan, dia akan pulang ke kampungnya yang sungguhnya. Maka demikianlah hendaknya seseorang takala hidup di dunia, yang dia perhatikan adalah bagaimana membangun istananya di kampung akhirat. Karena itulah tempat tinggalnya yang sesungguhnya. Banyak orang yang terpedaya mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, menghabiskan waktu, tenaga dan enegri dalam rangka untuk membangun istana di dunia. Namun lupa untuk membangun istana di akhirat.

Padalah di dunia dia hanyalah seperti orang asing, dia akan tinggalkan dunia ini. Berapapun rumah mewah yang dia bangun, berapapun uang banyak yang dia kumpulkan, akan dia tinggalkan. Kalau tidak dia jadikan itu semua sebagai bekal membangun istananya di akhirat maka di akan merugi, kenapa? Karena akan dia tinggalkan. Coba kalau ada orang asing yang tinggal di suatu kota, dia bangun rumah besar-besar kemudian dia tinggalkan. Apa fungsinya rumah tersebut? Ini orang yang kurang waras. Yang waras adalah orang yang membangun istana di kampung yang sesungguhnya. Dia jadikan dunia ini sebagai sarana untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk membangun istananya di akhirat.

Kata Nabi sallallāhu ‘alayhi wasallam:

أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

“Atau orang yang numpang lewat.”

Orang yang numpang lewat bagaimana? Orang yang numpang lewat masih punyu tujuan yang akan dia tempuh (lanjutkan) dan dia cuma singgah sebentar. Mungkin untuk makan secukupnya atau ingin mengambil bekal yang dia gunakan untuk melanjutkan perjalanan. Demikianlah kondisi atau hakikat dari kehidupan dunia. Hanya numpang lewat, dan benar-benar dunia ini hanya numpang lewat. Waktu kita hidup di dunia hanya sebentar dibandingkan dengan kehidupan abadi yang selama-lamanya.

Oleh karenanya, ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta’āla. Jadilah anda di dunia ini seperti orang asing atau orang yang numpang lewat. Jangan terpedaya dengan kilauan dan keindahan dunia, toh akan anda tinggalkan ini semua. Siapkanlah bekal anda untuk membangun istana seindah-indahnya di kampung anda yang sesungguhnya, yaitu kampung akhirat. (put/thayyibah)

About Lurita

Online Drugstore,cialis next day shipping,Free shipping,order cialis black,Discount 10%, dutas buy online