Breaking News
Bung Hatta (berpeci) dalam sebuh perjalanan luar negeri (Foto : Istimewa)

BUNG HATTA YANG SAYA CINTAI

Bung Hatta (berpeci) dalam sebuh perjalanan luar negeri (Foto : Istimewa)

 

Ketika itu buah-buahan di Negri Belanda sangat murah karena ekspornya ke Jerman mandek. Padahal ketika itu kami semua “kaya sebentar” karena mendapat uang saku banyak sekali. Sedangkan uang Republik yang kami bawa dapat ditukarkan dengan gulden Belanda dan koersnya 1:1.

Kami yang sudah haus langsung menyerbu saja buah-buahan dalam peti sabun itu, tanpa melihat lagi harga yang dipasang di tiap peti. Pemilik kebun dan gadis-gadisnya senang sekali. Kami dilayani dengan ramah.

Oei Yong Tjioe yang matanya “awas” segera melihat bahwa buah-buah yang masih di pohon banyak yang lebih besar, lebih masak dan lebih menarik daripada yang di peti sabun. Tanpa permisi lagi ia petik sendiri. Pemilik kebun cuma tersenyum saja.

Sesudah banyak hasil petikannya, buah-buah itu ia bawa kepada Bung Hatta, untuk ditawarkan. Dengan tegas bung Hatta menolak, bahkan menegur perbuatan Oei Yong Tjoei itu. Karena keadaan tampak lucu, saya jadi tertawa keras. Bung Hatta membentak :

“Tan, mengapa jij tertawa?”

Saya jawab, “Bung Hatta ini agak aneh, memimpin revolusi berani, menyerobot buah pruim yang belum dijual tapi yang pemiliknya sudah memperlihatkan tanda persetujuan dengan berdiam diri, koq tidak berani?”

Dengan nada sangat serius Bung Hatta bilang, “Tan, jij berada di negeri orang yang sudah beres, jangan dikacau lagi!”

Saya berhenti tertawa.  Inilah Bung Hatta yang saya cintai dan saya segani.

 

(Oleh : Tan PO Goan S.H. Tulisan ini dishare oleh Agung Firdaus)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur