Breaking News
(Foto : Setiardi/Istimewa)

Mbah Rono

Oleh: Setiardi

(Foto : Setiardi/Istimewa)

Nama aslinya Surono. Kami memanggilnya Mbah Rono. Dulu, saat saya bekerja di Kantor Staf Khusus Presiden era SBY, Mbah Rono menjadi salah satu tokoh yang kerap nongkrong di kantor Presiden. Biasanya beliyo cangkrukan di ruang kerja Andi Arief, Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Saya kerap menyimak Mbah Rono saat bercerita soal g  unung berapi. Tentu dengan kepulan asap rokok di bibirnya. Itu cara Mbah Rono terhubung 24 jam dengan RI1. Pun sebaliknya.

Mbah Rono bukan sembarang tokoh. Beliyo adalah dedengkot ahli bidang gunung berapi di Indonesia. Presiden SBY sangat mempercayai doktor dalam bidang geofisika dari Universitas Savoei, Chambery, Prancis ini. Sebab, letusan vulkanik gunung berapi bisa diprediksi waktu dan besarannya. Itu ilmu yang (hampir) pasti. Mengelola negara memang harus berdasar pengetahuan. Itu demi rakyat. Seperti amanah Pembukaan UUD 1945: Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Saya tak tahu, mengapa tak ada peringatan dini kepada masyarakat sekitar atas erupsi raksasa Gunung Semeru Sabtu kemarin. Padahal itu tak mungkin terjadi ujug-ujug. Seharusnya korban jiwa dan luka bisa diminimalisir. Tapi saya ingin selalu berprasangka baik. Mungkin Pemerintah masih sibuk pasca perhelatan motor-motoran di Mandalika. Bisa jadi sedang mencari cara memindahkan 57 eks-KPK (hanya) menjadi ASN Polri, padahal katanya tak lulus tes kebangsaan. Atau, sedang serius memburu Harun Masiku. Siapa tahu …

About Redaksi Thayyibah

Redaktur