Al-Mawardi rahimahullah pernah berkata, “Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat.” (Adabud-Dunya wad-Din hal.313, Dar Maktabah Al-Hayat, 1986 M, syamilah)
Terkadang juga yang membuat wibawa orang jatuh adalah seringnya rertawa dengan tertawa terbahak-bahak (ngakak). Jelas ini menjatuhkan wibawa dan terkesan tidak serius. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kebanyakan hanya tersenyum dan tidak tertawa terbahak-bahak. Karena seringnya seperti ini menunjukkan bahwa ia lupa atau lalai dengan akhirat
Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia berkata, “Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” (HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)
Demikian semoga bermanfaat.
? dr. Raehanul Bahraen
? muslimafiyah.com