(Sebuah Cerita Mikro)

Oleh: Doni Riw

Alkisah, Pak Konyol punya sebuah sumur di belakang rumah. Konon dia tidak bisa menimba airnya. Oleh karena itu, dia memanggil Pak Feripto tukang timba dari kampung Mrika.

Tapi aneh, Pak Feripto bukan digaji sebagai tukang timba, melainkan membawa pulang air yang ditimbanya sebagai harta mereka sendiri.

Masa timba Pak Feripto terus diperpanjang oleh Pak Konyol. Entah apa yang membuat Pak Konyol bagai dicucuk hidungnya, hingga terus memperpanjang masa timba.

Anak-anak Pak Konyol mulai kritis. Mereka memprotes, mengapa justru Pak Feripto yang menguasai sumur? Serta hanya meninggalkan tanah becek yang licin dan membuat anak-anak Pak Konyol jatuh.

Pada suatu kesempatan, Pak Konyol dengan bangga berkata, “Kita akan mengambil alih sumur itu dengan cara membeli sahamnya dari Pak Feripto. Pak Konyol menambahi, “Harga saham sumur tersebut berhasil ditawar hingga murah.”

Para buzer turut memuja kejeniusan Pak Konyol dalam strategi mengambil alih sumur. Sungguh cerdas strategi Pak Konyol, membeli sumur miliknya sendiri.

Kisah ini hanya fiktif belaka. Jika ada kemiripan dengan kejadian nyata, bisa jadi itu disengaja.