Breaking News

Sastra

Aku, Kau dan Dia

Oleh: Satria Hadi Lubis Aku terbangun dalam gelap Menyelusuri lorong pengap Sendiri dalam hiruk pikuk tanpa hati yang mantap. Lalu Engkau ulurkan tangan cinta-Mu Memberiku petunjuk untuk kembali pada-Mu. Takdir-Mu menyandingkan aku dengan dia tanpa kenal lebih dulu Tapi Engkau yakin aku akan kuat bersama dia…selalu. Musim dan hari berlalu Dalam suka dan duka di jalan-Mu Dengan dia sebagai bayang-Mu ...

Read More »

Tak Terpukau dengan Gajah

Oleh: Satria Hadi Lubis Suatu kali Imam Malik Rahimahullah duduk di Masjid Nabawi, seperti biasanya untuk mengajar dan meriwayatkan hadits. Para murid-muridnya pun duduk berkeliling di sekitar beliau dengan tenang menunggu kucuran ilmu dari sang guru yang mulia. Tiba-tiba di tengah-tengah konsentrasi belajar itu terdengar orang berteriak. “Gajah…gajah…gajah..!” Rupanya ada gajah yang lewat di luar masjid. Dan gajah bukanlah binatang ...

Read More »

Laa Hawla Walaa Quwwata Illa BILLAH

Oleh: Davy Byanca Di saat usiaku bertambah, aku merasakan tubuhku mengalami pergeseran. Terlepas dari seberapa besar aku mencobanya, aku tak bisa berlari secepat sebelumnya. Segala sesuatu bergeser: pipiku, lututku dan juga sikapku. Aku takjub dengan perasaan tenang yang aku alami saat ini. Peristiwa-peristiwa yang dulu membuatku meledak-ledak, sekarang bahkan tak membuatku bergeming. Perjalanan hidup membuatku semakin memahami makna hidup. Aku ...

Read More »

Syari’at dan Hakikat dalam Serat Sastra Gendhing

Karya: Sultan Agung Hanyakrakusuma Oleh: Salim A. Fillah Sekar: Dhandhanggula Gendhingira mobah lawan nangis, Dupi ageng akalnya binabar, Kuwajiban sakalira, Penggawe kang mrih hayu, Rahayune pratameng urip, Urip prapteng antakateka, Tekaping aluhur, Kaluhuraning kasidan, Tan lyan saking sarengat pratameng bumi, Tumimbang gumlaring jagad. Artinya: Gending (kehidupan ruhani) mengalun bersama tangis si bayi, Menuju besar, akalnya pun berkembang, Memahami kewajiban untuk ...

Read More »

Dewa Galon

Oleh: Doni Riw Bejo lahir di Selopamioro Bantul. Bapaknya seorang pembuat berhala, bernama Atmo Diwiryo. Atmo sering menerima pesanan berhala dari Jakarta. Berhala dari berbagai dewa pernah dia buat. Dia sangat menghargai kepercayaan kepada masing-masing berhala itu. Atmo sendiri memuja Sang Raja yang bernama Galon. Baginya Galon adalah Dewa tertinggi. Dia buat berhala Galon dalam ukuran yang lebih besar dari ...

Read More »

Sumur Pak Konyol

(Sebuah Cerita Mikro) Oleh: Doni Riw Alkisah, Pak Konyol punya sebuah sumur di belakang rumah. Konon dia tidak bisa menimba airnya. Oleh karena itu, dia memanggil Pak Feripto tukang timba dari kampung Mrika. Tapi aneh, Pak Feripto bukan digaji sebagai tukang timba, melainkan membawa pulang air yang ditimbanya sebagai harta mereka sendiri. Masa timba Pak Feripto terus diperpanjang oleh Pak ...

Read More »

Fatwa Anjing Pak Kiyai

Terkadang rusaknya agama bukan karena tak ada lagi yang memahami atau mengetahuinya. Tapi justru datang dari orang-orang yang lebih faham. Namun karena desakan kebutuhan duniawi, maka ia rela mengorbankan ajaran agama demi tercapainya ambisi walaupun harus menyesatkan orang banyak. Seperti yang terjadi di Kampung Situ Gunung. Siang itu kampung Situ Gunung lagi heboh. Ada seekor anjing mati. Tapi yang bikin ...

Read More »

Mertua Langka

  “Mah, ada nenek datang.” Suara anakku terdengar sampai ke dapur. “Mampus dah gue, mertua datang aku nggak punya apa-apa, beras habis, kulkas kosong, apa yang akan aku katakan padanya.” Saat suamiku masih bekerja aku selalu mengiriminya uang pun saat suamiku dipecat saat pandemi aku tetap mengiriminya uang hasil aku jualan dagangan orang lain dan hasil ngojek suamiku, agar dia ...

Read More »

Rumah Bau Melati

Waktu magrib yang menegangkan. Orang-orang bergerak menuju rumah kosong setelah pencuri kotak amal lari ke dalam bangunan angker untuk bersembunyi. Tidak ada azan magrib hari itu sebab seluruhnya pergi mengejar pencuri laknat yang lancang mencemari rumah suci dengan perbuatannya yang keji. Pencuri sialan! Dia harus ditangkap dan diadili! Rombongan massa itu saling sahut-menyahut, menumpahkan sumpah serapah, sesekali salah satu di ...

Read More »

BUNG HATTA YANG SAYA CINTAI

  Ketika itu buah-buahan di Negri Belanda sangat murah karena ekspornya ke Jerman mandek. Padahal ketika itu kami semua “kaya sebentar” karena mendapat uang saku banyak sekali. Sedangkan uang Republik yang kami bawa dapat ditukarkan dengan gulden Belanda dan koersnya 1:1. Kami yang sudah haus langsung menyerbu saja buah-buahan dalam peti sabun itu, tanpa melihat lagi harga yang dipasang di ...

Read More »