Oleh: Choirul Aminuddin (Wartawan SWARAMU)

PARTAI Persatuan Pembangunan (PPP) yang mengklaim sebagai rumah aspirasi umat Islam dalam gerakan politik mulai oleng menjelang muktamar, September 2025.
Perahu politik yang didirikan pada 1973 hasil fusi Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam (Perti) mengalami retak rambut.
Bukan mustahil, bocor halus dan benih keretakan tersebut kian membesar sehingga menenggelamkan PPP yang pernah berjaya mewarnai politik Indonesia.
Gejala PPP bakal nyungsep di kancah politik nasional, sesungguhnya, tampak menjelang ikut kontestasi pemilihan umum 2024. Ketika itu, PPP gagal mengantarkan kader terbaiknya menjadi wakil rakyat di Gedung DPR, Senayan. Musababnya, hingga kini, belum diketahui kecuali soal konflik antara kubu Suharso Monoarfa dengan Muhammad Mardiono.
Jika memperhatikan kondisi seperti ini, sangat mungkin, PPP bakal terperosok kian dalam akibat para elitnya ngotot mengajukan junjungannya memimpin partai pada muktamar mendatang.
Sebut misalnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuzy alias Rommy, mendorong Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjadi calon Ketua Umum PPP pada Muktamar 2025.
Sikap Rommy yang disampaikan secara terbuka kepada wartawan tersebut karena dilandasi oleh dorongan Joko Widodo, Presiden ke-7, saat dia sambang ke Solo. Selain itu, pertimbangan lain, Amran dekat dengan pengusaha tajir asal Kalimantan Selatan, Samsudin Andi Arsyad atau kerap disapa Haji Isam.
“Haji Isam kemungkinan besar dijadikan pundi-pundi dana,” ujar seorang pengamat.
Apakah keputusan Rommy gayung bersambut? Sepertinya tidak. Ade Irfan Pulungan, Ketua Mahkamah Partai, menolak terang-terangan bila Amran diusulkan sebagai calon Ketua Umum PPP.
Irfan berdalih, PPP lebih layak dipimpin oleh Joko Widodo karena terbukti berhasil memimpin Solo dua kali, menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Republikk Indonesia dua periode. “Apakah bukti tersebut belum cukup?” kata Irfan.
Setali tiga uang dengan Irfan, PPP Jakarta Timur dan Jakarta Utara menentang keinginan Rommy mengusung Amran. Hingga saat ini, Amran belum memberikan pernyataan, apakah dia bersedia dicalonkan sebagai Ketua Umum PPP. Saat dikonfirmasi wartawan, Amran hanya tersenyum.
Sementara itu, bekas Kepala Staf Angakatan Darat, Dudung Abdurrahman, yang pernah diusulkan menjadi kandidat Ketua Umum PPP menolak dielus-elus memimpin partai. Adapun, Sandiaga Uno diperkirakan menjadi kuda hitam untuk bersaing merebut kepemimpinan PPP.
Sejak PPP berdiri 52 tahun silam, partai ini tak pernah lepas dari prahara perpecahan. Meskipun para ulama menetapkan Kakbah sebagai lambang partai dengan tujuan mempersatukan, namun justru mesin politik ini tak pernah sepi dari sergapan badai retak.
Perseteruan paling gres di internal PPP berlangsung menjelang pemilihan umum 2024. Kala itu, hasil Musyawarah Kerja Nasional di Banten yang dihadiri oleh pengurus Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Wilayah memberhentikan Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP. Dia digantikan oleh Muhammad Mardiono.
Sebelumnya, terjadi konflik keras antara Ketua Umum PPP, Surya Dharma Ali (SDA), dengan Rommy. Pemicunya adalah soal dukungan kubu SDA kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014. Sebaliknya, Rommy dan kawan-kawan berada di barisan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Jauh sebelum itu, perselisihan tajam juga berlangsung ketika HJ Naro menyingkirkan politikus NU yang beradai di dalam tubuh PPP. “Peristiwa ini sebagai puncak dari rivalitas di internal partai.”
Nah, apakah konflik yang tak pernah redah di partai Kakbah ini akan berlangsung kian runcing menjelang perlehatan akbar PPP pada September 2025? Seorang pengamat yang saya hubungi mengatakan, PPP sulit menghindar dari konflik. Menurutnya, para elit partai lebih mementingkan diri sendiri demi meraih kekuasaan dan jabatan daripada memikirkan nasib umat.
Saya pikir, apa yang disampaikan pengamat tersebut ada benarnya. Elit partai hendaknya berpikir ulang atas syahwat jabatan. Saatnya PPP bersatu, bergandeng renteng, dan rawe-rawe rantas malang-malang putung demi kejayaan PPP di masa depan.