Breaking News
-(Foto : Merdeka)

Tak Terpukau dengan Gajah

Oleh: Satria Hadi Lubis

-(Foto : Merdeka)

Suatu kali Imam Malik Rahimahullah duduk di Masjid Nabawi, seperti biasanya untuk mengajar dan meriwayatkan hadits. Para murid-muridnya pun duduk berkeliling di sekitar beliau dengan tenang menunggu kucuran ilmu dari sang guru yang mulia. Tiba-tiba di tengah-tengah konsentrasi belajar itu terdengar orang berteriak.

“Gajah…gajah…gajah..!”

Rupanya ada gajah yang lewat di luar masjid. Dan gajah bukanlah binatang yang biasa ada di kota Madinah.

Mendengar teriakan itu dengan spontan murid-murid Imam Malik berhamburan berlarian ke luar masjid untuk menyaksikan gajah. Kecuali ada satu orang pemuda belia yang duduk dengan tenangnya di hadapan Imam Malik. Ia tidak terpengaruh dengan perbuatan teman-temannya.

Melihat hal itu Imam Malik Rahimahullah heran, lantas bertanya kepadanya, “Apakah kamu biasa melihat gajah? Banyakkah gajah di kampungmu? Kenapa kamu tidak ikut melihat gajah seperti teman-temanmu?”

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, pemuda itu menjawab: “Aku datang jauh-jauh dari negeri Andalusia (Spanyol) ke Madinah ini untuk melihat dan mengambil ilmu darimu tuan guru, bukan untuk melihat gajah”.

Imam Malik pun tercengang mendengar jawaban anak muda itu dan mendo’akan keberkahan untuknya.

Hingga hari-hari berikutnya ia menjadi salah seorang murid terbaik Imam Malik Rahimahullah yang menyebarkan madzhab Maliki di bagian barat bumi ini, yaitu di tanah Andalusia.

Imam Malik Rahimahullah menggelarinya dengan sebutan (أعقل أهل الأندلس) “Penduduk Andalus yang paling cerdas”. Beliaulah Imam Yahya bin Yahya Al Laytsi Al Andalusi Rahimahullah.

Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang keteguhan sikap untuk meraih apa yang dicita-citakan. Tidak terperdaya sedikitpun dengan godaan kiri dan kanan, apapun bentuknya.

Semoga Allah SWT menyelamatkan kita dari godaan “gajah-gajah” dalam meraih cita-cita tertinggi kita, yakni hidup bahagia di surga kelak. Fokus dan tetap tegak lurus di jalan Allah. Tanpa takut dan tanpa bersedih menghadapi ujian dalam hidup yang sangat singkat ini. Tidak takut kecuali kepada Allah dan tenang karena menjauhi dosa-dosa. Istiqomah sampai akhir hayat.

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka) maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.a” (Al Qur’an, Surat Fushilat, Ayat 30).

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur