Breaking News
Adyaks Dault dalam sebuah kampanye PKS. (Foto : viva.co.id)

Adyaksa Dault Siap Rebut Posisi Ahok

Adyaks Dault dalam sebuah kampanye PKS. (Foto : viva.co.id)
Adyaks Dault dalam sebuah kampanye PKS. (Foto : viva.co.id)

thayyibah.com :: Pemilihan Gubernur DKI Jakarta masih dua tahun lalu, tahapan pemilihan gubernur juga belum diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, namun para bakal calon gubernur sudah mulai bermunculan. Salah satu diantaranya adalah Ketua Kwartir Nasional Pramuka dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adyaksa Dault.

Hari ini, Ahad (20/9) Adhyaksa Dault mendeklerasikan diri sebagai bakal calon untuk maju dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Gubernur Jakarta 2017 mendatang. Pencalonan ini dideklarasikan dalam acara bertema “Sinergi Tokoh Sinergi Umat mendaulat Adhyaksa Dault sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2017-2022,” yang digelar di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.

Sejumlah tokoh tampak hadir dalam acara deklarasi ini, antara lain mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, mantan Menteri Pertanian Suswono, dan Mayjen (Purn) Hendardji Soepandji. Perwakilan partai politik terlihat hadir Ketua Fraksi PAN DPR Tjatur Sapto Edhy, anggota Fraksi PAN DPR Dessy Ratnasari dan Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Slamet Nurdin. Bersama Ustad Wahfiuddin yang merupakan panitia perhelatan ini tampak Ustad Arifin Ilham. Sedangkan dari kalangan artis tampak larut dalam acara ini Olivia Zalianty, Cici Paramida Yenny Rachman juga Dude Herlino. “Ini menandakan Pak Adhyaksa maju bukan berdasarkan kemauan sendiri, tapi karena didukung oleh banyak pihak,” kata Ustad Wahfiudin saat memberi kata sambutan seperti yang dikutip Kompas.

Deklarasi ini sesungguhnya barulah sebuah pernyataan sikap, bahwa Adyaksa bersedia dicalonkan. Sedangka parta-partai politik peserta pemilu belum ada satupun yang bersuara memberikan dukungan kepada Adyaks. Itu karena tahapan pilkada DKI Jakarta sendiri masih dua tahun lagi, yakni tahun 2017. Meski begitu, menurut Ustad Wahfiuddin, pihaknya terus melakukan berbagai komunikasi, kontrak politik, penggalangan dukungan. “Ini mengejar Januari. Partai PKS, PAN, Hanura dan PDIP menyatakan siap dukung Adhyaksa,” ujar Wafiuddin seperti yang dikutip berbagai media.

Dalam acara deklarasi dirinya sebagai bakal calon gubernur Jakarta, Adhyaksa Dault menyatakan menerima dukungan yang diberikan sejumlah tokoh kepadanya untuk maju pada Pemilihan Kepada Daerah DKI Jakarta 2017. Dengan suara bergetar, Adhyaksa menyatakan akan memimpin dengan amanah jika nantinya diberi kepercayaan untuk memimpin Ibu Kota. Ia bahkan bersumpah tidak akan makan “uang haram”. Sebab, ia menilai pejabat memiliki beban tanggung jawab yang besar di akhirat. Adhyaksa mengaku tidak memiliki ambisi apa pun. Karena itu, ia menyatakan ikhlas jika orang-orang yang saat ini mendukungnya nantinya justru berpaling ke tokoh lain yang lebih baik. “Kalau ada yang lebih baik dari saya, saya ikhlas melepasnya. Saya tidak haus akan kekuasaan. Kalau ada yang lebih baik, silakan. Karena orientasi kita bukan pada kekuasaan,” ujarnya.

Adyaksa Dault lahir pada 7 Juni 1963 Donggala, Sulawesi Tengah. Gelar doktor (S3) diperoleh Adyaksa dari Jurusan Teknik Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007. Suami dari Drg. Mira Arismunandar ini dikenal sudah aktif berorganisasi sejak mahasiswa dahulu. Tahun 1987 sampai 1988, ia dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum USAKTI dan pada tahun yang sama ia dipercaya menjadi Ketua Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia (ISMAHI) Korwil DKI Jakarta.Tahun 1999 – 2004 Adyaksa dipercaya sebagai Ketua Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI) Jakarta, tahun yang sama dia terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) tahun 1999 sampai 2002. Adyaksa juga pernah duduk sebagau Ketua Badan Pengawas YPI Al Azhar periode 2007-2012.

Selain berorganisasi, Adyaksa Daut juga menjalani profesi sebagai penasehat hukum dan dosen pasca sarjana pada Undip Semarang dan UNJ Jakarta. Adyaksa juga menulis beberapa buku, salah satu diantaranya berjudul ‘Reposisi Wacana Universal Dalam Konteks Nasional’.

Pada musim pemilu 2004, Adyaksa Dault terpilih sebagai anggota DPR mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, belum lama dilantik sabagai anggota DPR, Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono mempercayainya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Pada pemilu tahun 2009, PKS kembali mencalonkannya sebagai anggota DPR dari daerah yang sama dan terpilih. Akan tetapi, Adyaksa memilih menyelsaikan tugasnya sebagai menteri daripada dilantik sebagai anggota DPR. Dengan ikhlas dia memberikan jabatan itu kepada calon DPR dari PKS lain.

Selepas dari jabatan menteri, Adyaksa kembali menjadi dosen dan kembali aktif dalam berbagai organisasi profesi dan sosial. Pada akhir 2013 lalu, Adyaksa Dault terpilih sebagai Ketua Kwartir Nasional Pramuka yang diembannya hingga kini. (redaksi/thayyibah)

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur