Simadu Sarireja

Oleh: Joko Intarto

Cerita tentang nanas ini populer tahun 90-an. Saat saya baru menjadi wartawan Jawa Pos.

Alkisah, Subang begitu terkenalnya sebagai sentra buah nanas. Entah siapa yang memperkrnalkan, sampailah kisah nanas madu itu ke telinga pengusaha pengalengan buah tropis di Amerika Serikat.

Singkat cerita ia tertarik untuk mengalengkan buah nanas Subang. Ia utus orang kepercayaannya untuk datang ke Indonesia agar membuktikan langsung kualitas nanas Subang yang konon rasanya paling manis di dunia itu.

Kabar baik itu tersebar dengan cepat. Para pengusaha Indonesia berlomba-lomba menawarkan produk nanas Subang dengan membawakan sample buah nanas. Mereka pilih nanas terbesar dan termanis dengan harapan terpilih sebagai suplier.

Lebih dari 10 pengusaha yang menawarkan buah nanas. Tapi tidak satu pun yang terpilih. Pengusaha Indonesia bingung: Mengapa buah nanas terbaiknya tidak terpilih. Padahal mereka sudah menyortir buah terbaik dari yang baik.

Ternyata, pangkal persoalan bukan pada kualitas buahnya. Nanas Subang dinyatakan memenuhi kualitas dari segi apa pun. Kecuali: Ukurannya sangat besar. Dengan ukurannya, tidak mungkin buah nanas itu dimasukkan ke dalam kaleng. Ukuran kalengnya terlalu kecil.

Hari ini saya berkesempatan melihat langsung kebun nanas di surga nanas Simadu di desa Sarireja, Subang, Jawa Barat. Buah nanas ini dikembangkan PT Pupuk Kujang sebagai program tanggung jawab sosial perusahaan sejak 2019. Program ini masuk nominasi pemenang penghargaan Proper Emas 2022.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur