Breaking News
Azyumardi Azra (Foto : Istimewa)

Azyumardi Azra: Sang Profesor Zuhud

Oleh: Dandy Koeswaraputra

Azyumardi Azra (Foto : Istimewa)

Saya nunggu bis Kopaja di halte Metro Pondok Indah. Waktu hampir jam 10 malam. Tahun 1994. Pulang dari Kajian Tasawuf di Yayasan Wakaf Paramadina. Kaget, tiba-tiba ada yang sapa. Ternyata Doktor Azyumardi Azra. Salah satu pengajar di kajian itu.

Akhirnya kita saling menyapa dan menanyakan tujuan masing-masing. Saya ke Depok, beliau ke Ciputat.  Pak Azyumardi juga kaget kalau saya muridnya di kelas itu. Peserta kebanyakan peneliti, karyawan dan para senior mapan lainnya. Orang-orang yang butuh pencerahan rohani, setelah selesai dengan yang ritual. Saya sendiri yang mahasiswa awal.

Bersama beberapa tokoh lainya; Cak Nur, Gus Dur, Quraish Shihab, KH Ali Yafie, Pak Azyumardi mengajarkan konsep sufisme dari pemikir Islam masa lalu; Ibnu Arabi, Ibnu Sina, Ibnu Rush, Al Ghazali, Al Farabi dan tokoh Islam pra-modern lainnya. Beliau juga merujuk Sokrates, Platon, Aristoteles, dan filsuf Yunani lainnya.

Cara beliau memaparkan pemikirannya dengan bernas, lugas dan hati-hati ini membuat pengalaman dan pemahaman saya tentang sufisme justru datang dari cara dia memaparkan ilmunya. Rendah hati, taat pada rujukan, perlahan tapi akurat, membuat apa yang keluar dari mulut beliau sangat otoritatif.

Beliau mengajarkan tentang zuhud dari para pemikir Muslim. Tapi pada saat yang sama saya melihat langsung arti zuhud pada perilaku beliau. Pada saat beliau menyapa saya di halte bus hampir tiga dekade lalu. Kejadian itu seperti baru kemarin. Selamat jalan Profesor.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur